19 - Dilema (Repost)

2.9K 325 35
                                    

Andai kesusahan adalah hujan dan kesenangan adalah matahari. Maka kita akan butuh keduanya untuk bisa melihat pelangi.

~ Dibalik Qalbu ~

🌿🌿🌿

Seorang gadis tampak duduk diam di depan teras mesjid, netra coklat terangnya tampak memandang kosong ke depan. Seminggu mencoba menenangkan diri di mesjid ini, dengan beritikaf, mendekatkan diri pada Allah SWT, namun tak juga menemukan jawaban yang membuat hatinya gundah, kembali tenang.

Masih terngiang dalam otaknya, tentang apa yang di lontarkan oleh laki-laki yang telah menghancurkan harga dirinya, sebelum ia memutuskan untuk menjauh semestara dari orang-orang yang di sayanginya.

"Menikahlah denganku, sebelum benihku kembali tumbuh di rahimmu, Arsyila."

Gadis itu, Arsyila Shaqueena. Istri dari seorang Muazam Al-Fatih, kembali menjatuh air matanya kala mengingat, ucapan Regas padanya.

Sungguh, Arsyila sangat dilema saat ini. Ia bingung harus mengambil langkah apa untuk kebaikan hidup dirinya, Fatih, dan Regas. Di sisi lain, hatinya telah jatuh pada sosok pemuda shaleh seperti Fatih, yang telah mengubah dirinya jauh lebih baik. Namun, di sisi lain, hatinya juga merasa tak pantas jika ia terus bersikap egois, dengan mempertahankan sosok lelaki sebaik Fatih, sementara raganya telah di jamah oleh laki-laki lain. Sungguh, Arsyila merasa hina dan tak pantas bersandingan dengan Fatih. Sempat terbesit dalam benaknya, untuk melepaskan Fatih.

"Kenapa melamun disini? Nggak masuk ke dalam, sebentar lagi kajian di mulai."

Suara bariton dari arah belakang, membuyarkan lamunan Arsyila. Gadis itu, buru-buru menghapus sisa air mata di pipinya, kemudian menegapkan tubuhnya, sebelum menoleh ke belakang.

Netra coklat terangnya menangkap siluit seorang pemuda, dengan memakai jubah, dan sorban yang mengalungi lehernya. Arsyila terperanjat kaget, saat sadar, sosok yang berdiri di depannya, adalah sosok yang sama dengan orang yang di temuinya di tempat hiburan malam, tiga bulan lalu.

"Kamu ... Kamu yang waktu itu memberikan sorban padaku, bukan?" tanya Arsyila, ia menatap pemuda itu dengan tatapan mengitimidasi.

Pemuda itu tersenyum sekilas, tanpa menjawab pertanyaan Arsyila, ia membalikan tubuhnya ke belakang, kemudian melangkah masuk ke dalam mesjid.

"Hei, kamu belum menjawab pertanyaanku!" teriak Arsyila.

Pemuda itu menghentikan langkahnya tepat di abang pintu mesjid, saat mendengar teriakan Arsyila yang begitu nyaring.

"Masuklah dulu, ikuti kajian kali ini, bukannya kamu membutuhkan jawaban untuk masalah yang kamu hadapi saat ini?" sahut pemuda itu, tanpa menoleh ke arah Arsyila. Kemudian, kembali melanjutkan langkahnya masuk ke dalam mesjid.

Arsyila terdiam mematung menatap punggung kokoh pemuda bersorban itu, dalam benaknya, muncul berbagai pertanyaan tak mengerti tentang sosok pemuda bersorban itu.

Arsyila melangkahkan kakinya ke tempat wudhu, sebelum kemudian ia masuk ke dalam mesjid, untuk mengikuti kajian hari ini.

Setelah sebelumnya, kajian ini di buka dengan tadarus ayat suci al-qur'an, kemudian di lanjutkan dengan dakwah. Tema kajian kali ini membahas tentang masalah anak hasil perzinahan.

"Apabila seorang perempuan single berbuat zina dan hamil, maka anak hasil zina itu akan dinasabkan pada ibunya, bukan pada ayahnya. Karena itu si anak tak berhak mendapat warisan dari ayahnya. Jika, anaknya perempuan, kelak ketika ia akan menikah maka yang menjadi wali nikahnya adalah wali hakim. Anak hasil zina juga tidak wajib dinafkahi oleh ayahnya. Jadi ada empat hal yang terputus, nasab, waris, kewalian, dan nafkah. Akan tetapi hubungan mahram tetap ada, tidak terputus, karena bagaimana pun juga, anak itu hasil dari air maninya, artinya jika anak itu perempuan, sang ayah haram menikahi anaknya."

Dibalik QalbuWhere stories live. Discover now