5 - Janji Tak Tuntas (Repost)

3.9K 398 50
                                    

"Nilai seorang lelaki itu bukan terletak pada wajahnya yang rupawan, tapi dari cara dia menghormati kehormatan seorang wanita."

~ Dibalik Qalbu ~

🌿🌿🌿

Sepulang dari rumah Myesha, pagi ini Fatih mengajak Arsyila untuk jalan-jalan ke pasar tradisional. Berbelanja baju muslimah untuk Arsyila, dan keperluan lainnya.

Dari luar pun, pasar sudah terlihat ramai. Fatih membelokkan sepeda motornya ke tempat parkir. Lalu kemudian turun, begitu merasa motornya sudah aman, Fatih menitipkan kepada pihak keamanan yang menjaga parkiran.

Fatih dan Arsyila berjalan beriringan memasuki area pasar lebih dalam, Arsyila yang baru pertama kalinya menginjakkan kaki di pasar tradisional, menatap takjub ke pedagang alat-alat dapur, toko klontong, tempat menjahit, dan banyak lagi.

Suasana pasar yang dipadati oleh pengunjung, membuat keduanya harus berjalan berdesak-desakan, Fatih berjalan di depan Arsyila, sedangkan Arsyila mengekor dari belakang tubuh Fatih, tangan kanannya terulur kebelakang tubuhnya untuk menggenggam tangan Arsyila.

"Jangan dilepas tangan 'Aa, takutnya ilang ntar," ucap Fatih sedikit berbisik pada Arsyila.

Arsyila hanya tersenyum mendengarnya, tangan mungilnya membalas genggaman tangan Fatih lebih erat.

"Eh, Pak! Jangan cunihin dong," ujar Arsyila dengan nada tinggi, dia menghentikan langkahnya, kemudian berbalik kebelakang, ia menatap tajam kearah bapak-bapak yang memakai topi tepat berdiri dibelakang Arsyila.

Fatih otomatis ikut menghentikan langkahnya.

"Kenapa, koq marah-marah sama si Bapaknya?" tanya Fatih, ia menatap Arsyila meminta penjelasan.

"Ini si Bapaknya colek-colekin pinggang aku terus loh 'A," sahut Arsyila.

"Bener apa yang dikatakan istri saya barusan, Pak?" Fatih beralih bertanya pada Bapak di depannya itu.

"Nggak Kang! Saya nggak ngapa-ngapain koq," sahut Bapak itu, berbohong pada Fatih.

"Ihh bapak koq, nggak mau jujur ngakuin perbuatan tak senonoh bapak sih?"

"Rek ngaku kumaha? Orang aing teu ngalakukeun?"

"Sudah-sudah! Saya tau bapak tidak berkata jujur. Lain kali jangan sembarang menyentuh yang bukan mahramnya sebarangan Pak, dosa!" ujar Fatih. Ia kemudian beralih menatap Arsyila yang terdiam disampingnya, "Ayok jalan lagi, kamu di depan, gantian 'Aa yang di belakang. Biar nggak ada yang modus pegang-pegang kamu, nggak rela saya," gerutu Fatih jengkel.

Fatih kemudian beralih ke belakang tubuh Arsyila, tangan kekarnya masih setia menggenggam tanggan mungil Arsyila. Keduanya kemudian kembali berjalan menyusuri pasar.

Setelah beberapa menit berjalan, berdesakan dengan para pengunjung lain, Fatih dan Arsyila berhenti disalah satu toko yang menjual berbagai pakaian muslimah lengkap dengan pernak-pernik lainnya. Fatih menyuruh Arsyila untuk memilih beberapa baju gamis yang disukai.

"Yang ini bagus nggak, kalau menurut 'Aa?" tanya Arsyila, tangannya memegang sebuah gamis berwarna pastel, dengan bagian bawahnya yang dirempel, ia menunjukkannya pada Fatih.

"Bagus koq," sahut Fatih.

"Ya, udah aku ambil yang ini satu yah,"

"Sama yang ini nih, bagus,"

"Sama yang ini juga, cocok buat kamu deh,"

"Ini juga, nih." Fatih memberikan beberapa gamis ketangan Arsyila, dengan warna dan model berbeda, yang menurut Fatih cocok dipakai Arsyila.

Dibalik QalbuWhere stories live. Discover now