Beauty Venus - Chapter 19

Start from the beginning
                                    

"Kau terlihat cantik seperti ini!" Emma menatap Hera dengan takjub.

"Oke artinya aku harus mengurai rambutku." Karena apa yang dikatakan istri Nick 100% kebalikannya, menurut Hera.

Saat Hera merapikan rambut pirangnya, membiarkan rambutnya terurai tanpa diikat, tepat saat itu juga Barbara masuk seraya menggendong bayinya.

"Aku dengar kekasih penakutmu sudah ditemukan."

Hera memutar matanya. Ngomong-ngomong tentang itu... Apa yang Nick ucapkan kemarin tentang sudah menemukan Miguel, well, pria itu membohonginya.

Setelah membahas masalah kehamilannya bersama Miguel, Nick datang ke cafe dan langsung bertanya kepada Miguel. "Apakah kau yang menghamili adikku?"

Yang artinya, Nick dan William memang tidak tahu siapa ayah kandung anaknya. Mereka hanya memancing Hera supaya mengeluarkan Miguel yang lemah dari perlindungan Hera. Jika saja Hera tidak mengatakan Miguel adalah pacarnya kepada Craig, jika saja Hera tidak menyuruh Miguel duduk di depannya, Nick tidak akan mengetahui hal itu.

Bukannya menjawab, Hera malah menggerutu, "Aku tidak mengundangmu masuk ke kamarku."

Barbara tidak memikirkan kata kasar yang keluar dari mulut Hera. Ia berjalan mendekat dan duduk di sebelah Emma. "Aku mendengar dari pelayan bahwa pacarmu tampan. Kau tidak menyewa gigolo untuk menjadi kekasihmu, bukan?"

Hera selesai berbenah diri. Ia lalu membalikkan tubuhnya dan menatap Barbara. "Well, kau bisa melihatnya. Aku jamin kau akan terkejut."

Setelah itu Hera berjalan keluar dari kamar seraya meneriakkan jangan memakan coklatnya.

"Kau tidak memakannya?" Barbara menunjuk kotak coklat di meja rias Hera.

"Hera bilang tidak boleh."

Barbara berdecak dan menggelengkan kepala. "Kau harus memeriksa telingamu Emma sayang, dia bilang jangan sungkan untuk memakan coklatnya."

"Benarkah?" Emma membulatkan matanya dengan cerah.

Barbara mengangguk lalu menyuruh seorang pelayan untuk menidurkan anaknya. Ia mengambil kotak coklat dan meneliti kotaknya. "Wow... Bukankah ini dari Perancis? Ayo ambilah."

Dengan senyum cerah Emma mengambil satu cube coklat dan memasukkannya ke mulut. Begitupun Barbara, wanita itu ikut memakan coklat seraya terkikik bersama.

Dari kejauhan Hera bisa mendengar sayup-sayup pembicaraan. Ia menuju perkumpulan pria yang berbicara serius tepat saat seorang pelayan mengatakan kepadanya bahwa makan malam sudah siap.

Hera mengangguk lalu kembali mendekati para pria sempurna di sana. Hera melirik minuman Miguel yang belum tersentuh, ia mengerutkan dahinya.

Miguel yang menangkap tatapan Hera segera mengambil cangkir tersebut dan meminumnya hingga habis di depan Hera yang terlihat senang.

Dan Charles hanya menatapnya dalam diam.

"Daddy, sudah waktunya makan malam."

Charles berdiri yang diikuti William, Nick dan Miguel. Lalu memimpin jalan menuju ruang makan disusul Hera dan Miguel dan paling belakang adalah Nick dan William. Nick sempat menyuruh pelayan untuk memanggil Emma dan Barbara ikut bergabung makan malam.

"Apakah kedua kakakku menjailimu?" Hera bertanya.

Miguel menggeleng.

Hera menatap punggung Ayahnya di depan mereka berdua lalu berbisik yang mana Charles dapat mendengarnya. "Bagaimana dengan Daddy? Dia tidak membuatmu pusing, bukan?"

Miguel tersenyum. "Kau tidak perlu khawatir. Mereka menerimaku dengan sangat baik."

Hera menatapnya tajam. "Aku tidak mengkhawatirkanmu. Dan jangan tersenyum."

Miguel mengangguk dan menyembunyikan senyum gelinya.

"Aku bilang jangan tersenyum!"

Miguel benar-benar berhenti tersenyum. Dia memperhatikan penampilan Hera lalu berkata, "Kau melepaskan ikatan rambutmu. Kenapa? Padahal terlihat cantik."

Hera bersemu. Tentu saja Miguel bisa melihat dalam jarak sedekat ini.

"Kau memakai pemerah pipi?"

Sontak Hera berdeham. "Aku menggunakan blush on."

"Apakah merk blush on yang kau pakai mengikuti efek cuaca? Dia memerah seketika."

Hera mendongak dan menatapnya tajam. "Goda aku lagi kau akan mati."

"Maaf." Miguel bergumam.

"Jangan menatapku terlalu lama."

"Oke." Miguel kembali menatap ke depan.

"Jangan tertawa."

"Baik."

"Miguel!"

Melihat raut marah Hera membuat Miguel berhenti menggodanya. "Maafkan aku."


BEAUTY VENUS [#4 VENUS SERIES]Where stories live. Discover now