9 - Throwback Arsyila [1] - (Repost)

3.4K 364 21
                                    

Dalam hidup ini, hanya ada tiga fase yang akan kita lalui, setiap fasenya memiliki pelajaran yang bisa di jadikan untuk mengevaluasi diri kita.

Apa yang terjadi kemarin, adalah sebuah pelajaran,

Apa yang akan terjadi hari ini, adalah sebuah kejutan,

Dan apa yang akan terjadi esok, adalah sebuah misteri.

Apapun yang terjadi dalam hidupmu, entah itu baik atau buruk.

Ambil sisi positifnya, buang sisi negatifnya.

~Dibalik Qalbu ~

🌿🌿🌿

Fatih dan Arsyila sampai di rumah saat jarum jam menunjukan pukul sepuluh lebih lima belas menit. Malam yang semakin larut, membuat udaranya semakin terasa dingin menusuk pori-pori kulit sampai ketulang.

Lampu rumah sudah padam, itu artinya Ummi Aminah sudah terlelap dengan alam mimpinya, untung saja Fatih membawa kunci rumah cadangan sebelum pergi tadi, jadi ia tidak perlu mengganggu tidur nyenyak Ummi tercintanya.

Keduanya kemudian langsung melangkah menuju kamar Fatih, setelah sebelumnya mengunci pintu utama kembali.

Fatih berjalan kearah kamar mandi setelah sebelumnya mengambil baju ganti di lemarinya, sedangkah Arsyila, ia duduk dibawah tempat tidur yang beralaskan karpet beludru sembari menunggu Fatih bersih-bersih, ia menyalakan televisi untuk mengusir rasa bosannya.

"Aa sini, katanya tadi ada yang mau ditanyain ke aku," ujar Arsyila pada Fatih, begitu ia melihat suaminya yang baru keluar dari kamar mandi dengan wajah yang terlihat segar dan lebih fresh dari sebelumnya.

Pemilik netra hitam meneduhkan itu menatap Arsyila lembut dengan segaris senyum yang terpatri diwajah tampannya, Fatih melangkah mendekati Arsyila.

"Bersih-bersih dulu sana, Aa tungguin disini," ucap Fatih pada Arsyila, tubuh jangkungnya sedikit merunduk kebawah untuk mensejajarkan posisinya dengan Arsyila yang tengah duduk.

"Nih, handuknya," tangan kekarnya terulur memberikan sebuah handuk dan satu set baju tidur kearah Arsyila, "nggak usah mandi, cuci muka, tangan, kaki, sama gosok gigi aja. Sama ganti juga bajunya."

Arsyila menganggukan kepala, kemudian bangkit dari duduknya, tangannya terulur untuk menerima handuk dan baju yang disodorkan Fatih.

"Tungguin disini yah, awas aja kalau langsung tidur duluan," ucap Arsyila, ia menatap Fatih dengan sedikit melototkan mata bulatnya itu, bermaksud untuk mengancam.

Fatih dibuat terkekeh dengan tingkah menggemaskan istrinya itu,

"Iya, udah sana cepetan," sahut Fatih, tangannya mendorong bahu Arsyila pelan.

"Iya, iya ... nggak usah didorong-dorong juga dong."

Arsyila kemudian melangkahkan kakinya memasuki kamar mandi, meninggalkan Fatih yang kemudian duduk di karpet beludru.

Lima belas menit kemudian, Arsyila keluar dari kamar mandi dengan sudah mengenakan baju tidur bermotif doraemon dan hijab instan berwarna biru. Ia kemudian melangkah mendekati Fatih yang tengah asyik memainkan ponselnya, ia lalu duduk disebelahnya.

"Udah, Neng?" tanya Fatih, ia kemudian menyimpan ponselnya disaku celana, netra hitam meneduhkannya beralih fokus pada Arsyila yang duduk disampingnya.

"Hah, Neng siapa?" Dahi Arsyila tampak bergelombang, kedua alisnya tertaut heran, netra coklat terangnya menatap Fatih tak mengerti, saat telinganya mendengar sebuah panggilan asing terlontar dari bibir suaminya.

Dibalik QalbuWhere stories live. Discover now