35 - Hati ke Hati

2.6K 112 0
                                    


Happy reading

Typo!

.

Wajah Farid terlihat menengang, matanya membulat melihat seseorang didepannya. Dalam hati ia bertanya, Berapa lama ia tak bertemu dengan Farhan? Sepertinya sudah sangat lama sampai ia sendiri tak mengingatnya.

Pria itu tampak tak berbeda sejak terakhir kali mereka bertemu. Masih sama meski umur keduanya sudah tak lagi sama.

Farid tanpa sadar melangkah mendekat kearahnya. Ekspresinya terlihat tenang meski ia berusaha mengontrol diri agar tidak lepas kendali di depan Fani. Sementara Farhan mematung di tempatnya.

Wajah keduanya tanpa ekspresi, hanya saja mata keduanya tak dapat berbohong bahwa mereka saling merindukan.

"Mas Hans.. "

Farid berucap lirih. Fani mengerutkan keningnya dengan situasi keduanya. Ia fikir Farid akan marah saat melihat mereka berdua tadi, tapi respon pria itu malah aneh seperti ini. Fani juga bingung, siapa yang Farid maksud mas Hans? Bukankan pria di depannya bernama Farhan Abraham.

"Sejak kapan mas kembali?

Farhan masih mematung di tempatnya, ia tak tau harus berkata apa. Kenapa ia bisa bertemu dengan Farid disini?

Ah.. Ia lupa kalau ternyata adiknya itu seorang dokter. Terang saja rumah sakit adalah tempat yang paling memungkinkan untuk mereka bertemu. Empat tahun tak berjumpa membuatnya lupa banyak hal.

"Saya harus pulang lebih dulu Fanita. Saya lupa kalau saya ada rapat malam ini"

Fani sendiri merasa bingung tapi ia menganggukkan saja kepalanya tanda setuju. Sementara Farid semakin kacau karna masnya lagi-lagi terlihat menghindarinya.

"Semoga lekas sembuh. sampai jumpa"
Pria itu berlalu melewati Farid yang masih berdiri kaku di tempatnya.

"Mas kenapa terus berlari dan menghindar?" Farid akhirnya bersuara. Langkah Farhan berhenti.

"Kita tidak bisa selamanya seperti ini. Apa mas tidak merasa kasihan dengan Ibu?"

Lirih Farid, rahang Farhan mengeras. Tidak seharusnya mereka membahas masalah seperti ini di depan orang lain.

"Kita bicara diluar" pria itu berlalu meninggalkan kamar perawatan Fani diikuti Farid dibelakangnya.

Sepeninggal keduanya Fani mulai bertanya-tanya dalam hati. Apa yang terjadi? keduanya seperti saling mengenal lama tetapi terlihat tidak baik-baik saja. Ingatan Fani tiba-tiba melayang kepada perkataan Hesti tempo hari.

"Kamu tau kalau Farid punya saudara laki-laki?"

"Namanya Hans"

"Dia punya nama panjang, tapi dia tidak pernah mau orang orang memanggilnya dengan namanya. Karna katanya, nama Hans itu pemberian dari wanita yang sudah Mas Hans cintai hampir seumur hidupnya"

"Tapi kamu tau apa yang membuat mbak semakin membenci dia? Ternyata Clara adalah wanita yang dicintai mas Hans selama hampir seumur hidupnya".

Fani tertegun mengingat percakapannya dengan mbak Hesti.

"Jadi.. Pria yang bernama Farhan Abraham itu adalah Hans kakak dokter Farid? Kakak kekasihnya?"

Pantas saja ia tak pernah merasa asing dengan seyum Farhan, senyumnya sama persis seperti seyum Farid. Wajah mereka juga tidak terlalu jauh beda. Sedikit demi sedikit Fani juga mulai menyadari dan menyimpulkan kalau apa yang mereka bicarakan tadi pasti ada kaitannya dengan Clara, mantan tunangan Farid.

Step By DoctorWhere stories live. Discover now