19

6.6K 654 12
                                    

Chanyeol terbangun dengan rasa pening yang menyerang kepalanya hingga rasanya nyaris pecah. Pandangannya masih sedikit blur karena efek alkohol semalam. Ini pertama kalinya Chanyeol mabuk sampai seperti ini karena biasanya ia kuat minum, namun 5 botol ternyata adalah batasannya.

"Kau sudah bangun rupanya."

Chanyeol menoleh kearah pintu dan mendapati Yoora baru saja berjalan memasuki kamarnya sambil membawa nampan berisi sup.

"Makanlah."

"Aku tidak lapar."

Yoora menghela napas. Ia meletakkan nampannya diatas nakas lalu duduk di tepi ranjang. "Sebenarnya apa yang terjadi kemarin?"

Chanyeol diam. Enggan menjawab pertanyaan dari kakaknya itu. Sebenarnya bisa saja sih ia menjawab, tapi ia yakin kakaknya akan marah dan lebih membela Chaeyoung.

"Sejak kemarin Chaeyoung mengunci dirinya di kamar. Ia melewatkan makan siang dan makan malamnya. Semua orang khawatir dan kau malah mabuk-mabukan seperti semalam. Dimana pikiranmu Park Chanyeol!" Yoora sudah tidak tahan lagi untuk tidak meluapkan emosinya pada Chanyeol.

"Childish," gumam Chanyeol sambil memijat keningnya karena kepalanya benar-benar pening sekarang.

"Apa katamu?! Childish?" ucap Yoora tak percaya.

"Dia seperti itu karenamu. Kau menyalahkan semua yang terjadi padanya dan itu pasti membuatnya tertekan. Aku kemarin melihatnya keluar dari ruang kerjamu sambil menangis. Katakan padaku ada masalah apa kalian sebenarnya!" tegas Yoora. Ia sudah kesal dengan tingkah Chanyeol yang menurutnya sangat kekanakan.

Pria itu melirik kakaknya lalu menghembuskan napasnya kasar. Ia pun menceritakan semuanya pada Yoora mengenai buku diary Jisoo yang ia temukan di ruang perpustakaan yang sering di gunakan Jisoo untuk menyendiri atau membaca buku beserta isinya yang membuat Chanyeol membenci wanita yang dulu pernah ia kagumi karena sangat peduli dengan anak-anak panti.

"Tapi kau tidak seharusnya menyalahkan Chaeyoung. Di sini dia juga menjadi pihak yang tidak tahu apa-apa. Rasanya tidak adil jika kau membencinya hanya karena itu,"

"Jisoo bukannya menyerah karena rasa bersalahnya, tapi karena ia tahu hidupnya tidak akan lama lagi. Kau tahu betul penyakitnya seperti apa. Jisoo meminta Chaeyoung untuk menikah denganmu karena ia percaya pada Chaeyoung dan Jisoo berpikir bahwa Chaeyoung adalah orang yang paling tepat untuk menggantikan posisinya. Apa kau tidak berpikir jika Jisoo melakukan ini semua demi kebaikanmu dan Jinyeol?"

"Aku berpikir dia memang sengaja membuat Jisoo merasa bersalah." Chanyeol tetaplah Chanyeol yang keras kepala.

"Kau sudah mengenal Chaeyoung jauh sebelum kau mengenal Jisoo. Apa kau pernah melihatnya melakukan hal buruk pada orang lain? Aku selalu melihat ketulusan yang terpancar di matanya dulu. Pikirkan Chanyeol-ah."

Chanyeol terdiam.

"Aku hanya mencoba melihat dari sudut pandang Jisoo, Chanyeol-ah." Yoora menepuk pundak Chanyeol sebelum beranjak dari sana.

***

Jinyeol berdiri di depan pintu kamar Chaeyoung, ia masih memakai piyama tidurnya. Beberapa kali ia mengetuk pintu kamar Chaeyoung.

"Eomma ini aku," ucap Jinyeol.

Tok tok tok

"Eomma."

"Apa Eomma ada di dalam?"

Ceklek.

Pintu terbuka. Chaeyoung berdiri di hadapan Jinyeol sambil tersenyum tipis. Penampilannya sangat kacau. Matanya bengkak karena seharian menangis dan wajahnya pucat.

"Eomma sakit?" Jinyeol menempelkan telapak tangannya di dahi Chaeyoung saat wanita itu berjongkok di hadapannya.

"Eomma baik-baik saja," balas Chaeyoung seraya mengusap kepala Jinyeol.

"Kau belum mandi ya pantas bau. Ayo Eomma mandikan." Chaeyoung menarik tangan Jinyeol menuju kamar Jinyeol.

***

Setelah selesai memandikan Jinyeol dan memakaikan pakaian untuknya, Chaeyoung kembali kekamarnya untuk membersihkan diri.

Saat keluar dari kamar Jinyeol ia tidak sengaja berpapasan dengan Chanyeol, pria yang paling ingin ia hindari walau nyatanya itu mustahil karena mereka tinggal satu atap.

Chaeyoung menundukan wajahnya dan melewati Chanyeol begitu saja. Ia masih belum siap bertemu pria itu setelah kejadian kemarin.

Di sisi lain Chanyeol sempat kaget melihat wajah pucat Chaeyoung dan kedua matanya yang sembab. Keduanya sempat bertemu pandang selama 3 detik sebelum akhirnya Chaeyoung memutus kontak mata di antara mereka dan berlalu begitu saja.

Logikanya mengatakan jika Chaeyoung memang tidak pantas untuk di salahkan di sini. Melihat kondisi Chaeyoung barusan membuatnya sadar jika ia sudah berlaku kasar pada wanita itu. Namun, di sisi lain hatinya masih tidak rela dengan kepergian Jisoo yang membuatnya menyalahkan Chaeyoung atas segalanya.

***

TBC.

Alurnya kecepetan gak sih? Aku kok ngerasa iya ya?😅

Gak apa-apa lah biar cepet end😂😂😂

20 Juli 2019

PROMISE (ChanRosé)Where stories live. Discover now