12 - Nomor Tidak Dikenal

2.7K 132 0
                                    

Happy reading!!


******

Sudah dua hari sejak kejadian dimana Farid mengusir fani dengan kejamnya di depan lift lantai tiga dan sejak saat itu juga farid merasa tidak tenang.

Dia  yakin kalau ini bukan perasaan bersalah untuk gadis pengganggu itu, terlebih lagi menurutnya fani memang berhak mendapatkan perlakuan seperti itu.

Tapi entahla dua hari terakhir tanpa melihat gadis itu membuat perasaannya tidak karuan, seperti ada yang kurang, belum lagi mengingat raut wajah gadis itu saat farid mengutarakan ketidak sukaannya dengan perlakuan gadis itu membuatnya merasa gusar sendiri.

"Arg... Ada apa denganku?"

Farid meletakkan pulpen dan laporan yang ada ditangannya lalu menyandarkan punggungnya  pada sandaran kursi dan sebelah tangannya memegang kepalanya yang tiba tiba berdenyut.

Pekerjaannya menjadi tidak beres akhir akhir ini, seperti dia tidak fokus.
Apa dia butuh istirahat?

Farid lalu berdiri dari kursinya, menyambar dompet dan ponselnya yang tergeletak diatas meja dan memasukkannya kedalam kantung snellinya.

Seperti nya berkeliling rumah sakit akan membuat moodnya sedikit lebih baik.

****

Saat farid berjalan keluar dari ruangannya, suara suster elsa menghentikan langkahnya.

"Loh... Dokter mau kemana?"

"Saya ingin berkeliling. Suster tolong siapkan saya data pemeriksaan ibu Ambar, istri pak Kusuma Widjaya. Saya akan visit setelah ini ke kekamarnya" Suster elsa mengerutkan keningnya bingung mendengar perintah sang dokter, bukannya Ibu ambar sudah pulang dua hari yang lalu ya? Fikirnya.

"Loh dokter lupa, bukannya Ibu ambar sudah pulang dua hari yang lalu?"

Farid yang mendengar itu mulai berfikir kembali, benarkah? Jadi Eyang gadis kecil itu sudah pulang 2 hari yang lalu? Kenapa farid bisa melupakan itu, pantas saja sudah sejak dua hari yang lalu farid tidak melihat fani berkeliaran di rumah sakit ini.

"Dokter.. Apa Dokter baik baik saja?"

Suara khawatir suster elsa kembali menyadarkan farid dari lamunannya. Ini gila, farid benar benar tidak bisa fokus hari ini.

"Ah.. Sepertinya saya lupa. Baiklah saya kembali ke ruangan dulu, kalau ada apa apa silahkan cari saya didalam" farid lalu masuk kembali keruangannya dengan rasa malu.

Bisa bisanya dia melupakan hal itu, padahal dia sendiri yang mengijinkan ibu Ambar Widjaya untuk pulang.

Sementara elsa yang melihatnya hanya geleng geleng kepala melihat keanehan Dokter cool dengan sejuta karisma di rumah sakit ini.

****

Farid kembali keruangannya dengan perasaan yang tidak tenang. Dalam fikirannya tiba tiba terpatri kelakuan absurd Fani yang selalu mengganggunya bahkan menggodanya.

Oh pantas saja gadis kecil itu selalu mengganggu nya, pasti karna gadis itu kurang kerjaan selama eyangnya dirawat di rumah sakit ini. Buktinya saat eyangnya sudah pulang dia juga sudah berhenti menggodanya.

"Kurang kerjaan" Decaknya.

"Baguslah. Akhirnya saya bebas dari dia"

Farid mencibir menyadari itu, dalam hatinya ada sedikit perasaan tidak rela saat mengetahui maksud fani hanya mengganggunya.

Tapi kecemasan itu cepat tergantikan dengan rasa syukur saat mengetahui hidupnya akan tenang kembali.
Mungkin!

"Sudahlah. Fokus! Pasienmu menunggu Farid"

Step By DoctorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang