Chapter 44

2.4K 249 24
                                    





Siapa bilang mempersiapkan pernikahan itu mudah. Tee hampir pingsan karena kelelahan. Sebenarnya Tee tidak perlu melakukan apa-apa dan membiarkan perancang pernikahan melakukan pekerjaan mereka, tapi Tee ingin terlibat dalam setiap bagian.

"Dia begitu bekerja keras." Kata Nyonya Wanda sambil memainkan rambut Tee. Tee sedang tidur nyenyak di pangkuannya.

Tae menghela nafas. Dia sudah mengatakan pada Tee bahwa semuanya bisa dilakukan oleh para profesional, tapi Tee juga ingin melakukannya. Tae membiarkan Tee melakukan apa yang dia inginkan.

"Kau akan tidur di sini malam ini?" Tanya Nyonya Wanda pada Tae. Tee telah menghabiskan waktunya di sana selama satu minggu karena pernikahan mereka akan diadakan di rumah itu.

"Tidak bisa. Aku ada rapat besok pagi. Aku harus menyelesaikan semua pekerjaanku sebelum mengambil cuti." Tae juga sibuk dan tidak memiliki banyak waktu untuk membantu Tee mempersiapkan pernikahan mereka. Pekerjaannya di kantor terlalu banyak.

"Jangan terlalu memaksakan diri. Minggu depan adalah hari pernikahan kalian." Saran Nyonya Wanda, Tae menganggukkan kepalanya.

"Aku pergi dulu." Tae bangkit dan mencium dahi Tee.

"Aku akan membawanya ke kamarnya." Tae mengangkat Tee seperti pengantin dan berjalan ke kamar mereka.

Nyonya Wanda hanya mengikuti mereka, tersenyum ketika mendengar Tee bicara dalam tidurnya tentang pengaturan kursi dan meja. Tee mengerjakan banyak hal hari ini. Dia sedang menunggu Tae di ruang tamu tapi tertidur sebelum Tae sampai di sana.

Tae menidurkan Tee di tempat tidur dan duduk di sebelahnya, mengusap rambut Tee lembut.

"Aku tidak sabar untuk menjadi suamimu." Kata Tae lembut di telinga Tee.

"Mimpi indah, baby." Tae memberi sebuah ciuman sebelum meninggalkan kamar.

Tae menganggukkan kepalanya pada Nyonya Wanda dan keluar dari rumah itu. Tae tidak pernah begitu sayang pada siapapun kecuali Tee. Nyonya Wanda memahami cucunya, hingga ia tidak merasa sakit ketika Tae tidak memeluk atau menciumnya sebelum pergi.

Di dalam mobil, Tae menyalakan radio dan mendengarkan lagu-lagu cinta yang diputar di radio. Tae tidak pernah menjadi pria yang romantis dan menikmati lagu-lagu cinta, tapi semua berubah ketika ia mengenal Tee.

Tae tersenyum ketika lagu favorit Tee dimainkan, ia bahkan ikut menggumamkan lagu itu. Jari-jarinya mengetuk setir mobil mengikuti ritme.

*****

Tae tidak percaya ketika orang yang ingin menemuinya di kantor hari ini adalah tunangannya, Tee. Tae bangkit dari kursinya dan memeluk Tee. Ia merindukan Tee, kemarin mereka bahkan tidak bisa mengobrol.

"Apa yang kau lakukan di sini, baby?" Tanya Tae masih memeluk erat Tee.

Tee terkekeh dan menepuk pelan punggung Tae. Dia juga merindukan Tae.

"Baumu enak, P'." Komentar Tee sambil mengendus kemeja Tae. Tae menertawakan kelakuan Tee. Tee benar-benar tak terduga.

"Baumu juga enak." Tae balas memuji membuat Tee tersenyum senang.

"Jadi, kenapa kau ke sini hari ini? Bagaimana dengan persiapannya?" Tanya Tae menarik Tee untuk duduk di sofa.

Tee meletakkan kotak makanan di atas meja dan duduk di dekat Tae, memainkan jari Tae.

"Aku ingin makan siang bersama P', dan semuanya hampir selesai. Aku ingin bertemu denganmu, P'." Jawab Tee, Tae tersenyum mendengarnya. Tee sangat imut di matanya.

Love Is Here (bahasa translate)Where stories live. Discover now