CL; V

2.2K 241 30
                                    

•••



Masih dalam suasana heartbeat-BTS.

Yoongi terduduk melamun di sisi tempat tidurnya. Sesekali membuka galeri ponselnya. Masih ada beberapa potret mantannya yang diambil secara tidak sengaja.

Semakin lama, tatapannya semakin kosong. Otaknya secara tidak sengaja kembali pada masa awal pertemuan mereka.







Benar, jika Yoongi menemukan anak itu di jembatan. Saat itu, dia merasa ada yang tidak beres dengan motornya. Sehingga membuatnya harus berhenti di pinggir jembatan.

Tak lama terdengar suara berisik anak-anak. Yoongi menoleh, ternyata anak-anak tengah bermain layang-layang. Ada tiga anak laki-laki kalau tidak salah.

Satu yang mencuri perhatian, seorang gadis ikut diantara mereka. Gadis itu tersenyum dan tertawa bersama mereka. Sepertinya dia sangat pandai berteman dengan anak-anak.

"Yaaah, kak! Benangnya putus" Keluh salah satunya.

Yoongi masih di sana. Masih sesekali melihat mereka.

"Iyakah?"

Sontak gadis itu meraba kantung celananya. "Ada uang. Ayo, beli!"

"Tapi-"

"Tapi apa?"

"Layang-layangnya di atas"

Semua mendongak. Layang-layang itu tersangkut di dahan pohon yang tinggi.  Gadis itu terlihat berpikir. Kalau harus membeli bahan untuk membuat layang-layang uangnya tidak cukup.

"Ya sudah. Uangnya buat beli makan aja. Gimana?"

"SETUJU!"

Jawab mereka serentak.

Merasa motornya sudah stabil, Yoongi berlalu dari sana. Namun, dia masih sempat menengok gadis yang ada di seberangnya.


Ada toko kecil tidak jauh dari sana. Rae Na masuk untuk membeli jajanan ringan.

Memilih di salah satu rak makanan, mereka bertemu. Tidak sengaja sebenarnya.

"Cari apa?" Entahlah, seorang pria tiba-tiba basa-basi dengan Rae Na.

Rae Na hanya setengah menoleh namun matanya memicing tajam. Dalam hati bergumam. Siapa anda, siapa saya? Sok akrab sekali.

Mengambil satu bungkus, kemudian pindah ke rak lain. Mengabaikan orang aneh yang menyapanya.

Ya, aneh. Saat itu Rae Na masih menganggapnya aneh.

Selepas itu, tak sekalipun mereka bertemu. Hingga suatu hari Yoongi pulang dari kampus melewati sebuah SMA. Saat itu sekolah baru saja bubar. Yoongi jadi harus hati-hati mengendarai motornya. Jangan sampai menabrak salah satu diantara mereka.

Tak sengaja melihat siluet gadis yang sepertinya tidak asing.

"Kayaknya nggak asing?" Gumamnya di balik helm yang dipakainya.

Tak sadar sampai hampir menabrak salah satu siswa yang menyeberang.

"Heh! Lihat jalan, dong kalo bawa motor! Mau bunuh orang?!" Tegurnya penuh kekesalan.

Sampai gadis yang tidak asing itu melihat mereka. Tidak peduli sama sekali.

Sampai rumah, Yoongi baru ingat. Dia adalah gadis yang ditemuinya tempo hari di toko dekat jembatan.

"Jadi, dia sekolah di sana?" Gumamnya mengingat seragam sekolah yang anak itu kenakan.

Dua pekan berlalu, Yoongi melawati sekolah itu lagi. Cukup malam, wajar jika sekolah itu sudah sepi. Yoongi pun berlalu begitu saja.

Hingga di sebuah halte, didapati seorang siswi berdiri di sana. Yoongi tahu itu dia. Jadi, dia putuskan sebatas menepi. Namun, anak itu bergeser menghindarinya.

"Jangan takut" katanya yang tetap duduk di motor.

Diam. Ya, Yoongi didiamkan. Tatapan gadis itu tetap lurus ke depan.

Sampai Yoongi memperkenalkan diri tiba-tiba. "Aku Yoongi"

Mengulurkan tangan. Namun, tetap diabaikan.

"Bus jarang lewat sini jam segini"

"Sok tahu!" Pelan, namun dapat didengar Yoongi. Dan justru membuatnya tersenyum.

"Mending ku antar. Di mana rumahmu?"

"Bus!" Berseru melihat bus yang akan lewat. Rae Na merasa lega.

Tapi, dengan akal liciknya Yoongi melambaikan tangan. Menandakan bahwa tidak ada yang akan naik. Jadi, bus itu berlalu begitu saja.

"Apa-apaan kamu?!" Kesal, pasti. Pria bernama Yoongi ini memang kurangajar.

"Abis ini nggak ada bus lagi" senang Yoongi. "Daripada jalan kaki mending ku antar. Tenang aku bukan orang jahat"

"Apa jaminannya kamu bukan orang jahat?!"

"Sudah, naik saja. Ku antar sampai rumah. Kalau aku jahatin kamu, aku siap dilaporkan polisi. Bawa aku kehadapan orang tuamu"

Berpikir keras beberapa saat. Sampai memutuskan menerima tawaran itu. "Baik"

Naik ke motor dengan menjaga banyak jarak. Lalu, mulai jalan.

"Anak kecil sepertimu nggak pantas dijahati. Pantasnya dilindingi"

Katakan ini gombalan pertama dimulai. Sementara, yang digombali hanya diam.

"Boleh tidak aku jadi pelindungmu?"




Berlanjut••

Hehe ada yg mencariku kemarin? Maafkan seharian kemaren emang gak main media apapun.

Emm kalo ada komen yg blm terbalas di part sebelumnya, maaf ya. Soalnya pas mau bls beradu sama sinyal. Mana ini simnya lg gak bersahabat.

Lavyu

Ryeozka

CRAZY LOVE (END) Where stories live. Discover now