10 - Throwback Arsyila [2] - (Repost)

2.9K 331 19
                                    

Perempuan itu ibarat mutiara dalam cangkang kerang yang tersimpan jauh di dasar lautan.

Tidak sembarangan orang yang bisa memilikinya, hanya orang tertentu yang berhasil berjuang dengan susah payah yang bisa memilikinya.

~ DIBALIK QALBU ~

🌿🌿🌿


Arsyila terbangangun dengan kepala yang masih terasa pusing, tubuhnya terasa remuk, netra coklat terang gadis itu berpendar mengatamati sekeliling ruangan. Sebuah kamar yang terasa asing tertangkap netranya.

Tatapannya terhenti pada sosok cowok yang tengah tertidur di sampingnya, Arsyila membelalakkan mata terkejut.

"Regas!" ucap Arsyila tertahan.

Regas Fernando, dia adalah kakak kelas Arsyila di sekolah. Regas memang kerap kali mengejar-ngejar Arsyila di sekolah, berkali-kali menyatakan cinta padanya, namun ia selalu menolak. Karna Arsyila tahu bagaimana Regas. Lagi pula Myesha, sahabatnya itu selalu melarang keras Arsyila untuk tidak berpacaran. Katanya, Pacaran itu mendekati zina, zina itu dosa. Bisa menjerumuskan kita ke dalam lebah hitam. Arsyila yang memang tidak begitu paham akan aturan dalam agama Islam, hanya mengiyakan saja, sebab ia sendiri terlahir dari kelaurga yang minim akan ilmu Agama, berbeda dengan Myesha yang terlahir dari keluarga kental akan ilmu Agama.

Tangis Arsyila pecah, ia terisak cukup kencang, hingga membuat Regas yang tengah tertidur pulas di sampinya itu mulai terusik.

"Brengsek!!"

"Kenapa lo, tega lakuin ini sama gue?" tanya Arsyila, ia menatap tajam kearah Regas yang tengah bersandar ke kepala ranjang.

Regas tersenyum miring, dengan santai tangan kekarnya menyalakan rokok, mengisap lalu menyemburkan asapnya tepat di depan wajah Arsyila yang tengah menganis.

"Gimana rasanya ketika harga diri lo, gue hancurin, nona Arsyila Shaqueena?" Bukannya menjawab, Regas malah balik bertanya dengan senyum devilnya.

Arsyila tidak menjawabnya, ia terus menangis terisak, dadanya terasa sakit bukan main, harga dirinya hancur terinjak-injak oleh lekaki di depannya ini, kedua tangan Arsyila memukul-mukul tubuh Regas yang berhadapan dengannya.

"Regas brengsek!!"

"Gimana ... Gimana kalau gue hamil?" tanya Arsyila lirih, ia menatap Regas dengan sorot terluka.

"Gue bakal tanggung jawab kalau itu terjadi. Asal dengan satu syarat,"

"Sya...rat apa?"

"Lo, harus jadi pacar gue."

"Pacar?"

"Kenapa? Nggak mau lo? Ya, gue sih nggak rugi kalau lo nggak mau, tapi inget kalau lo hamil, jangan minta tanggung jawab gue!"

Mendengar itu, sontak Arsyila menganggukkan kepala. Tidak ada pilihan lain untuknya, selain menerima tawaran Regas. Ia tidak bisa dengan sombongnya menolak laki-laki itu secara mentah-mentah seperti yang sering di lakukannya, karna saat ini, ia butuh laki-laki itu untuk bertanggung jawab karna telah merenggut kesuciannya.

"Maafkan aku, Cha ... Maaf, mengingkari janjiku, aku tidak bisa menjaga diriku baik-baik," batin Arsyila.

Arsyila terus menangis terisak, menyesli tindakan gegabahnya semalam. Andai saja ia langsung pulang, tidak menginjakkan kaki di tempat kotor itu dan meminum alkohol sebanyak itu, kejadian ini mungkin tidak akan menimpanya.

Dibalik QalbuNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ