CL; YB

2K 203 51
                                    


•••



Ini hari ujian skripsi.

Rae Na memberikan dukungan penuh pada prianya. Tapi, matanya memerah. Penuh sekali genangannya.

Tahu apa yang membuatnya begitu?

Sederhana, setelah ujian usai, Yoongi akan dinyatakan lulus. Maka, dia akan pergi meninggalkannya.

Ya, konyol memang. Belum apa-apa sudah takut ditinggalkan.

"Hei! Aku hanya ujian, belum akan pergi"

"Tapi, tapi, tapi-"

"Tapi, apa? Tunggu saja. Jangan menangis. Nanti kalau menangis sedih, air matanya habis tidak bisa menangis bahagia"

Lalu, Rae Na mengusap matanya. Membersihkan air yang mengganggu penglihatannya.




.





Seharian Rae Na tidak bertemu Yoongi. Dia hanya mengikuti kelas. Lalu, berdiam di taman atau kantin menunggu pacarnya.

Nanti, kalau lulus, wisuda, berarti Si Min itu akan pergi.

Tapi, tidak mungkin juga, kan mendoakan agar pacarnya tidak lulus?

Jahat itu namanya.



Cups

Kecupan di puncak kepala membuat Rae Na menoleh ke belakang. Yoongi pelakunya.

"Menunggu, hmm?"

"Pasti. Bagaimana?"

"Apanya?"

"Ujiannya. Lulus?"

"Tentu saja. Pacarmu ini, kan hebat. Biar bisa menjadi contoh anak-anak kelak"

"Iiihh! Apa, sih? Emang hasilnya sudah ada?"

"Belum"

"Nyebelin!"



"Ayo pulang. Kita jalan-jalan, makan-makan, mau? Sudah lama tidak ke taman kota"

"Mau!"




.



Benar mereka ke taman kota. Ingat sekali, Rae Na sempat digoda pria dikira adik dari Min Yoongi. Di mana mereka membeli lima tusuk bakso ikan.

"Mau itu?"

"Mau"

Kalau perempuan lain akan gengsi, beda dengan Rae Na. Jika, ditawari dan dia memang mau, makan dia akan menjawab mau tanpa ragu.

"Sudah?"

Mengangguk sambil makan tusukan makanan di tangannya.














Duduk berdua.

Sesekali Rae Na menyuapi Yoongi-nya. Kelihatannya sangat bahagia. Dari tadi Rae Na tersenyum dan tertawa.

Setelahnya, mereka pulang. Yoongi mengantarnya tentu saja.

"Masuk, mandi, makan, belajar. Lalu, tidur. Ingat, kan kalau tidur harus apa?"

"Jangan mimpiin kakak. Karena mimpi itu tanda tidurnya tidak nyenyak"

"Terus?"

"Kakak nggak mau tidurku nggak nyenyak. Terus otakku capek. Kakak mau saat bangun wajahku segar, biar enak dipandang. Otakku bersih dan sehat biar kuat mikirin pacarnya yang tampan.  Katanya begitu"

Sungguh, memalukan untuk diucapkan. Tapi, itu membuat Yoongi terkekeh.

"Gimana nggak sayang, kalau pacarku manis begini?" Katanya sambil mengacak rambutnya.

"Tidak. Pacarmu itu dewasa. Tidak manis. Lihat ini, lihat!"

Dewasa katanya?

Rae Na sampai menunjuk wajahnya sendiri. Tapi, justru mendapat kecupan ringan di pipinya.

"Tapi, pacarmu ini nggak suka pacarnya dewasa"

Aneh memang Yoongi ini.

"Hmm? Kenapa?"

"Nanti kamu tidak manja lagi sama pacarmu. Kamu jadi acuh tak acuh sama pacarmu. Tidak merengek lagi. Padahal pacarmu mau jadi yang terdepan untuk Pacarnya. Mengerti, tidak?"

Rae Na diam. Memandang wajah pacarnya dengan sesekali berkedip.

"Pacarmu begini bukan karena tidak sayang. Tapi, karena sangat sayang. Dia cuma tidak mau pacarnya berubah. Ingat panggilan kamu dulu? Kamu nggak pernah panggil kakak secara langsung. Rasanya sudah berbeda. Walaupun itu karena kakak"

"Kakak, jangan nyalahin diri sendiri. Aku cuma sudah nyaman"

Akhirnya, Yoongi turun dari motor menghadap pacarnya.

"Tapi, seperti ada jarak diantara kita. Jangan menciptakan jarak jika tidak mau berpisah"

Lalu, memeluknya. Dengan Rae Na yang tiba-tiba menangis.

"Tapi, jarak itu nanti juga tercipta dengan sendirinya. Apa kita juga akan berpisah? Kita tetap akan berpisah. Tidak mauuu"








Berlanjut••

Kira-kira berpisah tidak, ya?

Selamat hari raya idul adha semua...

Tempat kalian nyembelih sapi berapa...

Korban perasaannya sudah lunas, kan?

Lavyu

Ryeozka

CRAZY LOVE (END) Where stories live. Discover now