22 - Retak (Repost)

3K 367 43
                                    


Jangan memaksa kehendak dengan lisan. Seolah hati berkeinginan atas harapan.
Tidakkah pikirmu tersirat cinta?
Sedang yang berjuang kau anggap luka.

~ Dibalik Qalbu ~

🌿🌿🌿

Arsyila turun dari taksi dengan tergesa-gesa, ia berlari kecil memasuki Garden Caffe. Netra coklat terang miliknya berpendar ke seluruh penjuru caffe, berharap menemukan sosok yang tengah di carinya saat ini.

Arsyila tak melihat sosok Fatih di dalam kedai kopi ini, Arsyila hanya melihat sosok Regas yang sedang duduk di kursi tak jauh dari pintu masuk kedai. Arsyila melangkahkan kaki menghampiri Regas yang melambaikan tangan ke arahnya.

"Mana? Katanya mereka ada di sini? Koq, nggak ada?" tanya Arsyila pada Regas. Ia menarik kursi di depan Regas untuk  duduk.

"Tuh." Regas memalingkan wajahnya ke arah samping kanan, menunjuk keluar kedai kopi.

Arsyila mengikuti arah pandang Regas. Dari dalam kedai kopi tempat Arsyila duduk saat ini, ia melihat sosok Fatih dan Myesha yang masuk ke dalam mobil secara bersamaan.

Jantung Arsyila berdetak abnormal, ribuan jarum terasa menusuk ulu hatinya, sakit, perih bukan main. Netra coklat terang milik Arsyila tampak memburam akibat genangan air mata yang siap meluncur bebas.

"Gue bener kan? Mereka punya hubungan khusus, Fatih mengkhianati lo Arsyila!"

Regas menatap tajam Arsyila yang duduk termenung di depannya, tatapan Arsyila masih terpaku ke arah luar kedai kopi, mengamati sosok Fatih dan Myesha yang perlahan meninggalkan pelataran cafe, menggunakan mobil Myesha.

"Apa yang mereka sembunyikan dari aku?" tanya Arsyila lirih, air mata jatuh membasahi pipi tembamnya.

"Mereka jelas mengkhianati lo. Fatih dan Myesha bermain api di belakang lo, buka mata lo lebar-lebar Arsyila, liat kebeneran ini!"

"Nggak! Ini nggak mungkin, ini pasti cuman salah paham aja." Arsyila menggelengkan kepala, tangan mungilnya bergerak untuk menghapus air matanya secara kasar.

"Bagian mananya yang nggak mungkin? Kenyataan udah jelas ada di depan mata Arsyila!"

Regas yang geram dengan Arsyila, bangkit dari duduknya. Regas berjalan mendekat ke arah Arsyila, ia lantas duduk tepat di samping Arsyila.

"Percaya sama gue Arsyila, Fatih itu nggak baik. Dia mengkhianati lo."

Arsyila diam tak menjawab, sungguh perasaan Arsyila berkecamuk tak tentu arah. Arsyila bingung sendiri dengan hatinya saat ini. Sulit bagi Arsyila untuk percaya dengan apa yang di ucapkan Regas. Namun, rasa percayanya pada Fatih juga perlahan mulai luntur, saat dengan mata kepalanya sendiri, ia melihat Fatih bersama Myesha.

"Arsyila Shaqueena, menikahlah denganku. Aku mohon. Aku nggak rela Fatih nyakitin kamu, cukup aku aja yang dulu pernah menyakiti kamu ... Tolong kasih aku satu ke sempatan untuk menebus semua kesalahanku."

Netra hitam tajam bak elang milik Regas, bersirobok dengan netra coklat terang milik Arsyila. Dalam beberapa detik, tatapan mereka bertemu, membuat dada Arsyila bergemuruh hebat hingga menimbulkan rasa sesak. Arsyila segera mengalihkan tatapannya.

"Maaf, aku nggak bisa." Arsyila buru-buru bangkit dari duduknya, dengan langkah tergesa Arsyila berlari kecil meninggalkan kedai kopi itu dengan perasaan yang hancur berkeping-keping. Lagi, air mata Arsyila jatuh membasahi pipi tembamnya tanpa bisa ia cegah.

🌿🌿🌿

"Assalamualaikum, Ummi," ucap Fatih, begitu ia masuk ke dalam rumah melihat sosok Ummi Aminah tengah duduk di kursi ruang tamu, menunggu ke datangan anak dan menantunya.

Dibalik QalbuWhere stories live. Discover now