CL; EE

1.8K 186 52
                                    




•••





"Sial! Nggak, nggak lagi aku ikut omonganmu kayak semalam"

Yoongi melakukan protes. Tapi, yang diprotes cuma cekikikan.

"Kenapa?"

"Aku jadi bohong sama pacarku"

"Bohong apa?"

"Kalau aku pergi ke club. Kalo dia tau, nggak tau dia akan gimana "

Lagi-lagi yang diajak bicara tertawa tidak jelas. Mengejek lebih tepatnya. "Jadi, orang kayak kamu takut sama pacarmu? Kamu lebih didominasi pacarmu? Cupu!"

Bugh!

Yoongi memukul punggung teman yang duduk di sampingnya. "Berengsek! Kamu nggak tau gimana kisah kita. Jaga mulutmu. Nggak lagi-lagi aku mau nyakitin pacarku"

"Dasar budak cinta"

Yoongi berdiri. Siap mau pergi. "Satu lagi, aku sudah lamar dia. Jadi, nggak lagi-lagi nyakitin dia. Kamu pikir kita sekedar pacaran biasa?"


Kebetulan jam istirahat habis. Jadi, Yoongi siap kembali bekerja.

Gara-gara pembicaraan itu, Yoongi jadi ingat pacarnya. Di sana pasti dia sedang tidur.

Akhirnya, sebelum benar-benar masuk ruang kerja dia mengirim pesan dulu.

Pacarmu
Hari ini

Pacarmu sedang
rindu pacarnya








.


Di tempatnya, Rae Na masih tertidur pulas. Di sana masih pukul 11 malam. Tidak main-main memang. Berbedaan waktu dua negara itu 10jam. Jadi, tempat Yoongi siang lebih akhir.

Bayangkan bagaimana kesalnya Rae Na tau kenyataan itu. Saat dia bangun, pacarnya justru tidur.


Rae Na bangun pukul 7 pagi. Dia lihat ponselnya. Ada pesan dari pacar 8jam lalu.

Pacarnya
Kemarin

P

acarmu sedang
rindu pacarnya


Rae Na tersenyum. Dia juga amat sangat rindu. Ingin bertemu tapi belum bisa. Lalu, dia membalas pesannya.

Pacarnya
Hari ini

Aku sama

Sudah tidur?

Aku baru bangun

Kesal sekali, ada kelas
pagi pukul 9. Jadi bangun
pagi.

Padahal ngantuk sekali


Hanya punya waktu sedikit diantara jam itu. Itu pun kalau pukul sembilan di tempat Yoongi belum tidur.

Ah, tetap saja. Rae Na harus siap-siap pergi ke kampus. Ya, terpaksa tidak bisa meladeni. Seterbatas itu waktu mereka.


"Rae! Bangun! Nanti telat!"

Itu, bunda saja sudah teriak-teriak.

"Iya, bunda!"

Anak itu langsung bangun, beranjak ke kamar mandi.
















Siap, Rae Na ke ruang makan. Sudah ada ayah dan bunda menunggu.

"Yah, aku berangkat dengan ayah, ya?"

"Kenapa?"

"Ayaaaah, Rae ada kelas pagi. Pukul 9, pagi sekali. Jadi, ayah antar Rae, ya? Ya, ya, ya? Rae malas naik bus. Rae ini anak satu-satunya, loh. Masa tega?"

Hmm, lancar ya Rae ngerayu ayahnya.

"Iya, nanti diantar ayah. Udah sekarang makan" bunda langsung menengahi.

Sesuap, dua suap, hingga beberapa suap. Akhirnya, bunda kembali buka suara.

"Rae?"

"Hmm?" Rae Na nengok, lihat si bunda.

"Kangen kak Yoon, tidak?"

Otomatis wajah Rae Na langsung murung. Bisa-bisanya bunda tanya begitu.

"Bunda cuma tanya. Gimana perasaanmu? Tetap percaya Kak Yoon, kan?"

"Kenapa bunda tanya gitu?"

"Karena kalian masih akan lama berpisah. Butuh kepercayaan kuat untuk itu. Rae kuat? Kalian bukan sekedar pacaran biasa lagi, loh. Sudah ada ikatan lebih. Jangan sampai kepercayaan itu pudar dan ikatan itu harus dilepaskan. Bunda hanya khawatir sebagai seorang ibu. Bukan nakutin kamu"

"Bunda, iih! Ngomongnya gitu. Ngeselin! Ayah, ayo pergi. Rae mau berangkat sekarang"

Baik, jadi ceritanya Rae Na ngambek sekarang.

"Rae, Rae sudah mau nikah, loh. Nggak boleh gini. Kamu harus belajar dewasa" lagi-lagi bunda kasih teguran. Bikin Rae Na tambah kesel.

"Bodo!" Rae Na langsung pergi dari ruang makan.





"Kamu, udah tau lagi sarapan bicara begitu. Lain kali lihat waktu yang tepat" giliran bunda yang ditegur ayah.

Ayah ikut pergi nyusul putrinya. Ninggalin bunda yang makan sendiri.

Kasihan.






Berlanjut••

Maafkan gambar dipart sebelumnya yg jelek.

Emm kalo langsung diskip 2tahun rasanya cepet ya? Tp kalo gini gak ada moment yoonrae nya. Gimana doong?

Oh, ya. Paham kan perbedaan waktunya.

Seneng diriku bisa up.

Lavyu

Ryeozka

CRAZY LOVE (END) Where stories live. Discover now