Chapter 06

3.3K 346 26
                                    





Kimmon masih belum menyerah untuk mengenalkan Tee pada kedua sepupunya. Dia harus memenangkan taruhan, karena mencuci pakaian Tae dan Godt adalah seperti neraka. Mereka berdua memakai begitu banyak pakaian. Lagi, mereka bertiga menunggu malaikat seperti yang dikatakan Kimmon.

Tae hanya berdecih dan melakukan rutinitasnya. Tae sudah membuang banyak waktu untuk bermain dengan keanehan Kimmon. Dan hari ini, dia akan menyerah. Godt juga bergabung dengan Tae dan sedikit berolahraga, pekerjaannya di rumah sakit membuatnya stres dan tubuhnya menjadi kaku.

Kimmon cemberut sambil menyesap es kopinya. Aim mengabaikan Kimmon, begitu juga First.

"Kenapa dari banyaknya waktu, hari ini adalah hari dia mengubah shift-nya?" Aim menertawakan itu, Kimmon terlalu gigih.

Setelah dua jam di gym, jam menunjukkan pukul 4 sore. Ketiganya melewatkan makan siang mereka. Akhirnya, mereka memutuskan untuk makan sesuatu terlebih dahulu. Mereka lapar. Kimmon masih cemberut sementara Godt sangat bahagia dengan tertawa keras, dia puas. Tae hanya bersikap tenang dan menunjukkan wajah datarnya.

Pukul 5 mereka kembali ke gym untuk mengambil tas mereka. Godt memasuki gym terlebih dulu, tapi tiba-tiba berhenti karena terpana ketika dia melihat seorang pria yang bekerja dengan sungguh-sungguh, sinar matahari yang menembus dinding kaca membuat pria itu terlihat mempesona.

Kimmon sedikit mendorong Godt karena menghalangi jalan. Tapi ketika melihat reaksi Godt, dia tersenyum lebar. Seperti yang dia katakan, Godt terpana. Tae juga terpana, tapi tetap terlihat dingin.

Tee tiba-tiba merasa aneh dan ngeri, gym tiba-tiba menjadi sangat sunyi sampai dia mendengar First dan Aim tertawa. Tee menoleh dan terkejut. Dia bergegas menuju pintu dengan wajah khawatir. Godt tersenyum, tapi senyumnya segera hilang ketika Tee melewatinya dan menghampiri Tae.

Tidak hanya itu, semua orang di gym terdiam ketika Tee mendekati Tae dan mengusap pelan bagian belakang kepala Tae.

"Kepalamu baik-baik saja? Tidak ada benjolan?" Tanya Tee dengan rasa bersalah dan khawatir.

Tae hanya bisa berkedip dan membiarkan Tee melakukan apa yang dia inginkan. Kepalanya tidak begitu sakit, ia sudah lupa tentang hal itu. Tapi melihat kekhawatiran Tee, Tae sedikit berakting.

"Maaf, itu masih sakit." Tee tidak tahu apa yang harus dilakukan. Tee tidak punya uang untuk membayar, tapi ia juga tidak mau pergi ke kantor polisi.

Godt, Kimmon, Aim dan First berdiri berbaris dan menonton drama pendek di depan mereka. Tae tidak menunjukkan reaksi apapun, tapi mereka tahu Tae berakting seperti dia sedang terluka. Sangat halus.

"Ehem.. Hi, aku Godt." Godt tidak tahan lagi dan bergerak maju untuk memperkenalkan diri. Dia tersenyum lebar sementara Tee memberikan wai padanya dengan sopan.

"Aku Tee" Tee memperkenalkan diri.

"Apa..."

"Kau bisa melanjutkan pekerjaanmu. Kita akan bicara nanti." Tae mendorong Godt dan menyuruh Tee untuk pergi. Tee memberikan wai pada mereka semua dan melanjutkan pekerjaannya.

"Hey, itu tidak adil!" Godt mendesis pada Tae.

"Apa?"

"Malaikat masih ingin bicara denganku dan ada apa denganmu, kau mengenalnya?" Tanya Godt tidak puas.

"Dia Tee. Tidak, aku tidak mengenalnya." Tae duduk di kursi. Sementara yang lain mengelilinginya dengan wajah tidak senang.

"Kau melakukan sesuatu padanya? Dia terlihat ketakutan!" Tuduh Kimmon dengan tangan di pinggangnya.

"Aku akan menghajarmu jika kau membuat masalah dengannya." First dan Aim memperingatkan Tae. Mereka peduli pada Nong mereka.

Tae berdecak dan menatap keempat pria yang berdiri di depannya dengan pose mengancam. Dia tidak akan menang melawan mereka. Juga, ia tidak ingin berkelahi.

"Kenapa kalian begitu peduli?" Tae tidak mengerti, baginya Tee hanyalah anak kecil. Anak kecil yang mempesona.

"Dia karyawanku!" jawab Kimmon

"Dia Nong kami!" Jawaban Aim dan First.

"Dia ..." Godt tidak tahu harus berkata apa dan Tae menantangnya untuk mengatakan sesuatu.

"Seorang malaikat! Apa yang iblis sepertimu inginkan darinya?" Godt beralasan. Tae hanya mengejek dan berjalan menghampiri Tee.

Yang lain tampak marah dengan tindakan Tae, tapi mereka hanya melihat dari kejauhan.Tee terlihat ketakutan ketika dia berbicara dengan Tae.

"Bagaimana mungkin Tae mengenalnya?" Godt bertanya entah pada siapa, tapi dia berharap akan mendapatkan jawaban.

"Aku tidak tahu." jawab Kimmon.

Setelah lima menit, Tae selesai bicara dengan Tee dan meninggalkan gym tanpa berkata apa-apa pada mereka. Mereka buru-buru menghampiri Tee. Tee terlihat bermasalah.

"Tee, kau mengenal Tae?" Tanya Kimmon.

"Tae?" Tee bingung. Siapa Tae?

"Orang tadi." Jawab First. Mereka semua bingung.

"Oh, namanya P' Tae?" Tanya Tee lagi. Sekarang, empat dari mereka menggaruk kepala mereka yang tidak gatal.

Tee tidak tau nama Tae, tapi sudah berani mengusap kepala Tae. Wow, jenis drama macam apa ini?

"Bagaimana kau bertemu dengannya?" Tee yang baru saja senang mengetahui nama pria itu menjadi sedih dan takut.

"Sebenarnya, aku menyakitinya ..." Tee berbisik pelan.

"Apa? Malaikat sepertimu melukai iblis seperti Tae?" Godt sangat bingung. Dia tidak percaya Tee yang mungil menyakiti sesuatu.

"Malaikat? Namaku Tee." Tee masih sempat-sempatnya menjelaskan namanya. Keempat pria lainnya hanya bisa menepuk dahi mereka. Tee benar-benar lugu.

"Kenapa kau menyakitinya? Apa Tae mencoba melakukan sesuatu yang buruk padamu?" Tanya Kimmon. Kimmon dan Godt yakin jika Tae adalah iblis dan penjahat. Tae hanyalah manusia normal dengan kemanusiaan, wajahnya hanya sedikit dingin dibandingkan orang lain.

"Aku tidak sengaja mendorongnya ke dinding. Ku rasa kepalanya terbentur dinding."

Keempat pria itu menjadi bingung lagi. Mereka membayangkan situasi yang diceritakan Tee dan tidak bisa memahami sama sekali. Tee lebih kecil dibandingkan dengan Tae, kenapa Tee malah orang yang mendorong Tae.

"Kau yakin Tee? Dia tidak mengancammu, bukan?" Aim bertanya kali ini. Tee menggelengkan kepalanya cepat, menyangkal tuduhan itu.

"Aku yang bersalah. Aku akan menemuinya setelah selesai kerja dan menyelesaikannya. Aku harap P'Tae tidak marah atau memintaku untuk membayar begitu banyak. Aku tidak memiliki banyak uang sekarang. Oh, P' First, bisakah aku ... mengambil gajiku lebih awal? Ku rasa aku membutuhkannya." First tertawa dan mengacak-acak rambut Tee. Godt juga melakukan hal yang sama, jangan tanya kenapa. Dia hanya memiliki dorongan untuk melakukannya.

"Jika dia memintamu untuk membayar, pukul saja kepalanya. Jangan terlalu khawatir." Kimmon menepuk bahu Tee membuat Tee tersenyum. Tee mungkin akan mati jika memukul Tae, tapi dia merasa sedikit lega sekarang. Tee akan menghadapi Tae dan menyelesaikan masalah mereka.



Love Is Here (bahasa translate)Where stories live. Discover now