Chapter 18

2.5K 272 40
                                    







Tee masih merajuk dan Tae tidak tahu harus berbuat apa. Dia terus mengganggu Tee di dapur, mencoba membuatnya bicara dengannya lagi atau sekedar menjawab panggilannya, tapi Tae tidak mendapatkan apa-apa. Tee menjadi keras kepala dan tidak gampang luluh lagi.

Empat lainnya sangat puas dengan keadaan ini. Sekarang Tae bisa merasakan apa yang mereka rasakan sebelumnya.

"Iblis sedang mencoba membujuk malaikat. Seperti itu akan berhasil saja." Kimmon sedikit menyeringai, dia berdoa agar Tee bersikap dingin pada Tae selama seminggu.

"Copter, aku pulang dulu. Terima kasih untuk makan malamnya. Enak sekali seperti biasa." Kata Kimmon pada Copter, kemudian Copter mengantar Kimmon sampai ke pintu.

"Baiklah. Hati-hati ada hantu." Kata Copter menggoda, tapi suaranya tidak seperti menggoda sama sekali.

"Baby! Jangan bicara seperti itu, aku takut!" Rengek Kimmon dengan sedikit cemberut. Copter hanya tertawa dan mengacak-acak rambut Kimmon. Kimmon itu imut dan seperti anak kecil bagi Copter.

"Pulanglah. Jangan menelepon atau mengirim pesan padaku malam ini. Aku harus belajar. Sampai jumpa.

"Hmph! Baby, kau tidak manis sama sekali."

"Jika kau ingin kekasih yang manis, pergi dan carilah orang lain." Balas Copter dengan wajah kesal. Dia tidak manis, dia tahu itu.

"Oh, baby. Jangan bilang begitu. Aku mencintaimu. Sampai bertemu besok." Kimmon mencuri ciuman di bibir Copter dan berlari ke arah lift sambil tertawa. Copter dengan cepat melihat ke belakang, dia tidak ingin tertangkap basah seperti Bbas.

"Sampai jumpa, Nong Copter." Kata Godt ketika dia juga akan pulang. Copter mengangguk dan mengucapkan selamat malam sebelum menutup pintu.

Copter ingin pergi ke dapur, tapi Bbas menariknya untuk masuk ke kamar mereka.

"Biarkan mereka sendiri." Kata Bbas pelan dan Copter hanya menurut.

*******

"Aku akan melakukan apapun. Bicaralah padaku." Paksa Tae kali ini. Dia tidak bisa menunggu Tee lagi.

"Apapun?" Tanya Tee menjadi riang dalam sekejap. Wow, sekarang Tae berpikir jika Tee hanya berpura-pura agar dia menyerah.

"Ya. Apapun."

"Kalau begitu P', bisakah kau menemaniku bicara dengan P' Godt dan P' Kim?"

"Baiklah. Kapan?" Tae setuju karena ia benar-benar ingin melihat Godt dan Kimmon mendapat ceramah dari Tee. Tee lebih muda dari mereka, tapi jika mereka ingin memiliki adik-adik Tee, Tee menjadi yang paling tua di sini.

"Besok. Bisakah kita bertemu saat makan siang?" Tanya Tee lagi, dia tidak ingin mengganggu jadwal orang lain.

"Aku akan mengaturnya."

"Tapi jika mereka sibuk, P' bisa mengaturnya lain kali. Aku tidak apa-apa." Tee mencoba memahami. Tapi untuk Tae, jika Tee mengatakan besok, itu berarti besok.

"Baiklah." Tae setuju saja untuk saat ini. Dia tahu bagaimana membuat sepupunya setuju dengan satu ancaman.

"Terima kasih, P'." Tee tersenyum lebar.

"Aku akan pulang." Tae pamit dan Tee mengikuti Tae sampai ke pintu. Tee menunggu Tae pergi sebelum menutup pintu.


******

Godt dan Kimmon duduk di depan Tae dan Tee. Mereka merasa sedikit canggung dan takut. Tee ingin bertemu mereka dan mereka yakin akan membicarakan tentang hubungan mereka dengan adik-adiknya. Meskipun mereka lebih tua, tapi dalam situasi ini Tee menjadi yang lebih tua dari mereka. Mereka harus memiliki izin Tee untuk berkencan dengan adik-adiknya.

"Maaf P', sudah menganggu waktu kalian." Kata Tee, juga gugup dengan situasi ini. Tee meraih tangan Tae di bawah meja untuk mencari ketenangan.

"Tee, jika kau khawatir tentang masalah 'itu', jangan khawatir. Kita masih dalam tahap saling mengenal satu sama lain. Aku tidak akan pernah melakukan apapun yang tidak Bbas inginkan." Godt sangat gugup, membuatnya mengoceh apapun itu. Dia juga takut, bagaimana jika Tee memutuskan untuk menentang hubungan mereka.

"Aku juga. Tee, kami menghormati dan juga menyayangimu. Aku harap kau akan mengizinkan kami untuk berkencan dengan adik-adikmu. Aku berjanji untuk menjaga semuanya. Aku akan menunggu sampai menikah untuk melakukan hal 'itu'.

Lagi, mereka membahas tentang 'itu'. Tee mengerti semuanya saat ini, itu sebabnya dia sangat memerah. Tee berharap dia tidak ada di sana sekarang. Tae hanya menyeringai, dia sangat menikmati saat-saat sepupunya  tersiksa seperti sekarang.

"Bukan, P'. Erm, aku harap kalian berdua menjaga adik-adikku dengan baik. Aku, aku tidak ingin terlalu mengganggu kehidupan cinta kalian. Hanya, buatlah mereka bahagia, oke?" Tee meraih kedua tangan Kimmon dan Godt. Dia sangat mengharapkan ini.

"Hanya mereka yang aku miliki." Lanjut Tee lagi.

Kimmon dan Godt tersenyum. Mereka meraih tangan Tee dan berjanji padanya bahwa mereka akan membuat kekasih mereka bahagia.

"Tee, kita adalah keluarga. Kau juga keluargaku." Kata Godt, Tee tersenyum mendengarnya. Tee melirik Tae dan mengangguk.

"Mereka masih muda, belum cukup dewasa. Bersabarlah menghadapi mereka. Mereka adalah anak-anak yang baik." Kata Tee lagi. Godt dan Kimmon mengangguk cepat.

Tae menatap, tidak, melotot lebih tepatnya. Tae melotot ke tangan Tee. Kedua tangan Kimmon dan Godt masih memegang tangan Tee. Tae berdehem untuk mendapat perhatian dari sepupunya, dan cukup dengan tatapannya untuk membuat Godt dan Kimmon mundur. Tidak ada yang mau kehilangan tangan mereka, bukan?

Setelah makan, mereka berpisah. Tee berjalan dalam diam di samping Tae, kakinya menendang kerikil kecil di sepanjang jalan. Harusnya dia terlihat bahagia, tapi Tee terlihat serius dan muram.

"Hei, kau sudah bicara dengan mereka, apa lagi yang ada di kepala kecilmu ini?" Tanya Tae. Dia merasa agak canggung, Tee bicara dengan Kimmon dan Godt seolah dia melepaskan adik-adiknya pergi.

"Tidak ada, P'."

"Kau yakin? Kau terlihat seperti ayah yang melepaskan putrinya untuk menikah sekarang. Apa kau sedih sekarang?" Tanya Tae lagi. Tee terkekeh mendengarnya.

"Aku harap mereka akan bahagia bersama, dan mereka serius dengan adik-adikku. Aku tidak bisa menjaga mereka selamanya, bukan?" Sekarang Tee terdengar sangat sedih. Tae merasa tidak enak. Sesuatu pasti terjadi.

"Mereka masih muda. Kau masih punya banyak waktu untuk merawat mereka." Ucap Tae. Tapi Tee hanya sedikit tersenyum, bukan senyum yang tulus.

"P', aku harus pergi ke tempat mengajar sekarang. Sampai jumpa." Pamit Tee dan berjalan lebih cepat meninggalkan Tae.

Tae mengerutkan kening memikirkan reaksi Tee. Dia sangat yakin jika Tee menyembunyikan sesuatu. Dia akan bertanya pada Tee nanti.





Love Is Here (bahasa translate)Where stories live. Discover now