Chapter 43

2.3K 244 27
                                    





Tae dan Tee kembali ke Bangkok. Tae merasa gelisah, tapi Tee sudah kembali ceria seperti biasa. Mereka bergandengan tangan berjalan keluar dari bandara. Kimmon dan Copter menunggu mereka di luar.

"P' Tee!" Copter berlari untuk memeluk Tee ketika melihat Tee berjalan keluar dari pintu.

Kimmon mengusap rambut Tee dan menatap Tae. Mereka tahu apa yang terjadi di Vietnam.

"Kau baik-baik saja, P'?" Tanya Copter khawatir.

"Kau memberitahu mereka, P'? Aku sudah bilang jangan memberitahu mereka." Tee mengerutkan kening pada Tae. Tae hanya tersenyum dan menggandeng tangan Tee, tidak mengatakan apa-apa.

"Ayo kita pulang. Bbas dan Godt membakar dapurmu hari ini." Ajak Kimmon sambil menghela nafas. Pasangan itu mencoba membuat kue, tapi malah membakar oven sebagai gantinya.

"Oh, tidak. P' Tae!" Tee terkikik senang, dia bisa membayangkan betapa banyak kekacauan yang dibuat oleh Godt dan Bbas.

"Baby, kau jangan tertawa. Aku mungkin harus membangun dapur lain." Kata Tae dan Tee tertawa lagi. Tee memeluk Tae dan masuk ke dalam mobil. Dia tidak sabar untuk melihat kekacauan itu.

Setelah sampai rumah, Tee melompat dari mobil dan segera masuk ke dalam rumah. Tee tidak sabar untuk melihat dapur. Sedangkan Godt dan Bbas bersembunyi demi hidup mereka.

Tawa Tee bisa terdengar dari ruang tamu. Tae berjalan ke dapur dan kehilangan kata-katanya, ovennya terbakar dan dindingnya menghitam. Syukurlah hanya itu kerusakannya.

"P' Tae, bagaimana mereka bisa melakukan ini? Hebat!" Tee tertawa tanpa henti. Mau tidak mau, Tae ikut tertawa bersama Tee. Tawa Tee adalah candu.

"Godt, pastikan kau memperbaikinya!" Tae mengetuk pintu ruang cuci.

Godt dan Bbas hampir kencing di celana mereka ketika Tae mengetuk pintu. Tae tahu semua. Bbas keluar dari ruang cuci dan memeluk Tee, lalu Godt mengikutinya dan juga memeluk Tee.

Tee terkekeh, balas memeluk dan menepuk pelan punggung mereka.

"Kita makan di luar hari ini, aku yang traktir." Tawar Godt dan semua menyetujuinya. Bbas melompat ke punggung Godt dan mereka berdua keluar dari dapur.

"Ayo kita istirahat dulu, baby." Tae menarik tangan Tee ke kamar mereka.

******

Tee sedang tidur ketika Tae berjalan ke ruang tamu. Bbas sedang melakukan tugas kuliahnya dan Copter meminta Godt untuk mengajarinya tentang hal-hal medis. Kimmon sedang bermain candy crush dengan ponselnya, dia kecanduan.

Tae duduk di sofa tunggal dan semua menatapnya. Mereka ingin tahu kejadian sebenarnya.

"Semua baik-baik saja, pria itu mabuk dan mengira Tee adalah seorang perempuan." Tae mengusap wajahnya. Mereka semua marah, tapi tidak mengatakan apa-apa. Mereka bersyukur bahwa Tee baik-baik saja.

"Dia baik-baik saja? Dia tidak memiliki mimpi buruk atau trauma, bukan?" Tanya Godt. Godt adalah seorang dokter, hingga ia khawatir dengan kondisi mental Tee.

"Tidak, tapi ia mengatakan ia merasa jijik dengan sentuhan pria itu. Dia membersihkan dirinya sampai ia puas. Kulitnya berubah menjadi merah. Aku tidak tahu apakah dia mengerti apa yang terjadi atau tidak." Jawab Tae.

"Haruskah kita membawanya menemui terapis?" Tanya Kimmon, juga khawatir. Mereka khawatir Tee bersikap seperti tidak terjadi apa-apa hanya untuk memastikan tidak ada yang mengkhawatirkannya.

"Kita akan bicara dengannya." Kata Copter dan Tae mengangguk. Tee selalu mengalihkan pembicaraan ketika Tae ingin membicarakannya.

Tee mendengar semuanya, tapi dia tersenyum dan berjalan menghampiri mereka. Tee duduk di pangkuan Tae. Mereka semua terkejut dengan kemunculan Tee yang tiba-tiba.

"Aku mendengar semuanya. Aku tahu kalian semua khawatir, dan aku tahu apa yang terjadi saat itu. Aku tidak mencoba untuk bertindak seperti tidak terjadi apa-apa, tapi aku berhasil untuk melindungi diriku sendiri. Orang itu mabuk dan aku lebih kuat darinya saat itu. Aku takut tapi aku bersyukur aku selamat. Orang itu tidak bisa berbuat banyak, aku dengan cepat menendangnya. Aku bersyukur bisa melarikan diri dan menemukan P' Tae. Jangan terlalu khawatir, aku sudah baik-baik saja." Kata Tee, tersenyum pada mereka.

Mereka semua bangga pada Tee. Tae mencium bahu Tee dan memeluk erat pria kecil itu. Tee terkikik dan mengusap kepala Bbas dan Copter, mereka yang paling dekat dengannya di samping Tae.

"Itu sebabnya aku sudah memutuskan untuk segera menikah dengan P' Tae. Aku tidak ingin pria lain menyentuhku seperti itu, aku benci itu!" Kata Tee dengan serius.

Orang yang paling bahagia adalah Tae. Bbas dan Copter menarik Tee dan menyembunyikannya di belakang mereka.

"Apa yang kau ajarkan padanya, Tae?" Tanya Godt dengan tatapan tajam.

"Ya. Tidak ada lagi ke luar negri bersama Tee." Tambah Kimmon dan menarik mereka semua pergi, meninggalkan Tae sendirian yang menyeringai di sofa. Tae sedang merencanakan pernikahannya di kepalanya.

******

Tae tidak bisa mentolerir mereka berempat lagi. Ini sudah larut malam dan Tee tidak berada di kamar mereka. Tae mengetuk pintu kamar Godt dan Kimmon, tapi tidak ada jawaban.

"Buka pintunya atau aku akan menghancurkannya!!" Tae memperingatkan, dia serius dengan kata-katanya.

Beberapa suara terdengar dari kamar Godt. Pintu terbuka dan Godt berdiri tegak, ia juga memasang posisi berani. Tapi Tae hanya perlu menatap tajam untuk membuat Godt berubah pikiran. Tae menakutkan.

"Di mana Tee?" Tanya Tae. Godt menelan ludah, dia melirik Bbas untuk meminta bantuan. Menjadi kekasih yang baik, Bbas datang untuk membantu Godt.

"P' Tee sudah tidur. P' Tae, aku tahu P' mencintainya dan aku percaya pada P'. Tapi aku harap P' bisa membiarkan P'-ku tidur terpisah sebelum hari pernikahan." Pinta Bbas dengan tatapan memohon.

Tae menunjukkan wajah muramnya yang terkenal yang bisa membuat bayi menangis. Bbas berdoa untuk keselamatan mereka. Tae berpikir sebentar sebelum mengangguk.

"Hanya kau dan saudaramu yang lain yang bisa tidur dengan Tee. Jika aku tahu Godt atau Kimmon tidur di kamar yang sama, aku akan mematahkan tulang mereka." Tae pergi meninggalkan Bbas dan Godt yang merinding.

"Dia tidak mengincar gigiku lagi, tetapi tulangku. Bbas, P' akan mati lebih cepat." Godt hampir menangis. Ia menyayangi giginya, tapi juga menyayangi tulangnya.

Bbas terkekeh sebelum menepuk punggung Godt, simpati padanya.

"Kalau begitu, cari tempat lain untuk tidur malam ini. Bye, P'." Bbas mendorong Godt keluar dari kamar dan menutup pintu. Godt tidak percaya kekasihnya melakukan itu. Dia tidak memiliki pilihan lain kecuali tidur di sofa. Selamat tinggal tidur yang nyaman.

******

Tee terbangun sekitar jam 3 pagi karena merasa ada sesuatu yang kurang dalam tidurnya. Tee melihat Bbas yang sedang tidur nyenyak dan memeluk selimut. Tee mengusap rambut Bbas sebelum bangun dari tempat tidur.

Tee berjalan perlahan ke pintu dan membukanya, dia merasa seperti James Bond dengan caranya berjinjit-jinjit meninggalkan kamar.

"Maaf Bbas, P' butuh bantal P' Tae." Bisik Tee dan menutup pintu dengan hati-hati.

Tee berjalan ke kamarnya dan tersenyum melihat Tae masih terjaga, membaca buku.

"P' tidak bisa tidur?" Tanya Tee riang, ia melompat ke tempat tidur dan menarik bantal Tae.

"Itu milikku, baby." Kata Tae, menarik Tee mendekat padanya. Tee tersenyum dan memeluk bantal itu lebih erat.

"Aku tidak bisa tidur tanpa ini. Bisakah aku membawanya saat kita tidur terpisah?" Tanya Tee berharap, dia benar-benar membutuhkan bantal Tae.

Tae terkekeh dan mencium dahi Tee.

"Tentu saja, baby. Apa pun yang kau inginkan." Balas Tae lembut, memainkan rambut Tee.

"Selamat malam, P'." Gumam Tee mengantuk.

"Selamat malam, baby." Tae mematikan lampu dan menempatkan kepala Tee di lengannya.

"Aku mencintaimu." Bisik Tae sebelum dia berjalan ke alam mimpi.



Love Is Here (bahasa translate)Where stories live. Discover now