21 - Konspirasi (Repost)

3K 315 36
                                    

Jangan pejamkan matamu untuk melihat.
Jangan tumpulkan hatimu untuk merasa.
Karna mungkin yang tersirat, lebih bermakna dari yang tersurat.

~ Dibalik Qalbu ~

🌿🌿🌿

Suara adzan subuh terdengar berkumandang, suhu udara pagi ini berada di empat belas derajat Celcius, membuat hawa dingin Kota Bandung, terasa semakin menusuk pori-pori kulit. Fatih bangun dari tidurnya, merenggakan otot-otot tubuhnya yang terasa kaku akibat tertidur di sofa.

Fatih melangkahkan kaki masuk ke dalam kamar, netra hitam meneduhkannya menangkap siluit Arsyila yang tengah menggelar sajadah, dengan mukena putih yang melekat di tubuh mungilnya.

Tanpa menghiraukan Arsyila, Fatih berjalan ke arah lemari, mengambil baju koko dan sarung barunya untuk di kenakannya pagi ini, kemudian masuk ke dalam kamar mandi untuk mensucikan diri terlebih dahulu.

Lima menit kemudian, Fatih keluar dari kamar mandi dengan baju koko merah maron, sarung batik coklat yang melekat di tubuh kekarnya, wajah tampannya tampak bersinar, dengan setetes air sisa wudhu yang jatuh dari rambut hitamnya.

"Aa, mau kemana?" tanya Arsyila, begitu netra coklat terang miliknya melihat sosok Fatih yang melangkah keluar dari kamar tanpa sepatah katapun untuk menyapanya.

"Shalat jamaah di mesjid," sahut Fatih tanpa menoleh ke arah Arsyila, dan terus melanjutkan langkahnya keluar dari kamar, meninggalkan Arsyila yang terdiam mematung dengan mata yang mulai berkaca-kaca.

Arsyila menatap punggung kokoh Fatih dengan sendu, setetes air mata jatuh membahasi pipi tembannya, buru-buru Arsyila mengusap air matanya dengan kasar.

"Aa, tunggu!" Arsyila berlari kecil mengejar langkah Fatih yang telah sampai di depan pintu utama.

Fatih yang hendak membuka pintu, mengurungkan niatnya. Fatih membalikkan tubuh untuk menatap Arsyila yang kini berdiri di hadapannya.

"Ini kopiahnya ketinggalan." Arsyila sedikit berjinjit untuk mensejajarkan tubuh mungilnya dengan tubuh jangkung Fatih, tangan Arsyila terulur untuk memakaikan kopiah di kepala Fatih. "Nah, kalau gini kan, Aa Fatihnya Neng Arsy tambah kasep," ucap Arsyila kemudian, dengan senyum kecil yang menghiasi wajah cantiknya.

Fatih hanya diam mematung melihat apa yang di lakukan Arsyila padanya. Netra hitam meneduhkannya tak lepas memandangi wajah cantik Arsyila yang tampak sendu, meski senyum kecil terulas dari bibir mungil gadis itu.

Tanpa sepatah kata, Fatih berlalu dari hadapan Arsyila, melanjutkan kembali langkahnya yang sempat terhenti untuk pergi ke mesjid.

"Kamu kenapa, A? Apa yang terjadi sama kamu? Kenapa kamu jadi berubah seperti ini? Bahkan kamu nggak mengucapkan salam sama sekali," monolog Arsyila. Air mata kembali tajuh membahasi pipi tembannya. Netra coklat terangnya tak lepas memandangi punggung kokoh Fatih yang menjauh.

Arsyila kembali masuk ke dalam kamarnya setelah sebelumnya kembali menutup pintu. Arsyila berdiri di atas sajadah yang tadi telah di gelarnya, perlahan dengan tubuh bergetar, dan hati yang menahan sesak, Arsyila mulai melaksanakan shalat subuhnya. Arsyila berusaha untuk khusuk dalam shalatnya, namun tidak bisa. Air matanya terus berlinang tanpa bisa Arsyila cegah. Hingga tiba di sujud terakhirnya, setelah tahiat akhir, dan mengucap salam, tangis Arsyila pecah di atas sajadahnya, Arsyila kembali bersujud, mencurahkan segala isi hatinya pada Allah SWT.

🌿🌿🌿


Usai melaksanakan shalat subuh berjamaah di mesjid, Fatih tak langsung pulang ke rumahnya. Fatih memilih langsung pergi ke Garden coffe, tempat janjiannya bertemu dengan Myesha pagi ini. Sebuah kedai kopi yang cukup terkenal di Bandung ini, kebetulan buka 24 jam.

Dibalik QalbuWhere stories live. Discover now