30

1.9K 154 17
                                    

Sebelumnya~~

"Oppa, benarkah ini Seokjin Oppa?" tanyanya melongo tak percaya.

"Oppa tidak salah lihat kan, Seonji-ya?"

💜
💜
💜
💜
💜
💜
💜

"Kalian sama sekali tidak salah lihat Seonji-ya, hyung"

"Oppa serius?"

Dia spontan menoleh memandang sang kakak dengan manik mata yang masih membola.

"Memangnya sejak kapan Oppa bohong?"

"Kapan Oppa mendapatkan pesan ini dari Hanseol Oppa?"

"Sebelum makan malam tadi"

"Pantas saja sebelum makan malam dimulai, wajahmu kelihatan sedikit bahagia"

"Jadi menurut hyung, aku tidak bahagia begitu?"

"Kan kamu sendiri yang bilang? Kau sangat mirip dengan Jin, selalu terbawa kefikiran"

"Kan aku adiknya, jelas saja mirip dengan Seokjin hyung"

"Aahh... Jadi begitu... Pantas saja kita tidak mirip sama sekali"

"Eh? Bukan itu maksudku hyung"

"Gomawo..." ucap Jinhyuk malas.

"Ah hyung... Hyung marah ya? Eoh?"

"Ani"

"Aish hyung! Jangan marah..." rengek Chani.

Chani terus merengek pada Jinhyuk. Ini pertama kalinya ia menunjukkan sisi imutnya di depan mata kakak angkatnya. Belum pernah ada yang merasakan sifat manja Chani seperti ini selain dengan Seokjin.

"Ayolah hyung.... Jangan marah ya? Ya? Ya? Ya...." rengek Chani.

"Aish jinjja! Jangan merengek seperti bayi bisakan?!" teriak Jinhyuk.

Ia tersentak kaget saat mendengar teriakan dari namja yang berstatus kakak angkatnya. Bahkan dia spontan menegapkan tubuhnya karena saking kagetnya. Tanpa kata, Jinhyuk pergi dengan senyum penuh kemenangan. Mengerjai adiknya ada enaknya juga fikirnya.

"Sudah, tidak perlu di fikirkan. Biarkan saja" ujar Sangwoo mengusap bahu putranya.

"Ne" jawab Chani lesu.

💜
💜
💜

Pagi ini, di sebuah rumah yang terbilang tidak begitu minimalis. Hangyul harus segera bangun pagi-pagi. Alasannya, kakak sulung keluarga Lee telah kembali dari Amerika bersama dengan orang yang sudah ia anggap sebagai kakak. Hangyul mengubah posisinya menjadi duduk. Wajahnya masih terlihat seperti wajah bantal. Ia menggaruk kepalanya yang gatal karena bangun pagi. Mendongakkan kepalanya menatap jam dinding. Bahkan dia harus menyipitkan matanya dulu agar bisa melihatnya dengan jelas.

Jam 4.38 pagi.

Merasa nyawanya sudah terkumpul 35%, dia harus segera melesat ke kamar mandi. Jam 9 sang kakak telah sampai di Korea. Jam 8 kurang dia harus berangkat.

Ani! Jam 6.40 pagi Hangyul sudah harus berangkat menjemput sang kakak. Untungnya hari ini hari sabtu. Sabtu itu adalah weekend yang sangat dinantikan oleh semua orang. Tidak ingin terlambat ia bergegas menyelesaikan mandinya. Mandipun dia hanya selesai dalam waktu 10 menit.

"Lee Hangyul!"

Teriak seorang yeoja dari bawah. Namun teriakan sang kakak tak dia dengar. Sontak membuat sang kakak kesal. Ia memilih berjalan menaiki tangga menuju kamar si magnae. Suara ketukan kamar membuat Hangyul tersentak kaget.

I'm Fine || Kim Seokjin ✓Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin