CL; WD

1.9K 211 60
                                    


•••


"Kak? Kenapa?" Rae Na bertanya lembut. Yoongi tersenyum layu. Matanya menyiratkan kecemasan dan ketakutan. "Kak, kakak harus jujur. Jangan ada yang disembunyiin sedikitpun"



Masih enggan buka suara. Masih memilih kata untuk menyampaikannya.


"Kak?"


"Sini peluk dulu"


Merentangkan tangan agar pacarnya masuk dalam pelukannya. Yoongi takut, takut pacarnya akan kabur meninggalkannya.

Jujur, Rae Na masih tidak mengerti dengan sikap pacarnya ini. Jadi, dia masuk saja ke pelukannya.

"Kakak hanya melakukan hal biasa. Makan, jalan-jalan, cerita-cerita"

"Hanya itu? Kakak yakin?"

Berdehem dengan pelan.

"Kak, jujur. Jangan bohong. Aku ngerasa ada yang kakak sembunyiin"

Dipeluk semakin erat.

"Janji tidak ninggalin kakak? Janji maafin kakak? Jangan pergi, hmm? Terserah kamu marah atau pukul kakak. Tapi, jangan ninggalin kakak. Jangan pergi. Maafin kakak"

Baik, Yoongi akan ceritakan semua sambil tetap memeluk piaraan kesayangannya.








"Kakak pernah melakukan 'itu' dan itu yang pertama buat kakak.  Maafin kakak. Kakak mabuk waktu itu"

Semakin dieratkan pelukannya. Takut jika tiba-tiba yang dipeluk melepasnya dan langsung pergi. "Yang ada dipenglihatan kakak cuma kamu. Kakak sangat rindu sama kamu. Jadi, kakak mabuk dan kakak melakukan itu tanpa sadar"

Boleh, kan berbohong sedikit? Karena waktu itu Yoongi setengah sadar. Bukan tidak sadar sama sekali.

Sebisanya, Rae Na mendorong tubuh Yoongi. Berusaha melepas pelukan itu. Lalu, mulai berdiri.

Yoongi dirundung gelisah. Matanya menatap dengan cemas.

"Kak, aku ke kamar, ya? Kakak pulang aja"

Tanpa pelukan. Tanpa mengantar. Tidak perlu tanya lagi. Yoongi sudah tahu jika pacarnya kecewa. Bentuk pengusiran secara halus itu sudah menjawabnya.

Pasrah.

Yoongi pasrah. Dia memilih berdiri. Dengan berat hati meninggalkan tercintanya. Tidak masalah. Setidaknya, dia tidak memberi keputusan mengakhiri hubungan mereka.







Rae Na kesal. Ingin menangis tapi tidak bisa. Hatinya sesak dan sakit. Gelisah juga kecewa. Semua terasa menyedihkan. Baru saja berbaikan, sudah harus menghadapi fakta seperti ini.

Tapi, bisa apa?

Rae Na terlalu mencintai kekasihnya. Mencintai pacarnya hingga tidak bisa lagi berpikir apa baiknya.



.




Sesampai di kamar, berkali Yoongi mengusap wajahnya. Rasa sesal itu semakin besar setelah melihat raut wajah tercintanya.

"Kakak minta maaf"









Tak bisa tidur, semalaman Yoongi hanya memikirkan Rae Na-nya. Bagaimana jika akhirnya dia menghindarinya? Atau terburuk meninggalkannya.

Melihat jam. Pukul setengah enam pagi. Dari pada hanya berguling di kasur, Yoongi bangkit dan langsung bersiap untuk pergi.

Pukul enam, Yoongi tiba di depan pagar rumah Rae Na. Menunggu di sana dengan sabar. Sesekali matanya terpejam karena kantuk.












Pukul sembilan.

Butuh menunggu tiga jam untuk mendengar suara yang dinantikan. Yoongi senang. Pacarnya masih menyapanya.

"Kakak? Ngapain di sini? Sejak kapan?"


Yoongi segera turun dari motor, mendekati pacarnya. Dipeluk sekilas. Lalu, di kecup keningnya penuh sayang.

"Ayo berangkat"

Rae Na tetap berdiri di tempat. Memperhatikan pacarnya yang sedikit aneh menurutnya. Ya, memang aneh, sih. Memang sudah biasa pacarnya ini memeluk atau mengecup tiba-tiba. Tapi, hari ini terasa aneh. Apalagi, hari ini tidak bilang akan menjemput atau Rae Na yang minta dijemput.

"Ayo, naik!"

"Kakak kenapa, sih? Kok aneh?"

"Nggakpapa. Cepat!"







.







Turun di parkiran universitas. Rae Na masih heran dengan kakaknya. Apalagi matanya yang memerah dan terlihat tidak bersemangat.


Saat dituntun Rae Na pun hanya ikut saja. Hingga mereka tiba di kanting paling sudut.

"Kakak mau ngapain, sih?"

"Kakak mau tidur. Kakak nggak bisa tidur semalaman"

"Kenapa nggak bisa? Emang kakak ngapain?" Agak kesal juga akhirnya dengan sikap pacarnya yang aneh ini.

"Semalaman kakak mikirin kamu. Kakak pikir kamu marah. Terus mau ninggalin kakak lagi. Jadi, kakak nggak bisa tidur"

Yoongi sudah memasang tasnya untuk alas kepala dan berbaring di sana. Bahkan, matanya sudah terpejam. Rae Na menghela napas tidak percaya.


"Iya, awalnya aku mau marah. Kecewa juga kesal. Tapi, karena kakak udah jujur. Jadi, ku pikir maafin kakak bukan hal yang buruk. Beda kalo aku tau dari orang lain. Mungkin aku benar-benar marah"

Aneh Min Yoongi ini. Tidur tapi, satu tangannya tetap menggenggam tangan Rae Na. Kurang bukti apa kalo Yoongi benar-benar mencintai pacarnya.

Rae Na merendahkan tubuhnya. Tepat sejajar dengan wajah Yoongi. "Kak, aku ke kelas. Jangan tidur di sini, ihh! Malu, ada banyak orang"

"Hmmm"


Huft.

Sudah tidak bisa diganggu rupanya. Pelan, Rae Na menarik tangannya. Toleh kanan kiri.

Cupps

Tidak apa, kan Rae Na mengecup pelipis pacarnya. Setidaknya terhalang meja. Setelahnya, anak itu langsung berlari dari sana.








Berlanjut••

Maafkan baru up. Kemarin males banget mau ngetik. Dapat satu paragraf berhenti. Gitu terus. Sampai baru selesai.

Lavyu

Ryeozka

CRAZY LOVE (END) Där berättelser lever. Upptäck nu