CL; P

2.2K 243 89
                                    

•••

Pengakuan 7:

"Jujur dalam hubungan itu baik. Tapi, aku tidak suka dengan kejujuran yang satu ini" Jang Rae Na.

......

"Bunda!"

"Kenapa, Rae? Teriak-teriak"

"Selaiku habis?"

"Ah, iya. Bunda lupa"

"Yaaahh, terus rotinya dimakan sama apa, dong?"

"Makan yang lain dulu"

"Minta uang aja. Rae beli sendiri"

"Yakin? Udah malem loh"

"Belum jam tujuh, kan?"

Akhirnya, dengan sedikit keberanian Rae Na pergi ke mini market. Dasar anak ini. Semoga selamat, karena Rae Na cuma pake celana setengah paha dan sweater kebesaran.

Berhenti sejenak. Sepertinya mengenali dua orang di depan sana.

Kak Yoon, kan?

Sama kak Soohyeon?

Katanya tadi langsung pulang. Kenapa masih di sana?

Pikiran Rae Na sudah kemana-mana. Matanya sudah panas jika kecemasannya benar.

Secepatnya, dia mengirim pesan.

Pacarnya
Hari ini

Kak, dimana?

Udah sampai rumah kan?






Tidak ada balasan. Jahat sekali.

Sesekali digigit bibir bawahnya menetralisir rasa khawatir. Tapi, tetap sama saja.

Menekan ikon memanggil. Terpaksa, demi memastikan kekasihnya.

Butuh waktu beberapa detik hingga mendapat jawaban. Namun, Rae Na memilih diam. Hingga panggilan dimatikan sepihak.

Di tempatnya, Yoongi merasa aneh. Kenapa pacarnya ini menghubungi tapi tidak bersuara. Akhirnya, dia menyadari sesuatu. Ada pesannya.


Pacarmu
Hari ini

Kak, dimana?

Udah sampai rumah kan?

Sudah. Kenapa?

Gak bohong kan?

Pacarku mulai mencurigai
pacarnya

Aku lihat orang mirip kakak

Berdua

Ah, mungkin aku salah liat


Baik. Perasaan Yoongi mulai tidak tenang. Sampai Soohyeon yang ada di sampingnya bertanya.

Ponsel kembali berdering. Terlalu lama memberikan balasan membuat pacarnya kembali menghubungi. Ragu, tapi tetap dijawab.

Sama, tidak ada suara.

Rae Na takut bersuara. Dia hanya beberapa meter di belakangnya.

Yoongi melihat kiri kanan. Bagaimana jika pacarnya ada di area yang sama.

"Kak?"

Lirih yang terdengar dari ponsel. Namun, berhasil membuat Yoongi menengok ke belakang. Terkejut, sudah jelas. Pacarnya, berdiri di hadapannya.

Rae Na sendiri hanya diam. Menatap datar dengan mata perlahan memerah. Pacarnya sudah berani bohong. Berarti prasangkanya selama ini benar. Haruskah dia mengumpat jahat?

Datang dengan sebuah kecupan di kening. Apa maksud pria ini?

Tangan mendarat di kedua pundaknya. "Pacarmu ini mau selingkuh"

Tidak ada lagi kebohongan. Yoongi memilih jujur. Faktanya, pacarnya sudah tahu. "Mau mencoba mencari hati yang baru. Pacarmu jahat. Padahal pacarnya baik sekali. Pacarmu siap dimaki. Umpati saja pacarmu itu. Dia pasti menyesal menyia-nyiakan pacarnya"

Harus jawab apa? Tidak ada. Rae Na memilih diam.

"Kamu sendiri? Hati-hati pulangnya. Aku pulang dulu"

Yoongi berbalik. Kembali menghampiri teman perempuannya. Katakan dia selingkuhannya. Jahat sekali. Meninggalkan pacar sendiri yang masih terpaku di sana.

Sangat sulit menahannya. Tapi, Rae Na bisa. Bisa menahan air matanya bahkan sampai mereka berlalu dari matanya.


.


"Bunda!"

"Rae Na jangan teriak-teriak. Sudah malam"

"Itu, bun aku taruh di meja dapur. Dimakan besok aja. Aku mau langsung ke kamar"

Rae Na baik. Dia sempat menghapus air matanya di depan rumah. Mungkin ini yang dimaksud sakit tak berdarah. Rae Na tengah merasakannya.






Berlanjut••

Hancur feel. Iya Yoongi kurangajar. Selingkuh dengan pedenya ngaku tanpa rasa bersalah. Silakan umpati dia.

Lavyu

Ryeozka

CRAZY LOVE (END) Where stories live. Discover now