Extra Chap 1

2.7K 238 19
                                    



Tee melakukan pekerjaan rumah tangga seperti hari-hari biasanya. Tee sudah muak dengan itu dan ingin pergi keluar dan bekerja, pekerjaan di mana ia bisa mendapatkan uang sendiri. Bukan uang dari Tae.

Ketika selesai dengan semua pekerjaannya, Tee duduk malas di sofa. Ia menatap langit-langit dan menghitung sesuatu di kepalanya.

"Ah! Aku akan mencari pekerjaan!" Putus Tee dan berlari untuk bersiap-siap. Ini hampir waktu makan siang dan biasanya, Tae akan pulang dan makan siang bersama dengan Tee. Tapi hari ini Tee lupa tentang itu. Fokus utamanya adalah mencari pekerjaan.

Tee mengenakan jas, hadiah dari Godt dan Bbas untuknya. Dia tersenyum bahagia dan menyiapkan mentalnya. Tee harus mencari pekerjaan yang tepat dan sesuai dengan keinginannya.

Tee membawa semua yang ia butuhkan dan sudah mencoba di beberapa tempat, tapi semuanya memiliki jawaban yang sama. Tidak ada lowongan yang tersedia saat ini.

Tiga jam berlalu dan Tee memutuskan untuk mencoba tempat terakhir. Tee bertekad dan memiliki perasaan yang baik tentang tempat itu. Tee masuk ke dalam gedung, gedung itu besar dan lumayan populer.

Tee menunggu setelah resepsionis memintanya menunggu di ruang tunggu. Tee gelisah sesekali, pikirannya penuh dengan pertanyaan umum yang mungkin diajukan selama wawancara.

"Tuan Thanapon, silahkan masuk ke ruangan itu." Kata sekretaris itu kepada Tee dan Tee sambil tersenyum sebelum memasuki ruangan tersebut.

Tee tersenyum gugup, dan menjadi lebih gugup ketika bos dari perusahaan itu hanya menatap Tee dengan mulut sedikit terbuka. Tee menggaruk kepalanya dan duduk di kursi, di depan bos.

"Halo, nama saya Thanapon." Tee memperkenalkan dirinya. Bos itu tidak bisa menahan senyum ketika Tee membuka mulutnya, tapi ia tetap tidak berhenti menatap Tee.

"Hai, aku Alex." Alex memperkenalkan diri dan mengulurkan tangan untuk berjabat tangan.

Tee meraih tangan itu cepat. Ketika Tee mencoba untuk menarik tangannya, Alex masih memegang tangannya dengan erat. Tee menjadi takut, wajahnya menunjukkan perasaannya yang sebenarnya. Alex menyadari hal itu dan melepaskan tangan Tee. Dia bahkan sudah merindukan tangan Tee di genggamannya.

"Maaf, saya pergi." Tee memeluk tasnya dan bersiap untuk pergi. Tee sangat takut.

"Hei, tunggu! Aku minta maaf sudah membuatmu merasa gugup. Aku tidak bermaksud menyakitimu. Maaf." Alex terdengar tulus dan Tee terlihat lebih rileks.

Mereka melanjutkan wawancara dengan lebih tenang dan Tee juga banyak bicara. Mereka menjadi lebih nyaman satu sama lain.

"Ini berkas lamaran saya. Saya tidak memiliki pengalaman yang solid atau terdaftar sebelumnya, tapi saya bisa berjanji saya akan bekerja keras." Jelas Tee, ia benar-benar berharap bahwa ia bisa bekerja di tempat itu.

Alex tersenyum dan memeriksa berkas itu. Untuk mengatakan bahwa Alex sangat terkejut bisa dimengerti, ia membaca berkas itu berulang kali. Di sana jelas tertulis bahwa Tee sudah menikah dan nama terakhir Tee lebih membuat Alex terkejut.

"Apa kau suami Tae Darvid?" Tanya Alex, Tee tersenyum dan mengangguk.

"Anda mengenal suamiku?" Tanya Tee sangat senang dan bangga dengan suaminya. Suaminya adalah orang yang terkenal.

"Ya. Siapa yang tidak tahu keluarga Darvid?"

"Oh." Jawab Tee singkat dan masih tersenyum. Alex menatap Tee, ia tidak bisa memberitahu Tee bahwa ia tidak bisa mempekerjakan Tee di perusahaannya. Perusahaannya bukanlah apa-apa dibandingkan dengan perusahaan keluarga Forth.

"Kenapa kau tidak bekerja di perusahaan suamimu?" Tanya Alex. Tee terkejut dengan pertanyaan itu.

"Eh, tapi suami saya juga tidak bekerja dengan keluarganya. Saya tidak ingin bekerja di sana, saya ingin bekerja di tempat yang cocok. Saya suka menjadi seorang konselor dan perusahaan Anda sedang membutuhkan. Jika Anda tidak bisa menerima saya karena nama keluarga, maka saya akan pergi. Maaf, terima kasih untuk waktu Anda." Tee benar-benar sedih sampai ia hampir menangis.

Tee bergerak bangkit tapi Alex dengan cepat menghentikannya. Dia merasa seperti ingin memeluk Tee, Tee memerah karena hampir menangis.

"Tenanglah. Aku tidak keberatan jika kau ingin bekerja di sini. Aku senang mempekerjakanmu. Jadi, kapan kau bisa mulai bekerja?" Tanya Alex dengan senyum bahagia.

Reaksi Tee berubah denga cepat dan dia hampir melompat karena terlalu senang.

"Benarkah?!" Tanya Tee dengan gembira.

"Yeah."

"Terima kasih. Bisakah aku mulai bekerja minggu depan?" Tanya Tee lagi.

"Tentu saja. Selamat datang di perusahaanku, Tee."

"Terima kasih!!!" Mata Tee berbinar penuh kebahagiaan. Senyumnya membuat ruangan itu lebih hidup.

Alex menatap Tee berjalan keluar dari ruangannya dan masih belum bisa berhenti tersenyum.

"Kenapa kau sudah menjadi milik orang?" Tanya Alex pada dirinya sendiri. Dia harus menyerah karena Tae bukan lawannya. Tae jauh lebih tinggi darinya. Mereka tidak berada pada level yang sama.

Tee pulang ke rumah dengan bahagia. Ketika membuka pintu rumah, Tee terkejut karena lima orang sedang menunggunya di ruang tamu.

"P' Tee!" Teriak Bbas dan lari menghampiri Tee. Dia memeluk Tee dengan erat.

"Dari mana saja kau?" Tanya Tae benar-benar serius, tidak tersenyum sama sekali.

"Erm P' ... Tee.."

"Dari mana kau!?" Tae mengulangi pertanyaannya lebih keras, Tee tersentak dengan nada bicara Tae. Tae benar-benar marah.

"Kau meninggalkan rumah tanpa memberitahu siapapun dan kau bahkan tidak membawa ponselmu!!" Tae sedikit menaikkan suaranya, membuat wajah Tee berubah sangat cepat.

Baru saja Tee sangat bahagia, tapi sekarang dia benar-benar sedih. Tee pulang membawa kabar baik, tapi semua menunggunya pulang untuk memarahinya.

"Dari mana kau!?" Tae menggertakkan giginya, Tee menatap Tae sedih. Tae lemah dengan tatapan itu, itu sebabnya dia mengalihkan tatapannya. Tapi Tee berpikir lain, menganggap bahwa Tae benar-benar marah padanya hingga Tae bahkan tidak mau menatapnya.

"Maaf karena aku tidak memberitahu siapapun. Aku lupa. Aku hanya ingin mencari pekerjaan." Jelas Tee sedih.

Godt, Kimmon, Copter, dan Bbas menatap Tae. Mereka selalu membicarakan hal ini. Tentang Tee yang ingin bekerja tapi Tae menginginkan Tee tetap di rumah.

"Tee, sudah berapa kali ku bilang..."

"Ya! P' mengatakan padaku untuk tetap di rumah dan hanya meminta uang padamu ketika aku butuh. Aku tidak butuh uang, aku ingin bekerja karena aku ingin menolong orang. Kau selalu membuatku tinggal di rumah. Aku sudah mendapatkan pekerjaan. Kau tidak bisa menghentikanku!!" Tee berteriak pada kalimat terakhirnya dan berlari ke kamarnya.

Itu pertama kalinya Tee meninggikan suaranya pada Tae dan semua orang terkesiap dengan adegan ini. Tidak pernah mereka berpikir bahwa Tae dan Tee akan bertengkar. Tae dan Tee bertengkar dengan serius tidak pernah terlintas di benak mereka.

"P' Tae, ku rasa kau terlalu berlebihan karena P' Tee tidak akan pernah marah tanpa alasan yang kuat." Kata Copter, agak kecewa dengan Tae sebenarnya.

Godt dan Kimmon menganggukkan kepala mereka dan meninggalkan Tae dan Bbas sendirian di ruang tamu. Bbas berkedip beberapa kali sebelum menatap Tae yang terlihat kacau. Tae masih dengan pakaian kerjanya dan mencoba menelepon Tee ribuan kali sebelum Tee pulang.

"P', aku mengerti kau khawatir pada P' Tee. Jujur aku juga ingin P' Tee tetap di rumah, tapi kadang kau juga harus bertanya dan mengerti P' Tee. P', kalian berdua baru saja kembali dari bulan madu dua minggu yang lalu, aku yakin suasana bahagia masih menyala di hati kalian. Tolong bicarakan baik-baik dengan P' Tee." Bbas juga meninggalkan Tae. Tae butuh waktu untuk memikirkan perbuatannya, ia menghela nafas dalam-dalam.



Love Is Here (bahasa translate)Where stories live. Discover now