Chapter 14

2.8K 292 43
                                    







Tee terus mengikuti Tae seperti anak anjing yang hilang dan Tae membiarkan Tee melakukan apapun yang dia inginkan. Yang lain sedang menikmati permainan di ruang tamu. First dan Ray sudah pulang.terlebih dulu.

"P', kau ingin tidur di kamar?" Tanya Tee sambil menunjuk kamarnya.

"Tidak. Aku tidak apa-apa di sini." Jawab Tae, duduk nyaman di sofa panjang dekat beranda.

"Berbaring!" Perintah Tee, membuat Tae terlihat bingung. Apa lagi yang diinginkan Tee sekarang?

"Aku akan memijat perutmu."

"Pijat? Tidak, aku baik-baik saja." Tae menggeleng tapi Tee masih dengan perintahnya.

"Cepat!" Paksa Tee lagi, Tae menghela nafas panjang. Dia benar-benar dikalahkan oleh Tee. Tidak ada yang memaksanya seperti ini sebelumnya, Tee bahkan tidak takut lagi padanya.

Tae berbaring di sofa, sementara Tee membawa sesuatu di tangannya, seperti salep. Tee menyuruh Tae untuk menggosokan salep itu di perut dan lagi, Tae hanya menurut.

"Pakai handuk ini!" Tee memberikan handuk untuk ditempel di perutnya agar salep tidak mengenai baju.

"Haruskah aku melepas bajuku?" Tanya Tae sambil tersenyum. Dia ingin melihat bagaimana reaksi Tee.

"Tidak. P' mungkin akan merasa malu." Jawab Tee. Tae merasa terhina. Ia merasa Tee berpikir bahwa ia tidak memiliki tubuh yang bagus. Dia bugar, okey!

"Kau meremehkanku?" Tanya Tae.

"Eh.. Maksudku, aku malu melepas baju di depan orang lain, mungkin P' juga. Aku hanya menduga." Tee tidak bermaksud apa-apa dengan kata-katanya, hanya saja Tae sedikit sensitif.

"Aku akan mulai, oke." Tee mulai memijat perut Tae perlahan dan hati-hati, ia tidak ingin Tae lebih sakit.

"Ku rasa P' harus ke dokter." Kata Tee tiba-tiba.

"Kenapa?" Tae balik bertanya. Tae tahu dia baik-baik saja dan setelah meminum susu dan makan bubur, dia merasa jauh lebih baik.

"Perutmu keras! Punyaku lunak, milik Bbas juga." Jawab Tee pelan, dia sangat khawatir.

Tae ingin tertawa pada kepolosan Tee. Kenapa Tee tidak tahu jika sesuatu yang keras itu adalah abs? Abs-nya Tae.

"Seperti ada papan di perutmu. Apa P' makan batu dan kayu?" Tee benar-benar bingung. Dia masih berpikir bahwa Tae sakit parah.

"Perlu aku menemanimu ke dokter?" Tee benar-benar menyukai Tae karena  bersedia melakukan itu untuk Tae.

Tae merasa dicintai dan lucu pada saat yang sama dengan bagaimana polosnya Tee. Bagaimana bisa Tee bertahan dalam keras dan sulitnya hidup dengan kepolosannya?

"P', jangan tertawa. Kau mungkin sakit. Kita harus memeriksakannya." Tee merengek marah tapi masih memijat perut Tae dengan hati-hati.

Tee adalah pria pertama yang Tae tahu memiliki sentuhan dan perasaan keibuan. Tee tidak feminin, tapi dia seperti sosok ibu.

*******

Setelah pesta kecil malam itu, Tee memastikan untuk menghubungi Tae sesekali dan bertanya apakah Tae sudah makan. Tae merasa terkejut dengan berapa banyak waktu yang dimiliki Tee dan kepedulian yang diberikan Tee padanya. Itu adalah hal baru baginya.

Setelah Tee mengakhiri panggilan, dia berpikir keras. Bbas dan Copter memperhatikan kakaknya dengan lekat.

"Copter, kau belajar medis, bukan?" Tanya Tee.

Love Is Here (bahasa translate)Where stories live. Discover now