SABRINA - BAB XV

61 12 0
                                    

RAKA STORY

"Bi, lebih cepat dorongnya! Raka benar-benar khawatir sama Sabrina, Bi!" Ujar Raka menggebu-gebu kepada Bibi yang sedang mendorong kursi rodanya.

Raka dan Bibi, akhirnya sampai di depan Ruang tindakan di mana ruangan tersebut terdapat Sabrina sedang ditangani oleh Dokter yang berjaga.

"Jun, gimana keadaan, Sabrina?" Dengan nada panik Raka bertanya kepada Juno.

"Gue nemuin, Sabrina udah tergeletak di lantai kamarnya, Ka. Ada banyak baretan di sekujur tubuhnya dan ada memar di bagian kening Sabrina. Mungkin kalau memar dia kebentur, tapi gue nggak tahu kenapa ada banyak baretan di tubuhnya, Ka," ujar Juno heran. Raka terdiam dan menyadarkan tubuhnya di kursi roda.

REVAN STORY

Revan baru saja tiba di rumah sakit. Dia menghampiri Raka dan Juno yang berada di kursi tunggu depan ruangan Sabrina ditangani.

"Gimana keadaan, Sabrina?" Tanyanya membuka pembicaraan dengan Raka dan Juno.

Raka tiba-tiba menggenggam tangan Revan dengan kuat sambil menunduk ke arahnya, "Please, Van, gue tahu, lo punya kelebihan. Tolong Sabrina, Van," Raka menangis tersedu-sedu sambil memohon kepada Revan yang baru saja tiba.

Revan berlutut di hadapan Raka dan melepaskan genggamannya, "Nggak perlu memohon gini, Ka, pasti gue bantu Sabrina, semampu gue. Gue tahu, perasaan lo gimana sekarang. Sabar ya, Ka, doain Sabrina, yang lagi berjuang di dalam. Lo juga harus tenang dan jangan banyak pikiran. Kalau lo drop, nanti gimana kalau Sabrina, nyariin, lo?" Jelas Revan dengan senyuman.

"Gue sayang sama Sabrina, Van, gue nggak bisa kehilangan dia, Van. Kalau bisa tukar posisi sama dia, akan gue lakuin Van," Raka tetap menangis saat menjelaskan apa yang ingin disampaikan kepada Revan.

"Iya, gue ngerti. Berdoa yang terbaik untuk Sabrina. Karena Allah, yang dapat mengubah takdir seseorang," ujar Revan dengan senyuman.

Raka hanya terdiam sambil meneteskan air matanya. Juno menepuk pundak Raka dan mencoba menyemangatkannya kembali. Raka mencoba tegar atas cobaan yang bertubi-tubi menimpanya. Raka mulai tersenyum kembali setelah mendapat dukungan dari Juno dan Revan.

****

Sekitar 15 menit kemudian, Dokter keluar dari ruang tindakan. Dokter menjelaskan bahwa tidak ada luka dalam pada Sabrina, tetapi banyak luka robek di sekujur tubuhnya. Dokter sempat bingung dengan apa yang terjadi, tetapi Dokter sudah melakukan tindakan yang terbaik untuk Sabrina. Dokter juga mengatakan bahwa Sabrina sudah sadar dan dapat langsung ditemui saat ini.

Raka, Juno, dan Revan memasukin ruangan, sementara Bibi dan Mang Darto menunggu di ruang tunggu. Revan membantu mendorong kursi roda Raka untuk memasuki Ruangan.

"Raka, kok kamu malam-malam keluar, bukannya tadi kamu lagi tidur, ya?" Lirih Sabrina.

"Yaelah, Sab! Masa pacar-nya mau kangen-kangenan nggak boleh, hahaha," Juno mencoba mencairkan suasana. Semua akhirnya tersenyum semeringah mendengar ucapan Juno.

Raka membuka pembicaraan kembali, "Kamu apa yang sakit, Bii?" Tanya Raka menahan isak tangis.

"Aku nggak apa-apa kok, Ka, hanya rada perih di badan aja. Kamu ke sini sama, siapa?" Tanya Sabrina yang masih tidak berdaya.

"Aku sama Bibi dan Mang Darto juga," Raka mencoba tersenyum kepada Sabrina.

Sabrina membuka pembicaraan dengan Juno, "No, Ayah sama Mama Tiwi kok belum pulang, ya?" Tanya Sabrina.

"Belum, Sab, udah ya, jangan pikirin yang aneh-aneh. Mama sama Papah ada di rumah Nenek kok, jadi mereka aman," Juno mengelus kening Sabrina.

"Revan, lo sendirian, ke sini?" Tanya Sabrina.

SABRINA: LOVE IS A CURSE [TERBIT] | CIRCLE OF DARKNESS [ON GOING]Where stories live. Discover now