20

7.4K 681 29
                                    

Double up 🙌🙌🙌

***

Semakin hari semakin Chaeyoung mencoba menghindari Chanyeol. Keduanya hanya bertemu saat sarapan itupun tidak ada percakapan ataupun kontak mata antara keduanya. Chanyeol seperti tidak terlihat di mata Chaeyoung begitupun sebaliknya. Untung saja si kecil Jinyeol tidak menyadari ada yang aneh dengan kedua orang tuanya.

Bukannya Chaeyoung marah atau benci kepada Chanyeol, tapi ia hanya menghindari pria itu agar kebenciannya pada Chaeyoung sedikit berkurang karena Chaeyoung yakin Chanyeol juga enggan untuk bertemu dengannya. Sedangkan Chanyeol menyadari jika wanita itu sengaja menghindarinya. Sejujurnya Chanyeol sudah bisa menerima semuanya, namun ia belum memiliki kesempatan untuk meluruskan segalanya.

Yoora benar. Ia tidak seharusnya menyalahkan Chaeyoung. Pikirannya saat menemukan buku itu sedang kacau dan membuatnya gelap mata hingga membenci wanita yang begitu baik, yang mau mengorbankan kehidupannya demi menepati janjinya pada Jisoo.

Namun, melihat sikap Chaeyoung padanya akhir-akhir ini membuat rasa bersalah Chanyeol semakin besar apa lagi mengingat semua perlakuan buruknya pada Chaeyoung saat sebelum menikah ataupun setelah menikah. Dan kini ia merasa menjadi pria paling jahat di dunia ini.

Park Chaeyoung adalah wanita berhati baik dan tulus yang sudah ia kenal sejak dulu bahkan sebelum mengenal Jisoo. Dengan semua kesederhanaannya mampu membuat seorang Park Chanyeol kagum padanya. Wanita yang rela mengorbankan perasaannya demi kebahagiaan sahabatnya. Wanita yang sanggup menanggung semua rasa sakit sendirian.

Mungkin jika dulu Chanyeol tidak jatuh cinta pada Jisoo bisa saja pilihannya akan jatuh pada Chaeyoung. Namun, sayangnya ia lebih tertarik dengan sifat ceria Jisoo dan mengabaikan kelembutan yang ada dalam diri Chaeyoung.

Mungkin kini sudah saatnya ia membuka lembaran baru bersama Park Chaeyoung.

***

Suara ketukan di pintu membuat konsentrasi Chanyeol pada layar Monitor terhenti. Setelah mempersilahkan orang itu masuk Chanyeol kembali memusatkan perhatiannya pada layar monitor di hadapannya.

Wendy berjalan memasuki ruangan dengan langkah anggun. Senyuman pun tak luntur dari bibirnya.

"Ada apa Wendy?" tanya Chanyeol tanpa menoleh pada wanita itu.

"Saya hanya ingin mengingatkan bahwa satu jam lagi akan ada rapat dengan Wakil Direktur dari ParkJ Company, Sajangnim." Jelas Wendy.

Chanyeol mengangguk. Ia hampir lupa dengan rapat itu karena terlalu sibuk memantau perkembangan pembangunan pusat perbelanjaan di Tokyo.

"Baiklah. Segera siapkan ruang rapat dan kabari Jongin dan Sehun. Oh dan bawakan kontrak kerjasamanya ke sini."

"Maaf Sajangnim bukankah anda sendiri yang menyimpannya?" tanya Wendy bingung. Seingatnya ia sudah memberikan kontrak itu kepada Chanyeol seminggu yang lalu.

"Apa maksudmu?"

"Saya sudah memberikan kontrak itu kepada anda dan anda sendiri yang membawanya pulang untuk diperiksa."

"Shit!" umpat Chanyeol. Ia baru ingat jika semalam ia meninggalkannya di ruang kerja. Ini pertama kalinya Chanyeol melakukan kecerobohan semacam ini.

"Apa ada masalah Sajangnim?" tanya Wendy khawatir.

"Sepertinya aku meninggalkannya di rumah. Kau siapkan saja semuanya aku akan menyuruh orang rumah untuk mengantarkannya."

"Baik Sajangnim."

Setelah Wendy keluar Chanyeol segera mengambil ponselnya. Entah mengapa satu-satunya orang yang terlintas di pikirannya adalah Chaeyoung. Mungkin karena akhir-akhir ini ia selalu memikirkan Chaeyoung yang selalu menghindarinya.

Tepat pada dering kedua Chaeyoung sudah mengangkat telfonnya.

"Apa kau sedang sibuk?" tanya Chanyeol tanpa basa-basi.

"T-tidak. Ada apa?" tanya Chaeyoung terdengar gugup.

"Salah satu dokumen pentingku tertinggal di ruang kerja. Bisakah kau membawakannya ke sini? Map Biru di Buatas meja."

"Baiklah akan aku antar segera."

"Terima kasih." Chanyeol memutus sambungan telfonnya secara sepihak.

***

Chaeyoung menatap gedung tinggi 30 lantai di hadapannya. Ini pertama kalinya ia menginjakkan kaki di kantor milik Chanyeol. Ia cukup kaget tadi melihat nama Chanyeol tertera di layar ponselnya. Ia juga berusaha menahan kegugupannya walau pada akhirnya gagal juga.

Sambil memeluk map biru yang Chanyeol maksudkan ia melangkah memasuki lobby kantor yang penuh dengan orang yang berlalu lalang dan terburu-buru. Seketika Chaeyoung merasa minder berada disini. Beberapa orang menatapnya dengan pandangan aneh karena pakaian yang ia kenakan. Mana ada orang datang ke kantor dengan menggenakan Dress rumahan berbahan chiffon dengan motif floral?

Chaeyoung melangkahkan kakinya menuju meja receptionist.

"Ada yang bisa saya bantu Nona?" tanya wanita yang bertugas di sana dengan ramah.

"Aku ingin bertanya dimana letak ruangan Tuan Park Chanyeol?"

"Apa anda sudah membuat janji?"

"Umm dia sendiri yang menyuruhku datang untuk mengantar dokumen yang tertinggal di rumah," balas Chaeyoung.

"Ruangan Tuan Park ada dilantai 25. Anda bisa memakai lift khusus tamu paling ujung."

"Terima kasih."

***

Chanyeol berjalan dengan gelisah di ruangannya. Sudah 45 menit ia menunggu Chaeyoung, namun wanita itu tidak kunjung datang. Ia sebenarnya bisa saja membuat lagi kontrak itu, tapi waktunya tidak cukup dan sialnya file nya juga ada di dalam laptop yang kebetulan juga ia tinggal di rumah.

Suara ketukan di pintu membuat Chanyeol langsung berbalik. Bahunya langsung menurun seketika saat melihat Wendy memasuki ruangannya.

"Ruang Meeting sudah siap Sajangnim dan Wakil direktur ParkJ Company sudah tiba."

Tok tok

Pintu kembali diketuk. Wendy langsung berjalan menuju pintu dan membukanya. Matanya menatap wanita dengan dress rumahan dihadapannya dengan pandangan aneh.

"Maaf ada keperluan apa anda kemari?" tanya Wendy.

"Aku mengantarkan dokumen milik Chanyeol Oppa," balas Chaeyoung

Chanyeol Oppa? Wendy menaikkan sebelah alisnya. Sedekat apa wanita ini dengan Chanyeol hingga berani memanggil Chanyeol dengan sebutan Oppa?

Di sisi lain Chanyeol bernafas lega saat mendengar suara Chaeyoung. Ia langsung menghampiri wanita itu yang masih berdiri di luar pintu. Ia mengambil map yang Chaeyoung sodorkan padanya lalu memeriksanya.

"Kalau begitu aku pulang dulu."

"Tunggu!"

Chaeyoung menghentikan langkahnya saat mendengar suara berat Chanyeol. Ia menatap pria itu dengan raut wajah bingung.

"Kau tunggu disini saja setelah meeting selesai kita pulang bersama."

Pulang bersama? Pikir Wendy semakin bingung.

"Tapi-"

"Wendy ikut aku," ucap Chanyeol lalu pergi menuju ruang rapat yang ada dilantai 27.

Chaeyoung menatap punggung Chanyeol dengan dahi berkerut.

***

TBC.

20 Juli 2019

PROMISE (ChanRosé)Where stories live. Discover now