37

7.2K 651 7
                                    

Chaeyoung tidak bisa menunggu Jaehyun pulang hanya untuk pergi ke dokter kandungan. Ia bisa pergi sendiri tidak peduli orang-orang akan menganggapnya apa. Chaeyoung ingin tahu secara pasti apakah dia benar-benar hamil atau tidak.

Menunggu namanya dipanggil Chaeyoung duduk di ruang tunggu bersama beberapa wanita. Hatinya merasa miris melihat wanita-wanita itu datang ditemani suaminya, tidak seperti dia yang datang seorang diri. Orang-orang pasti menganggapnya hamil diluar nikah dilihat dari tatapan yang mereka layangkan padanya.

Seorang wanita yang sedang hamil besar baru saja datang lalu duduk di sampingnya. Ia tidak datang sendiri tentunya karena Chaeyoung sempat mendengar jika suami wanita itu pamit ke toilet. Wanita itu terlihat lebih tua darinya beberapa tahun. Ia tersenyum saat keduanya tak sengaja bertemu pandang.

"Apa kau datang sendiri?" tanya Wanita itu. Suaranya lembut tanpa ada nada menghakimi.

"Iya," jawab Chaeyoung.

"Apa kau datang untuk memeriksa kehamilan?"

"Iya. Aku tidak terlalu yakin dengan hasil testpack jadi aku memutuskan untuk memeriksakan ke dokter kandungan."

Wanita itu mengangguk paham, ia mengelus perutnya yang sudah membesar. "Aku juga sama sepertimu dulu. Aku juga tidak percaya dia hadir secepat itu. Rasanya sangat bahagia mendengar detak jantungnya untuk pertama kali."

"Bagaimana rasanya hamil?" tanya Chaeyoung penasaran.

Wanita itu kembali tersenyum. "Rasanya luar biasa. Kau tidak akan
Menyangka ada kehidupan lain di dalam tubuhmu sampai dia mulai tumbuh."

"Nyonya Park Chaeyoung."

"Oh namaku sudah dipanggil. Kalau begitu aku masuk dulu," pamit Chaeyoung.

***

"Kau yakin tidak mau kutemani? Aku bisa izin pada Chanyeol Hyung hari ini." Jongin mengusap kepala Jennie lembut.

Jennie menggelengkan kepalanya. "Oppa lanjut saja bekerja aku bisa sendiri. Lagipula Oppa masih ada meeting kan setelah ini."

"Kau yakin?" tanya Jongin memastikan.

Jennie mengangguk lalu tersenyum.

"Aku berjanji akan menemanimu besok," ucap Jongin. Ia merasa bersalah tidak bisa menemani Jennie memeriksakan kandungan kali ini karena ia harus kembali ke kantor setelah mengantar Jennie kerumah sakit.

Jennie mengangguk. Wanita itu mendekat lalu mencium bibir Jongin.

"Hati-hati di jalan Oppa," ucap Jennie sebelum keluar dari dalam mobil Jongin.

"Kabari aku jika kau sudah sampai di rumah nanti."

"Ne."

Jennie berjalan menuju ruangan dokter kandungan yang ada dilantai 3 rumah sakit.

Saat di belokan lorong rumah sakit ia tak sengaja bertabrakan dengan seorang wanita hingga kertas dan foto usg yang dibawa wanita itu terjatuh.

"Ah Maaf." Jennie menunduk untuk mengambil map milik wanita itu. Matanya membulat saat menyadari wanita itu adalah Chaeyoung.

"C-chaeyoung?"

Chaeyoung tak kalah kaget melihat Jennie disini. Jennie menatap kertas dan foto usg di tangannya lalu kembali menatap Chaeyoung dengan tatapan penuh tanda tanya.

"Apa ini?" tanya Jennie meminta penjelasan.

"Eonnie itu-"

"Apa kau hamil?"

Chaeyoung tidak menjawab, namun keterdiamannya Jennie anggap sebagai jawaban 'iya'.

Tiba-tiba Jennie memeluk Chaeyoung erat. Ia bahkan tidak bisa menahan tangis bahagianya mengetahui Chaeyoung tengah hamil sekarang.

***

Dua orang wanita itu duduk berhadapan. Saat ini mereka tengah berada di sebuah restoran karena Jennie mengajak Chaeyoung ke sana sekaligus makan siang bersama.

"Dimana kau tinggal sekarang? Aku mencarimu ke rumahmu bahkan ke panti, tapi kau tidak ada."

Chaeyoung menunduk. "Aku tidak bisa memberitahumu."

Jennie mengerti, Chaeyoung pasti takut ia memberitahu Chanyeol mengenai keberadaan wanita itu.

"Aku tidak akan memberitahu pada Chanyeol Oppa, aku janji. Aku hanya ingin memastikan kau tinggal di tempat yang aman," ucap Jennie meyakinkan.

"Aku tinggal di apartemen Jung Jaehyun. Jangan salah paham Eonnie! Kami tidak tinggal bersama."

Jennie menghela napas lega. Setidaknya ia tahu Chaeyoung tinggal di tempat yang aman dan layak. Apalagi ia juga mengenal Jaehyun. Ia yakin pria itu akan menjaga Chaeyoung.

"Eonnie," panggil Chaeyoung membuat Jennie kembali menatapnya.

"Bagaimana keadaan Jinyeol?"

Jennie melihat raut kekhwatiran di mata Chaeyoung. Ia tidak tega mengatakan yang sebenarnya pada Chaeyoung, tapi ia juga tidak bisa berbohong. Bagaimanapun juga Chaeyoung harus tahu bagaimana kondisi Jinyeol saat ini.

"Aku akan mengatakan yang sejujurnya," Jennie menatap Chaeyoung dalam. "Jinyeol tidak baik-baik saja. Dia sering menangis karena merindukanmu."

"Jisoo Eonnie pasti marah karena aku tidak bisa membahagiakan Jinyeol dan hanya bisa memberikan kesedihan padanya," ucap Chaeyoung lirih.

"Tidak Chaeyoung-ah. Kau sudah melakukan yang terbaik untuk Jinyeol."

Yang terbaik?

Hal terbaik yang Chaeyoung lakukan untuk anak itu hanyalah membuatnya menangis. Membuat Jinyeol kembali merasakan kesedihan akibat ditinggalkan.

"Sampai kapan kau akan bersembunyi?" tanya Jennie.

Chaeyoung menggeleng. "Aku tidak tahu."

"Awalnya aku mendukungmu untuk meninggalkan Chanyeol Oppa, tapi melihat perjuangannya demi mencarimu dan kondisimu sekarang aku sarankan kau pikirkan matang-matang untuk ke depannya. Jangan sampai salah langkah karena di sini bukan hanya tentang masa depanmu, tapi anakmu juga."

"Aku mengerti Eonnie. Aku akan memikirkannya."

***

TBC.

17 September 2019.

PROMISE (ChanRosé)Where stories live. Discover now