Chapter 13

2.8K 314 26
                                    








Bbas dan Copter terlihat sangat senang dengan rumah baru mereka. Tee merasa ingin menangis ketika melihat adik-adiknya berlarian mengelilingi rumah dan memeriksa setiap kamar. Mereka terlihat sangat bahagia, Tee ingin menjaga wajah bahagia itu.

"Baiklah anak-anak, ayo kita duduk dan mendengarkan syarat dan ketentuan rumah dari pemiliknya." Kata Tee membuat mereka berdua mendekat. Mereka masih tidak tahu siapa pemilik rumah itu. Tae juga tidak tahu harus berkata apa karena dia tidak pernah membuat syarat atau ketentuan apapun.

"Oh P', siapa pemiliknya dan berapa biaya sewanya? Jika kau akan bekerja lebih lagi, lebih baik kita tinggal di bawah jembatan atau di manapun. Kami tidak peduli." Kata Copter serius membuat Tee terkejut. Dia tidak pernah berpikir untuk tinggal di bawah jembatan meskipun mereka tidak punya uang.

"Kita masih memiliki tabungan. Aku tidak akan membiarkan kita tinggal di sana." Tee terdengar seperti merajuk, dia merasa seperti tidak berguna.

"P'.., kita tidak bermaksud seperti itu. Kami percaya padamu, kami hanya tidak ingin kau bekerja berlebihan. Hanya itu." Bbas berbicara dengan hati-hati, Tee tidak suka merajuk. Tapi sekali dia merajuk, tunggu dua hari lagi untuk berdamai dengannya.

"Atau kalau tidak, kita akan bekerja bersama. Kita bisa mencuci mobil atau membersihkan kamar mandi bersama." Kata Copter dan itu membuat Tee sedikit tertawa. Adik-adiknya konyol.

"Baiklah, aku mengerti." Tee menyerah. Mereka benar-benar keras kepala.

"Siapa pemiliknya, P'?" Bbas bertanya lagi.

"Ini, P' Tae." Jawab Tee sambil menarik Tae untuk duduk di sampingnya. Mereka banyak berkontak fisik hari ini.

"Ah, ya. Kalian butuh rumah, aku punya satu yang tidak terpakai. Cukup gunakan ini sebagai rumah kalian. Jangan melakukan sesuatu yang bodoh, jangan membakarnya, rawatlah rumah ini dan dengarkan kata kakak kalian. Tidak ada biaya sewa untuk rumah ini hingga kalian berdua akan mendapatkan nilai sempurna dalam belajar, dan jangan melakukan hal-hal ilegal lagi." Kata-kata terakhir itu pasti untuk Bbas, dan anak itu sudah cemberut. Tee dan Copter hanya tertawa melihat adik mereka.

"Aku hanya mencoba untuk membantu." Bbas membela diri.

"Ya, baby. Terima kasih." Kata Tee kemudian memeluk Bbas. Copter bergabung dengan mereka dan setelah beberapa saat, mereka menatap Tae tapi Tae sudah berada di depan pintu, siap untuk berlari. Tidak ada lagi pelukan untuknya. Dia sudah cukup.

"Ini kuncinya. Pindahlah kapan saja kalian siap." Pintu tertutup, dan mereka bertiga merayakannya dengan tarian konyol. Mereka sangat bahagia hari ini.

*****

Tee memutuskan untuk membuat pesta kecil ketika mereka mulai menempati rumah baru mereka. Jadi, dia mengundang Ray, Aim, First, Godt, Kimmon dan Tae. Ini tidak seperti Tee yang ingin melakukannya, Tae yang menyarankan dan Tee hanya menurutinya.

"Tee! Selamat untuk rumah baru kalian." Godt berteriak riang dan memeluk Tee. Dia juga mengangkat tubuh Tee dan berputar beberapa kali. Tee hanya tertawa kecil.

"Ini rumah P' Tae, kami hanya menempatinya." Kata Tee, masih tertawa ketika Godt menurunkannya di lantai.

"Tidak apa - apa. Jika dia memutuskan untuk mengambil kembali rumah ini, aku akan memberimu yang baru." Kata Godt dengan bangga. Tee hanya tertawa dan memukul lengan Godt pelan. Godt terlalu berlebihan.

"Jangan percaya padanya Tee. Dia akan meminta balasan." Kimmon bersuara dan yang lain setuju dengannya. Mereka mengenal Godt lebih lama dari pada Tee dan adik-adiknya.

"Oh.. hai bocah, pendek." Godt mengacak-acak kepala Copter dan Bbas. Bbas melotot pada Godt karena memanggilnya bocah dan Copter menendang kaki Godt karena memanggilnya pendek 

"Itu sakit!" Sekarang pria yang lebih tua itu cemberut. Yang lain mengabaikan Godt dan mulai menikmati makanan mereka.

"Sial! Kau harus membuka restoran. Ini surga." Puji Aim, Tee hanya tertawa.

Masakan Tee hanya masakan biasa, tidak seenak seperti yang dikatakan mereka. Kebanyakan dari mereka masih lajang kecuali First, dan makanan yang sering masuk ke perut mereka adalah makanan cepat saji. Itu sebabnya mereka lebih menikmati makanan rumahan.

"Makanlah lebih banyak P'." Tawar Tee dan mereka semua mulai makan. Bbas dan Copter bergabung dengan mereka di beranda. Hanya Tae yang ada di ruang tamu dan duduk di sofa. Tee mendekatinya.

"P', kau tidak ingin makan?" Tanya Tee pelan.

"Nanti. Perutku sedikit sakit." Jawab Tae. Tee bergegas duduk di samping Tae.

"Mana yang sakit? P' kenapa?" Tee menjadi khawatir, membuat Tae tidak bisa menahan kekehannya saat melihat wajah Tee.

"Aku telat makan hari ini."

"Itu sebabnya aku selalu menyuruhmu untuk makan dengan benar." Sekarang Tee akan mengomel.

"Kau juga sama." Balas Tae, Tee mengernyit.

"Aku makan, oke."

"Tidak apa-apa. Bergabunglah dengan mereka." Suruh Tae.

"Tidak. Aku akan membuat susu hangat dengan jahe dan kau harus makan bubur. Oke?" Tee pergi ke dapur tanpa mendengar apa yang ingin dikatakan Tae. Tae membiarkan Tee melakukan apa yang diinginkannya.

Tae berjalan ke dapur dan duduk di kursi. Tee tersenyum padanya kemudian memberikan segelas susu.

"Rasanya tidak buruk, tapi itu baik untuk perutmu. Habiskan!" Perintah Tee tegas dan Tae hanya mengangguk. Dia akan menurut hari ini karena tidak punya energi untuk berdebat.

Begitu susu menyentuh tenggorokannya, dia bisa merasakan rasa yang aneh, tapi dia masih bisa menghabiskannya. Bagus. Lalu Tee meletakkan semangkuk bubur di depannya.

"Anak pintar! Kau sudah menghabiskan susu. Sekarang habiskan ini!" Tee bersorak riang. Tae ingin berkomentar soal nama yang diberikannya, tapi Tee terlihat sangat bahagia. Tae memutuskan untuk tetap diam.

"Enak?" Tee bertanya dengan penuh semangat. Dengan wajah seperti itu, tidak ada orang yang akan mengatakan hal buruk padanya dan Tae menyukai semua yang dibuat oleh Tee. Tae hanya mengangguk, membuat Tee tersenyum.

Yang lain yang menonton adegan itu terus saling berbisik.

"Mereka berkencan, bukan?" Aim.

"Sejak kapan?" First.

"Benarkah?" Ray.

"P' Tee tidak mengatakan apa-apa." Copter.

"Begitu juga Tae." Kimmon.

"Tapi, aku yakin Tae memiliki perasaan untuk Tee. Maka dari itu kau harus berhenti menyentuh Tee. Atau kalau tidak, Tae akan mematahkan tulangmu." Kata First dan Godt bisa merasakan ketakutan. First benar.

"Itu sebabnya aku merasa merinding setiap kali menyentuh Tee. Tapi dia nyaman dipeluk dan imut. Dia adalah malaikat, bagaimana bisa iblis seperti Tae akan memilikinya?" Godt terdengar konyol tapi mereka hanya mengabaikannya.

"Kau bisa memeluk Bbas. Ku rasa dia lucu dan juga nyaman dipeluk." Saran Aim dan itu membuat Bbas menginjak kaki seseorang.

"Itu sakit nong!!!! Rengek Aim.

"Rasakan." Bbas mengabaikan mereka dan terus makan.

Godt menerima saran dari Aim dengan serius kemudian memeluk Bbas. Bbas berusaha keras untuk lepas dari pelukan itu tapi Godt lebih kuat darinya. Dia membiarkan koala besar memeluknya dan terus mengunyah makanannya perlahan.

"Aku akan menendangmu nanti." Desis Bbas, Godt hanya menertawakannya.

Copter hanya memperhatikan saudaranya yang kalah dengan seringaian di bibirnya. Dia sangat tahu apa yang terjadi dan memutuskan untuk tetap diam terlebih dulu.




Love Is Here (bahasa translate)Where stories live. Discover now