25

1.9K 166 4
                                    

Sebelumnya~~

"Pasien Cha Minji sudah tidak bisa bertahan lama lagi. Sel-sel kanker yang tersebar di tubuhnya telah menggerogoti organ-organ tubuh dalamnya. Dia hanya akan bertahan jika masih ada penopang hidupnya yang bertengger di tubuhnga. Kami akan meminta persetujuan dari pihak keluarga pasien untuk melepas semua alat-alat penopang hidup di tubuhnya. Jadi saya tidak akan memaksa kalian untuk menyetujuinya sekarang juga"

❤️
❤️
❤️
❤️
❤️
❤️

Deg

Sekai lagi. Pernyataan yang BARU saja di katakan oleh dokter muda tersebut, sangat menohok hati namja berbahu lebar tersebut. Ia menatap kosong ke arah dalam ruang UGD.

"Kami akan memindahkannya ke ICU"

"Gamsahamnida Uisanim. Kami akan segera memberitahu pihak keluarganya" Joon membungkuk hormat berterima kasih pada dokter muda di hadapannya.

"Baiklah. Kalau begitu saya permisi"

Joon mengangguk mengiyakan. Sebelum Jungho benar-benar akan pergi. Ia terlebih dulu menatap namja yang ia kenal. Tengah menatap kosong lurus ke depan. Saaaangat kosong. Ia merasa, kenapa harus dia lagi yang merasakan kehilangan? Jungho tahu rasa kehilangan itu seperti apa. Ia hanya ingin menguatkan namja yang sangat ia kenal ini.

"Jin-a" panggil Jungho pelan.

Tak ada respon dari sang empu nama. Ia tak mendengar seakan dia adalah seorang Tuna Rungu. Dia menulikan telinganya saat ini.

"Kuatkan dirimu. Hyung tahu bagaimana rasanya di tinggalkan. Jangan bersedih terlalu lama dan hyung mohon, jangan menyiksanya untuk tetap terus bertahan. Dia sudah menyerah Jin, hanya saja dia belum bisa tenang jika salah satu dari kalian belum bisa mengiklaskannya pergi"

Puk

Puk

Setelah menepuk bahu Seokjin guna menguatkannya, Jungho melenggang pergi begitu saja. Tatapan Seokjin masih begitu kosong. Ponsel yang bederingpun ia hiraukan.

"Nak Seokjin, Ahjumma mohon, jangan seperti ini nak. Jangan memperburuk kondisimu"

Ibu Joon menatap sendu ke arah Seokjin. Ia bisa merasakan betapa pedihnya hati namja yang rapuh sepertinya. Perasaan Seokjin saat ini begitu kacau. Dia tak bisa menjenguk Minji setelah dia tahu bahwa adiknya ini di vonis kanker otak. Seokjin terduduk lemas di lantai dingin rumah sakit.

"Hyung!" seru Joon.

Dia begitu terkejut saat tiba-tiba Seokjin merosot ke bawah. Pandangan masih kosong. Kakinya begitu lemas hanya sekedar untuk berdiri. Joon berjongkok mensejajarkan tubuhnya dengan tubuh sang kakak. Ia menatap sendu wajah Seokjin yang begitu kacau. Liquid bening tiba-tiba mengalit tanpa diperintah dari manik matanya. Dia tidak menangis sesegukan ataupun meraung-raung.

Sedangkan di sisi lain, mereka begitu resah saat Seokji meninggalkan rumah begitu saja tanpa pamit.

"Ke mana perginya Seokjin hyung?" cemas Chani.

"Chani-ya, apa kau tidak lelah eoh?" tanya Hoseok yang sudah sedikit lelah karena menemani Chani.

Yoongi dan Jungkook sudah tidur sedari tadi. Dalam keadaan panikpun mereka masih bisa tidur rupanya. Tapi Mereka justru tidak bisa tidur. Keduanya terus gelisah dalam tidur mereka. Jungkook spontan mendudukkan dirinya.

"Aku tidak bisa tidur" lesu Jungkook.

"Nado"

"Chani hyung, coba kau telfon lagi ponsel Jin hyung" usul Jungkook.

I'm Fine || Kim Seokjin ✓Where stories live. Discover now