7

5.9K 628 10
                                    

Sesampainya di rumah sakit Chanyeol langsung bergegas turun dari mobil disusul Jongin sedangkan Sehun terpaksa harus memarkirkan mobil Chanyeol terlebih dahulu karena pria itu dengan seenaknya meninggalkan mobilnya tepat di depan lobby rumah sakit.

Di depan ruang IGD sudah ada  Jennie, Chaeyoung, Lisa, Suho dan Jinyeol. Wajah mereka terlihat cemas dan Jinyeol menangis dipelukan Chaeyoung. Perhatian mereka teralih pada Chanyeol yang datang bersama Jongin.

"Appa!" pekik Jinyeol lalu berlari kearah Chanyeol.

Chanyeol segera menggendong putranya untuk menenangkannya. Tapi, bukannya semakin tenang tangisan Jinyeol malah semakin keras. Terlihat sekali anak itu ketakutan dan terpukul melihat keadaan Eommanya.

"Hiks Eomma akan baik-baik saja kan Appa?" tanya Jinyeol disela tangisannya.

"Eomma akan baik-baik saja Jinyeol-ah tidak akan terjadi sesuatu padanya," ucap Chanyeol mencoba menenangkan putranya.

Disaat seperti ini ia tidak boleh panik. Ia harus memikirkan Jinyeol juga karena jika ia panik Jinyeol akan semakin khawatir.

"Apa yang terjadi?" tanya Jongin pada Jennie.

"Aku tidak tahu pastinya, tapi Jinyeol tadi menelfon Chaeyoung tentang kondisi Jisoo Eonnie setelah itu kami langsung kesini," jelas Jennie pada suaminya.

Sehun datang bertepatan dengan pintu ruang IGD terbuka. Seorang dokter pria yang sudah berusia hampir setengah abad keluar dari sana. Chanyeol segera menghampirinya dengan masih menggendong Jinyeol.

"Bagaimana Kondisi istri saya dokter?" tanya Chanyeol langsung.

"Kondisi Nyonya Kim Jisoo semakin memburuk kita tidak bisa berbuat banyak sekarang."

Tiba-tiba saja Chanyeol menurunkan Jinyeol lalu menarik kerah dokter itu. Amarah tercetak jelas di matanya. Suho dan Sehun langsung menahan Chanyeol walau kekuatan mereka tak seberapa dibanding Chanyeol yang sedang diselimuti amarah.

"APA KATAMU?!" bentak Chanyeol pada dokter itu.

Jinyeol segera berlari kearah Chaeyoung karena takut melihat kemarahan ayahnya itu.

"Chanyeol tenangkan dirimu!" Suho berusaha menarik Chanyeol dibantu Sehun dan Jongin hingga Cengkraman Chanyeol terlepas dari kerah kemeja dokter itu.

"BAGAIMANA AKU BISA TENANG HYUNG! ISTRIKU SEDANG SEKARAT DIDALAM SANA DAN DOKTER SIALAN INI BILANG TIDAK BISA BERBUAT BANYAK!" Suara mengelegar Chanyeol memenuhi koridor rumah sakit. Membuat beberapa pengunjung menoleh kearahnya.

"Tolong jangan membuat keributan disini," ucap dokter itu menenagkan.

Seorang suster keluar dari ruang IGD. "Dokter, Nyonya Kim sudah sadar tapi kondisinya tidak stabil," ucap Suster itu.

Dokter itu segera masuk kedalam diikuti Chanyeol. Dokter itu segera memeriksa kondisi Jisoo. Sebuah keajaiban ketika detak jantung Jisoo yang sebelumnya melemah dan hampir tak terdeteksi kini kembali berdetak walau masih bisa dibilang lemah. Dokter itu menoleh pada Chanyeol.

"Kondisi nyonya Kim tidak bisa dikatakan membaik karena komplikasi pada jantungnya. Walau sekarang ia sudah sadar, tapi kita tidak tahu kedepannya nanti bagaimana," jelas dokter pada Chanyeol.

"Dokter aku ingin bicara dengan suamiku," ucap Jisoo.

Dokter itu mengangguk lalu keluar diikuti suster yang membantunya tadi.

Pria itu berdiri kaku di tempat melihat berbagai alat tertempel di tubuh wanita yang sangat ia cintai. Tiba-tiba ia teringat kejadian 4 tahun lalu saat kondisi Jisoo kritis setelah melahirkan Jinyeol secara cesar. Dua minggu Jisoo koma sebelum akhirnya ia sadar saat Chanyeol hampir depresi memikirkan bagaimana Jinyeol tumbuh tanpa sosok ibu mengingat kondisi Jisoo saat itu.

"Chanyeol Oppa," panggil Jisoo lirih.

Chanyeol segera mendekati ranjang yang di tempati Jisoo. Pria itu menggenggam tangan istrinya erat seakan mengisyaratkan bahwa semuanya akan baik-baik saja.

Jisoo tersenyum lemah. Tangan satunya terulur untuk mengusap pipi Chanyeol lembut hingga membuat pria itu memejamkan mata menikmati usapan Jisoo dipipinya.

"Aku mendengar suaramu tadi," ucap Jisoo lirih.

"Jangan lakukan itu lagi, kau bisa membuat semua orang takut," lanjutnya.

"Aku tidak bisa membiarkan hal buruk terjadi padamu Jisoo-ya. Setelah ini aku akan membawamu berobat ke Singapura agar kau bisa segera sembuh,"  ucap Chanyeol.

"Oppa aku ingin bertemu dengan Jinyeol," pinta Jisoo.

"Tunggu sebentar."

Chanyeol keluar ruangan dan tak berselang lama ia kembali dengan menggendong Jinyeol. Mata anak itu sembab karena terlalu lama menangis. Chanyeol mendudukan putranya di tepi ranjang.

"Eomma."

"Jangan menangis Jinyeol-ah. Eomma tidak apa-apa."

"Aku takut hiks Eomma pingsan dan tidak bergerak tadi," ucap Jinyeol sesenggukan.

"Jinyeol-ah apapun yang terjadi kau harus menepati janjimu pada Eomma ya? Jadilah anak yang baik dan patuh. Jangan menyusahkan Appa dan para Imo-mu."

Jinyeol mengangguk. "Aku berjanji."

Jisoo tersenyum lalu membelai lembut puncak kepala Jinyeol. Perlahan ia menarik Jinyeol kedalam pelukannya lalu mencium kepala Jinyeol lembut.

"Setelah ini kau harus memanggil Chaeyoung Imo dengan sebutan Eomma, kau mau melakukannya kan?" bisik Jisoo tepat ditelinga Jinyeol yang dibalas anggukan oleh putranya tersebut.

Wanita itu melepaskan pelukannya lalu mencium kening dan kedua pipi Jinyeol.

"Ingatlah Eomma selalu menyayangimu."

Chanyeol membantu putranya untuk turun dari ranjang dan mengantarnya keluar. Ia kembali kedalam lalu duduk dikursi sebelah ranjang Jisoo.

"Apa yang kau bisikkan pada Jinyeol?" tanya Chanyeol penasaran.

"Rahasia Eomma dan anaknya," balas Jisoo sambil tertawa, namun tawanya seketika berhenti saat merasakan denyutan yang menimbulkan rasa sakit yang luar biasa di dadanya.

Ini kesempatannya untuk bicara dengan Chanyeol. Segera!

"Oppa," panggil Jisoo.

"Apa kau mau sesuatu?"

"Berjanjilah padaku."

Chanyeol mengerutkan keningnya, namun tak urung ia mengangguk.

"Menikahlah dengan Chaeyoung."

***

Tbc.

Dont forget Vote & Comment😊

22 Juni 2019

PROMISE (ChanRosé)Where stories live. Discover now