12 - Luka Lama (Repost)

3.2K 355 49
                                    

Tidak ada hal yang paling membahagiakan, selain karna seorang yang kita cintai, bisa menerima masa lalu kita dengan tangan terbuka, tanpa menghakiminya sedikitpun.

~ Dibalik Qalbu ~

🌿🌿🌿

Fatih terdiam, setelah mendengar cerita tentang masa lalu hidup istrinya itu, netra hitam meneduhkannya bersirobok dengan netra coklat terang milik Arsyila yang tampak berkabut.

"Jadi, kamu memiliki anak?" tanya Fatih.

Arsyila menganggukan kepala sebagai jawaban.

"Lalu, dimana anak kamu sekarang? Jangan bilang, kamu menelantarkannya?"

Arsyila tak menjawab, tangisnya kembali pecah kala mengingat anaknya.

"Arsy ... Hey, kenapa malah nangis? Saya hanya bertanya, dimana anak kamu sekarang?" Tangan Fatih terulur mengusap air mata yang berjatuhan mengenai pipi tembam Arsyila.

"Dia ... Dia di adopsi orang lain, karna aku nggak sanggup untuk membayar biaya persalinan rumah sakit, saat itu ada orang yang mau bantu membayar, asalkan anakku di adopsi olehnya ... Maka dari itu, aku bekerja keras menjadi waiters bar untuk mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya, supaya bisa mengambil anakku kembali," ucap Arsyila tertahan, ia menangis terisak.

Fatih dengan sigap merengkuh tubuh Arsyila yang tengah terguncang kedalam pelukannya.

Usia kandungan Arsyila waktu itu memasuki bulan ke tujuh, ia tidak mau terus-terusan menumpang dan memberatkan keluarga Myesha yang sudah begitu baik padanya. Dengan mati-matian, Arsyila yang tengah berbadan dua, berjuang kesana-kemari untuk bertahan hidup sendirian, pontang-panting mencari pekerjaan dengan hanya berbekal ijazah SMP, namun tidak ada yang mau menerimnya.

Arsyila yang tengah hamil itu terlalu beresiko tinggi bagi mereka, jika harus memperkerjakan Arsyila. Tak putus semangat, Arsyila terus mencari pekerjaan untuk biaya persalinannya nanti. Namun, ditengah pencarian pekerjaan, Arsyila tiba-tiba merasakan nyeri yang luar biasa pada perutnya, darah segar mengalir melewati betis, Arsyila berusaha meminta tolong pada warga sekitar yang melintas di depannya. Beruntung, masih ada orang yang mau menolong Arsyila untuk di bawa ke rumah sakit.

Sampai di rumah sakit, Arsyila langsung di larikan ke UDG, dokter yang menanganinya segera mengambil tindakan untuk operasi secar, untuk menyelamatkan bayinya. Arsyila yang saat itu hanya memikirkan keselamatan bayinya, langsung mengiyakan tanpa memikirkan biayanya. Operasi dilakukan, bayi Arsyila terlahir secara prematur, dan harus di rawat secara intensif di ruang incubator bayi.

"Saya akan bantu untuk mengambil kembali anak kamu. Karna mulai saat ini, dia anakku juga Arsyila," ucap Fatih lirih, ia mengeratkan pelukannya pada Arsyila, berusaha untuk menenangkan, sekaligus memberikan kekuatan pada istrinya itu.

Arsyila hanya diam dalam dekapan Fatih, air mata tak hentinya terus mengalir dari pelupuk matanya tanpa bisa ia cegah. Rindu pada sosok anaknya menghimpit dada Arsyila. Bayi merah yang di lahirkannya dulu, mungkin saat ini sudah berusia dua tahun setengah, tumbuh menjadi balita yang sangat menggemaskan.

Arsyila terus menumpahkan tangisannya di dada bidang Fatih, sampai tak terasa ia terlelap akibat kelelahan menangis.

Fatih lantas mengangkat tubuh mungil Arsyila, dibaringkannya tubuh istrinya itu dengan hati-hati ke tempat tidur, kemudian ikut berbaring di sebelahnya.

"Saya janji Arsyila ... Saya akan memjaga kamu, membahagiakan kamu dan saya janji, akan membawa anak kamu kembali ke tangan kamu secepatnya," batin Fatih. Netra hitam meneduhkannya, menatap wajah cantik Arsyila yang tengah terpejam. Satu kecupan lembut, mendarat di pipi tembam Arsyila.

Dibalik QalbuWhere stories live. Discover now