11 - Pengen Nikah Aja!

2.9K 119 0
                                    

Happy reading!!




******


Fani menatap dua buah map kuning pemberian kakeknya tadi yang sekarang tergeletak diatas kasur berukuran Queen size nya.

Benar saja, dia baru teringat akan keinginannya untuk menempuh pendidikan di Central Saint Martins London inggris, salah satu sekolah mode terbesar di London, yang sejak dulu sangat di inginkannya.

Baginya Central saint Martins akan mengantarkannya menuju cita cita terbesarnya, menjadi salah satu designer yang patut diperhitungkan dari indonesia. Sejak dulu dia ingin bersekolah dan melanjutkan karirnya disana.

Dan sekarang saat semuanya sudah didepan mata dengan mudahnya, ia malah tidak yakin untuk tetap melanjutkan pendidikannya disana.

Apa yang terjadi dengan fikiran fani saat ini? Semuanya terasa gamang.

Disatu sisi dia begitu ingin menempuh pendidikan di london dan kembali ke indonesia dengan cita cita yang sudah ia raih, menjadi seorang Fashion Desainer dengan mengambil jurusan fashion Design with Marketing Di Central Saint Martins College of Arts and Design London, tapi disisi lain dia juga ragu untuk meninggalkan indonesia dan meninggalkan semua yang dia miliki disini, keluarga, teman dan Farid.

Ya nama itu yang pertama kali di ingatnya ketika eyang kakung menjelaskan isi map kuning yang masih belum dibukanya sejak tadi itu.

Pria itu, pria yang diam diam telah mencuri hatinya dan diinginkannya tanpa pria itu membalas maksud hatinya.

Bahkan sampai saat ini, meski fani semakin yakin dengan perasaannya terhadap farid, namun fani lebih yakin tak sedikitpun farid melihat kearahnya.

"Argh.... Pengen Nikah aja deh kalau gini! Pusing mau gimana.." Gerutunya.

Fani mengambil kedua map tersebut dan membukanya. Map pertama berisi tiket, paspor, tempat tinggal dan fasilitasnya selama disana. Dan Fani baru mengetahui kalau ia dibelikan sebuah apartemen dikawasan dekat universitas tempatnya kuliah nanti.

Sedang map kedua berisi pemberitahuan dan kelengkapan berkas yang mengatakan bahwa ia diterima di sekolah mode impiannya.

Fani lalu menaruh map itu kembali dan fikirannya melayang pada perkataan Leksmana siang tadi, rencananya ia dan leksmana akan membuat farid penasaran dengan dirinya.

Tapi sepertinya rencananya hanya sebatas angan, dia akan segera pergi dari indonesia dalam jangka waktu yang lama dua bulan kedepan.

Dan untuk dua bulan itu, fani tidak yakin rencananya dengan leksmana bisa terealisasikan, jangankan berhasil bahkan untuk kemungkinan terbesarnya farid akan merasa tidak senang dan lebih menjauh darinya tidak bisa ia telan dengan baik.

Tentu saja ia tidak ingin membuang - buang waktunya untuk berpura - pura tidak perduli dengan farid dengan resiko farid akan semakin menjauh dalam waktu dua bulan ini.

"Gak gak. Gue harus ngomong sama Leksmana kalau gue gak bisa ikutin saran dia"

Fani lalu beranjak menuju meja belajarnya dan mengambil handphonenya yang dia cas sebelum ke kamar eyang tadi, tangannya sibuk mencari nomor telpon Leksmana disana.

Setelah menemukannya, fani langsung menekan tombol panggil dan tanpa menunggu lama suara cepreng leksmana sudah Terdengar di ujung telpon.

"Halo? Apaan?"

Fani menjauhkan handphone dari telinganya dan mengusap telinganya pelan mendengar suara jutek leksmana.

Leksmana benar - benar tidak punya tata krama, telinganya bisa tuli mendengar suara ceprengnya yang berteriak.

Step By DoctorWo Geschichten leben. Entdecke jetzt