24 - Dua Hati Yang Terluka (Repost)

3.4K 352 44
                                    


Jangan menyerah, meski kehilangan ini begitu menyakitkan. Yakin lah, akan tiba saatnya kebahagiaan itu kembali hadir mewarnai harimu.

~ Dibalik Qalbu ~

🌿🌿🌿

Sepeninggal Ummi Aminah, Fatih melangkahkan kakinya ke kamar mandi untuk mengambil wudhu sebelum melaksanakan shalat sunah malam. Dinginnya air keran yang mengalir membasahi pori-pori kulit, sedikit menenangkan hati Fatih. Setelah selesai dengan ritual wudhunya, Fatih kembali melangkahkan kaki keluar dari kamar mandi.

Fatih menghentikan langkah di depan lemari untuk mengambil baju koko, sarung, dan juga sajadah. Netra hitam meneduhkannya menatap hampa pada sebuah baju koko berwarna coklat susu. Memori otaknya membawa ia berkelana pada ingatan tentang kebersamaanya dengan Arsyila.

"MasyaAllah ... Aa Fatihnya Neng Arsy, ganteng banget sih." Netra coklat terang milik Arsyila tampak berbinar menatap Fatih. Lengkungan senyum manis tak luput dari wajah cantiknya.

"Oh, jelas dong. Aa mah, udah ganteng dari lahir. Kalau nggak ganteng, Neng Arsyantik nggak bakal mau sama Aa."

"Dih, Aa pede banget sih. Maksudnya tuh, aku suka liat Aa pake baju koko coklat susu ini, bikin Aa keliatan bersinar. Bukan Aanya yang ganteng." Arsyila menjulurkan lidah ke arah Fatih, bermaksud mengejek suaminya itu.

Fatih yang mendengar hal itu, sontak memasang wajah 'duck face' khas dirinya saat sedang merajuk, atau pura-pura kesal pada tingkah Arsyila. "Gitu yah, sama suami sendiri. Awas loh, kualat. Kena azab, masuk neraka ntar nggak mau saya tolongin kamu."

Arsyila sontak tertawa melihat tingkah merajuk Fatih padanya, tangan mungil gadis itu terulur mencubit pipi Fatih. "Uluhh ... uluh ... gemesin banget sih, suaminya Neng Arsy ini."

"Lepas. Jangan pegang-pegang! Saya nggak kenal sama kamu." Fatih menepis pelan tangan Arsyila yang berada di pipinya. Netra hitam meneduhkannya mendelik tajam menatap sosok Arsyila yang berdiri berhadapan dengannya.

Arsyila terkekeh geli, netra coklat terangnya membalas tatapan Fatih dengan lembut. Tinggi tubuh mungilnya yang hanya sebatas dada bidang Fatih, membuat Arsyila harus sedikit berjinjit untuk menjangkau wajah suaminya itu.

Cup.

Satu kecupan lembut Arsyila daratkan di pipi sebelah kanan Fatih. Setelah itu, ia berlari kecil memasuki kamar mandi dengan tawa renyah yang berderai dari bibir mungilnya. Meninggalkan Fatih yang tampak terkejut dengan aksi singkat Arsyila.

Perlahan, bibir Fatih melengkungkan segaris senyum. Tangan kekar pria itu terangkat mengusap pipi kanannya yang tertinggal jejak kecupan Arsyila.

Lamunan Fatih tentang kenangan manisnya bersama Arsyila buyar, saat suara gemuruh guntur yang menggelegar, tertangkap Indra pendengarnya.

"Astaghfirullahal-ladzim... Lihatlah Arsyila, baru beberapa jam tanpa kamu, saya sudah merasakan rindu. Bagaimana mungkin, saya mengkhianati kamu?" Fatih tertawa sumbang, setitik air mata tampak tergenang di sudut matanya.

Tangan kekarnya terulur untuk mengambil baju koko coklat susu itu. Menghembuskan nafas jengah, Fatih segera memakai baju koko berserta sarungnya. Pria itu melangkah ke sudut kamar, kemudian menggelar sajadahnya menghadap kiblat.

Dengan khusu, Fatih mulai melaksanakan shalat sunah taubat sebanyak dua raka'at. Memohon ampunan pada Allah SWT, atas segala dosanya.

Tidak ada manusia di dunia ini yang dalam hidupnya, tidak memiliki kesalahan atau perbuatan yang buruk, baik itu disengaja ataupun tidak. Tentunya perilaku yang buruk dan mengandung dampak yang mudharat atau merugikan, apalagi terhadap orang banyak adalah perbuatan yang bisa jadi bernilai dosa di hadapan Allh SWT.

Dibalik QalbuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang