17 - Pernyataan Regas (Repost)

2.7K 318 24
                                    

Permata tidak akan indah tanpa gesekan. Sama halnya dengan manusia. Tak akan ada yang sempurna tanpa cobaan.

~ Dibalik Qalbu ~

🌿🌿🌿

"Maksud kamu apa, Re?"

"Gue udah masuk islam," ucap Regas lirih, namun masih bisa di dengar oleh Arsyila.

Arsyila syok bukan main. Ia menatap tajam Regas yang duduk di hadapannya.

Dari dulu, yang Arsyila tahu, Regas selalu menganggap agama itu tidak penting dan memutuskan untuk tidak memeluk satupun agama.

Regas bukan seorang ateis yang tidak mempercayai keberadaan Tuhan. Ia lebih bisa disebut agnostik. A berarti tidak atau tanpa, sedangkan gnostik adalah pengetahuan. Menurut kamus Merriam Webster, agnostik adalah orang-orang yang memiliki pemahaman bahwa, ada tidaknya Tuhan, tidak dapat diketahui.

Dari sebuah buku karya Achdiat K, yang pernah Arsyila baca, keyakinan seperti itu, ternyata ada empat spektrum. Pertama adalah ateis agnostik, yang berarti orang yang tidak percaya Tuhan, tapi ia juga tak yakin, apakah Tuhan benar tidak ada atau mungkin ada. Kedua adalah ateis gnostik, yang berarti orang yang percaya Tuhan itu tidak ada dan tahu bahwa Tuhan memang tidak ada. Ketiga adalah teis-agnostik, yang percaya bahwa Tuhan ada, tapi tak bisa mengetahui apakah pemahamannya benar atau tidak. Keempat adalah teis-gnostik, yang percaya bahwa Tuhan ada dan tahu bahwa Tuhan benar-benar ada.

"Sejak kapan kamu masuk islam? Bukannya kamu—"

"Gue masuk islam tiga bulan yang lalu, ceritanya panjang ... Satu hal yang harus lo tahu, Arsyila. Dua tahun yang lalu, setelah kejadian itu ... Gue menghilang bukan karna lari dari tanggung jawab gue ... Tapi, karna gue berusaha berjuang untuk meraih keimanan gue kembali, dan mengikrarkan syahadat. Supaya gue, bisa menikahi lo, secara sah di mata agama dan negara."

Arsyila diam membisu, lidahnya kelu. Ia tidak tahu harus berbuat apa, mendengar sebuah kenyataan yang terlontar dari mulut Regas, ada rasa perih yang mengiris hatinya.

Regas yang melihat Arsyila hanya diam, tak merespon apapun, kembali melanjutkan perkataanya. "Lo tahu, gimana rasa sakitnya, ketika orang yang selama ini kita perjuangkan mati-matian, ternyata udah jadi milik orang lain ... Sakit, marah, kecewa. Tapi gue nggak bisa berbuat apa-apa, gue cuman bisa mencoba untuk ihklas menerima kenyataan. Toh, kalau gue nggak bisa milikin lo, gue masih punya harapan buat milikin anak gue."

Ada setitik air mata yang jatuh dari pelupuk mata Regas. Arsyila tercenung melihat itu, selama ini yang Arsyila kenal, Regas adalah sosok cowok tempramental tinggi, tangguh, egois, kasar, dan tidak punya peri kemanusiaan sedikitpun. Namun, Regas yang ada dihadapannya saat ini, terlihat rapuh, lemah, dan tidak berdaya. Sangat berbeda jauh dengan sosok Regas yang Arsyila kenal sebelumnya.

"Arsyila."

"Ya."

"Gue ... Ah, maksudnya, aku ... Aku minta maaf. Mungkin maaf aja nggak cukup buat menebus semua kesalahan aku di masa lalu. Tapi, tolong ijinin aku buat memperbaiki semuanya."

Arsyila masih diam membisu, ia bingung harus berbuat apa. Di sisi lain, ada rasa haru yang menyusup batinnya saat mendengar penuturan tulus yang terlontar dari bibir Regas. Tapi, di sisi lain, ada perasaan yang sulit sekali ia mengerti tentang hatinya untuk Fatih.

"Menikahlah denganku Arsyila. Kita cari anak kita, dan kita besarkan dia dengan penuh kasih sayang utuh dari Papah dan Mamahnya." Netra hitam tajam Regas menatap Arsyila dengan lembut dan penuh harap.

Dibalik QalbuWhere stories live. Discover now