Chapter 35

2.4K 266 64
                                    





Keadaan Tee lebih baik hari ini, sebagian besar karena emosinya stabil. Copter dan Bbas bisa mengunjungi dan merawatnya di rumah sakit. Kimmon dan Godt berhasil menyatukan kembal ketiga bersaudara ini.

"P' Tee, jangan sakit lagi. Kita akan tinggal bersama mulai sekarang." Bbas bahagia, dia sudah mengemasi barang-barangnya untuk hidup bersama di rumah Tae. Bukan rumah lama yang pernah mereka tinggali, tapi rumah dimana Tae, Godt dan Kimmon tinggal.

"Bagaimana dengan nenek kalian?" Tanya Tee khawatir. Copter sedikit mendengus sebelum menjawab pertanyaan itu.

"Aku sudah tidak peduli lagi, P'. Aku masih marah." Jawab Copter membuat Tee mencubit lengannya.

"Hei, itu salah. Ingat saat kalian bersemangat saat tau bahwa kalian masih memiliki nenek? Kalian merasa bersyukur, bukan? Jangan berubah hanya karena beliau tidak seperti apa yang kalian bayangkan. Sayangi dan juga rawatlah beliau. Kalian bisa tinggal bersama kami, tapi pastikan kalian sering mengunjunginya. Dengar, jika kalian memilih untuk tinggal bersama kami dan bersikap kasar pada nenek kalian, lebih baik jangan datang. Aku membesarkan kalian untuk menjadi manusia yang baik." Tee serius mengomeli mereka.

Copter dan Bbas menatap lantai, mereka tidak menyukai itu. Tapi benar apa yang dikatakan Tee, Mereka tidak bisa pergi begitu saja seperti manusia yang tidak tahu berterima kasih.

"Maafkan beliau, perlakukan beliau dengan baik. Tidak apa-apa jika beliau tidak menyukaiku, karena aku bukan cucunya. Aku tidak harus mengunjungi dan bertemu beliau, dan beliau juga tidak harus menemuiku. Aku menghormatinya dan aku ingin kalian juga menghormati dan menyayanginya. Oke?"

Bbas dan Copter mengangguk. Tee tersenyum dan menarik adik-adiknya ke dalam pelukan.

"Aku sangat menyayangi kalian berdua. Aku tidak peduli jika orang lain tidak menyukaiku, selama kita saling menyayangi." Kata Tee lembut, Copter dan Bbas hampir menangis. Tee adalah seorang malaikat!

Kimmon, Godt dan Tae mendengar semuanya dari luar. Mereka menguping pembicaraan tiga bersaudara itu. Mereka tidak bisa percaya dengan apa yang dikatakan Tee, tapi mereka bangga pada Tee.

"Sial! Malaikat benar-benar ada." Kata Godt lagi dan lagi.

"Ya. Iblis juga." Kimmon ikut berkomentar dan itu membuat mereka berdua mendapat pukulan di kepala mereka.

"Itu sakit, Tae!! Aku tidak pernah mengatakan jika iblis itu adalah kau." Rengek Kimmon sambil megusap kepalanya. Tae benar-benar iblis.

"Yeah." Godt setuju dengan Kimmon. Kepalanya juga sakit.

"Aku bukan iblis, aku raja iblis." Tae menyeringai dengan tatapan iblis dan masuk ke dalam ruangan.

Godt dan Kimmon bergidik melihatnya. Bulu kuduk mereka berdiri. Tae benar-benar menakutkan!

******

Tee merengek untuk pulang hari ini karena adik-adikya sudah tinggak di rumah Tae. Dia tidak sabar untuk tinggal bersama. Tapi Godt mengatakan tidak karena Tee masih muntah setiap kali ia makan dan itu tidak baik.

"P' Godt, ku mohon." Tee memohon berulang kali, setiap kali Godt datang untuk memeriksanya.

"Tidak, Tee. Ku mohon." Godt juga memohon. Dia akan mati jika Tae tahu.

Tee menyilangkan tangannya dan mencibir dengan manisnya. Godt tidak bisa menolak itu membuatnya mencubit pipi Tee.

"Jangan keras kepala. Biarkan dokter melakukan pekerjaan mereka, oke?" Pinta Godt dan duduk di sisi ranjang.

Love Is Here (bahasa translate)Where stories live. Discover now