4 - Fanita Kusuma widjaya

3.9K 150 1
                                    

Happy reading!!

Malam minggu malam kelabu.
Seperti itulah malam minggu selama ini bagi seorang Fanita Kusuma Widjaya.

Fanita sedang berada di balkon kamarnya, duduk bersandar di single sofa yang ada di balkon dengan segelas jus Dragon fruit kesukaannya.

Fani menatap bintang diatas sana, Hanya ada beberapa bintang mungkin bisa dihitung jari dengan cahaya yang tidak terlalu terang. Hanya saja Bulannya begitu Indah, begitu Bersinar dan begitu bulat Sempurna.

Fani mulai melayangkan fikirannya kebulan sana. Menganggap bahwa langit malam ini menggambarkan kehidupan cintanya, dengan Fani yang menjadi Bulannya, keluarga Fani yang menjadi Langitnya dan Bintang - bintang kecil dan tidak bersinar terang seolah malu dengan sosok Bulan yang begitu bersinar itu adalah orang - orang lain disekitarnya.

Fani merasa bersyukur dengan kehidupan bak putrinya saat ini. Toh Fani memang tidak pernah kekurangan kasih sayang dari mereka. Hanya saja Fani merasa miris dengan kehidupan percintaannya.

Fani tidak pernah merasakan dicintai dengan tulus. Tentu saja di usianya yang remaja menuju kedewasa ini Fani pernah merasakan hal hal lumrah seperti Berpacaran. Hanya saja hampir semua dari Pria yang pernah singgah dihatinya hanya memanfaatkan kehidupan bak putri Fani.

Mereka akan meminta ini dan itu kepada Fani berupa barang - barang mewah dan fasilitas, dan ketika mereka mendapatkannya mereka akan meninggalkan Fani dan pergi bersama gadis lain. Katanya Fani membosankan atau Fani terlalu posesif padahal apa yang mereka inginkan selagi itu masih wajar Fani akan selalu menuriti.

Sudahlah!

Ketika melihat bintang - bintang yang redup itu Fani kembali terbayang akan beberapa bulan yang lalu dimana Fani baru putus dengan kekasihnya yang bernaa Arga dan jatuh cinta kepada pria biasa yang ada disekolahnya, sekuat tenaga Fani memberikan perhatian agar pria itu sadar bahwa Fani menyukainya tapi hasilnya nihil.

Beberapa minggu yang lalu pria itu datang kepada Fani dengan menggandeng kekasih barunya dan memperkenalkan nya kepada Fani.

Dan ketika Fani meminta penjelasan dan mengatakan yang sebenarnya kepada pria itu, ia berkata bahwa Fani terlalu sempurna untuk ia miliki. Ia merasa tidak pantas bersama Fani. Ia merasa kecil saat berjalan bersama Fani dan merasa minder.

Halah bulshit!

Mereka hanya saja tidak mencintai Fani. Sebab kalau mereka benar - benar cinta, perbedaan tidak akan memisahkan. Toh Fani tidak masalah dengan status sosial. Keluarganya pun tidak pernah memaksanya untuk mencari pria dari kalangan atas.

Semenjak kejadian itu Fani tidak lagi mau melihat wajah pria itu. Hingga tadi siang Fani kembali bertemu dengan sosok pria tampan yang 10 kali lipat membuat jantung Fani berdetak lebih cepat dibandingkan dengan pria - pria dimasa lalu Fani.

Yah. Dia Farid, Dokter farid!

Fani benar - benar jatuh dalam pesona dokter muda itu. Dokter itu membangunkan sisi lain dalam diri Fani. Entah mengapa sikap dingin dan diam dokter itu selalu menghantui fikiran Fani.

Fani senang dengan dokter Farid. Entah mengapa Fani yang selalu bertingkah kalem didepan orang - orang menjadi dirinya sendiri didepan dokter Farid.

Meskipun untuk ukuran seorang pria Farid begitu dingin dan ketus terhadap Fani tapi entah mengapa Fani yakin bahwa dia akan mendapatkan banyak hal dan kasih sayang tulus dari Farid.

Fani bahkan tidak segang - segang mengatakan bahwa Farid miliknya didepan pria itu.

Ya tuhan Fani benar - benar sudah gila. Memikirkan hal itu Fani menyentuh lututnya yang masih dinperban sambil senyum - senyum sendiri.

Step By DoctorWhere stories live. Discover now