Chapter 05

3.3K 347 25
                                    





"Ku harap setidaknya dia memiliki satu saudara perempuan, tapi sial! Dia punya dua saudara laki-laki!" Kimmon merengek keras di rumahnya yang membuat Godt, sepupunya kesal.

"Siapa sebenarnya yang kau bicarakan?!" Godt merasa ingin membunuh seseorang hari ini dan orang itu adalah Kimmon yang merengek sejak semalam.

"Diamlah! Kau belum melihat dia, itu sebabnya kau tidak tahu apa yang ku bicarakan."

"Siapa?!" Sekarang mereka saling berteriak, yang mengakibatkan dua bantal melayang menghantam wajah mereka.

"Tae!!!" Teriak mereka secara bersamaan, dengan nada dan frekuensi yang sama. Orang yang dipanggil Tae hanya menyeringai senang.

"Kalian berdua berisik." Tae berkata dengan tenang dan duduk di sofa di depan tv.

"Kim bodoh ini terus merengek tentang seorang anak yang memiliki dua saudara laki-laki." Godt benar-benar tidak bisa mentolerir rengekan Kimmon. Dia lebih baik mati.

"Hah?" Tae sangat bingung. Apa yang salah dengan memiliki dua saudara laki-laki? Meskipun mereka bertiga bukan saudara kandung, tapi mereka memiliki garis keturunan yang sama. Mereka adalah sepupu. Tae berharap sekali ia tidak mengenal mereka.

"Tae, Godt, kau harus bertemu anak itu. Sial! Dia bukan manusia." Kimmon berdiri di depan mereka berdua dengan wajah yang sangat aneh.

"Jika dia bukan manusia, lalu apa alasan untuk bertemu dengannya? Itu sangat menakutkan!" Godt sedikit berteriak. Dia sungguh tidak memahami logika Kimmon. Tae juga setuju dengannya kali ini.

"Karena dia malaikat. Dia sangat ..."

"Lalu apa? Kau melihat malaikat? Ku rasa aku harus merencanakan pemakaman untukmu. Kau mau membantuku, Tae?" Godt bertanya pada Tae dengan serius.

"Pasti." Tae yang jarang setuju dengan siapapun, menyetujui perkataan Godt, bahwa Kimmon benar-benar gila.

Kimmon menjadi marah dan mulai berteriak tentang bagaimana mereka menjadi begitu bodoh dan bagaimana mereka tidak percaya apa yang dikatakanny. Tae dan Godt tidak peduli dan tidak mau repot-repot mendengarkan rengekan Kim.

"Ayo kita pergi ke gym hari ini. Aku akan tunjukkan pada kalian apa yang ku maksud. Lalu, kalian harus mencuci pakaian selama satu bulan jika mulut kalian terbuka sedikit saja." Kimmon menantang mereka, tentu saja Godt setuju. Tae bersikap seperti tidak terjadi apa-apa. Jangan pernah terlibat dengan taruhan, itu berbahaya.

Seperti yang dijanjikan, mereka bertiga pergi ke gym. Godt benar-benar bersemangat untuk melihat wajah sedih Kimmon. Kimmon memanggil First dan menanyakan Tee.

"Hari ini Tee libur." Jawaban First membuat Godt tertawa senang. Dia menang! Tae memgabaikan mereka berdua dan berusaha untuk berolahraga, hanya melakukan gerakan dasar.

"Cuci pakaianku selama dua bulan, oke?” Godt sangat senang, sementara Kimmon merasa ingin menyuruh Tee untuk datang sekarang juga,tapi dia tidak punya hak.

"Kenapa Tee tidak ada di sini hari ini?" Kimmon bertanya entah pada siapa, mungkin kepada Tuhan.

First bisa menebak bahwa Kimmon sedang bertaruh dengan Godt. Tapi dia juga ingin melihat reaksi Godt dan Tae ketika mereka melihat Tee. First sudah bisa menebak reaksi Godt, tapi dia ingin tahu reaksi Tae Darvid yang terkenal dingin itu.

*******

Tae menghabiskan akhir pekan di rumah sendirian setelah berolahraga. Dia lelah dan tidak memiliki kegiatan. Tae tidak memiliki banyak teman seperti Kimmon dan Godt, satu-satunya teman yang dia miliki adalah sepupu-sepupunya. Itulah yang membuat Tae mau tidak mau menerima takdir bahwa mereka bertiga tinggal bersama.

"Mochi!" Tae berteriak saat melihat anjing milik Kimmon berlari menuju jalan karena gerbang rumah sedikit terbuka.

Sementara itu, Tee mengendarai sepedanya hari ini karena jadwal bimbingan belajar ke rumah seorang siswa dan area perumahan tersebut cukup jauh dari rumahnya. Ketika Tee mengayuh sepedanya dengan riang, Tee terkejut ketika melihat seekor anjing berlari menuju jalan melalui gerbang yang sedikit terbuka. Pada saat yang bersamaan, sebuah truk melaju ke arah anjing tersebut.

Tee melompat dari sepedanya dan berlari ke jalan untuk menyelamatkan anjing itu.Untungnya dia cukup cepat dan mampu menyelamatkannya. Tee memeluk anjing itu erat.

"Oh Tuhan, baby. Itu berbahaya." Tee mencoba untuk menenangkan anjing yang juga tampak terkejut itu.

Setelah beberapa saat, Tee membawa anjing ke pekarangan rumah dan menutup gerbang dengan benar.Anjing itu menggonggong riang pada Tee membuat Tee terkekeh.

"Jangan lari ke jalan lagi. Aku harus pergi. Bye, Mong-Mong." Tee melambai dan menaiki sepedanya kembali.

Tae sampai di gerbang, tapi hanya Mochi yang ada di sana. Tae memegang Mochi dan membuka gerbang untuk melihat orang yang menyelamatkan Mochi. Dia hanya bisa melihat punggung penyelamat itu dari jauh.

'Malaikat benar-benar ada.' Gumam Tae kemudian masuk ke dalam rumah. Tae menghela nafas ketika melihat betapa riangnya anjing itu.

"Kau hampir mati dan masih bisa terlihat riang. Itu sebabnya orang memilih ikan sebagai hewan peliharaan, karena ikan tidak bisa berjalan sepertimu." Tae menghela nafas dan meninggalkan anjing itu sendirian di ruang tamu. Dia ingin mandi.

*******

Tee memasuki rumah mereka, merasa aneh karena begitu sunyi. Tee berjalan perlahan dan tersenyum ketika melihat adik-adiknya tidur di lantai. Buku dan pulpen berserakan di sekitar mereka.

Tee mengusap kepala mereka sebelum pergi ke dapur dan menyiapkan bahan untuk memasak. Tee menghabiskan 30 menit untuk memasak makan malam dan mandi sebelum membangunkan Bbas dan Copter.

Bbas dan Copter menyiapkan meja makan, tapi Bbas berhenti melakukan pekerjaannya ketika ia melihat siku Tee diplaster.

"P', apa yang terjadi?" Tanya Bbas dengan serius. Copter juga meninggalkan pekerjaannya dan memeriksa luka Tee.

"Aku jatuh." Kata Tee singkat dan terus menyajikan makanan.

"Jangan naik sepeda lagi." Bbas memperingatkan dan Copter langsung setuju.

"Ini bukan karena sepeda. Aku mencoba untuk menyelamatkan seekor anjing. Sebuah truk hampir menabraknya." Tee menjelaskan dengan hati-hati. Dia tidak ingin adik-adiknya khawatir.

Bbas dan Copter hanya bisa menghela nafas sedih. Tidak ada yang bisa membuat Tee berhenti untuk membantu apapun.

"Baiklah. Ayo kita makan, aku akan mengobati luka P' setelah ini." Copter terdengar serius dan Tee hanya menganggukkan kepalanya. Tidak ada gunanya melawan kedua adiknya ketika dalam hal yang serius.


____________________________________

Hei, im back 😁😁😁
Sorry lama gak update, soalnya kemaren mudik lebaran 😆😆
Btw, meski agak terlambat
Minal Aidin Walfaidzin
Maaf lahir batin ya semua 🙏🙏🙏

Happy reading 😘😘😘

Love Is Here (bahasa translate)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang