Part 23: Perkelahian Hebat

Start from the beginning
                                    

"Tapi janji ya, jangan bilang ke siapapun! Termasuk ke orang yang sebenernya udah nolongin lo."

"Iya, aku janji. Jadi, siapa yang sebenernya udah nolongin aku?"

Murid perempuan itu mendekat. Dia berbisik di telinga kiri Kirana. Sebuah nama dia sebutkan, "Arkana."

Kirana tertegun. Kedua matanya menatap tidak percaya apa yang murid perempuan di hadapannya ini ucapkan.

"Ar—"

"Hsst."

Kirana tidak jadi melanjutkan menyebut nama itu. Murid perempuan di dekatnya ini sudah memberikan isyarat agar Kirana tidak menyebut nama itu.

"Dia tadi tiba-tiba minta tolong sama gue. Dia nyuruh gue buat kasiin dasi yang dia pakai ke lo. Udah ya, gue ke kelas nih. Inget jangan bilang ke siapapun. Apalagi ke dia."

Kirana mengangguk paham. Murid perempuan di dekatnya pergi. Kirana melupakan satu hal. Ya, dia lupa menanyakan nama murid perempuan itu.

Kirana masih tidak percaya jika Arkana ada dibalik pertolongan yang murid perempuan itu berikan. Kirana berpikir ulang, jika mengingat apa yang sudah Arkana putuskan saat itu. Sepertinya Arkana tidak benar-benar menanggapnya nggak ada.

Bel pertanda upacara bendera akan dimulai berbunyi. Kirana segera beranjak. Dia berjalan menuju ruang kelasnya terlebih dahulu untuk menaruh tasnya. Pikirannya masih penuh tentang pertolongan yang Arkana berikan pagi ini.

"Kenapa Arkana peduli banget sama aku?"

"Padahal aku udah suruh dia menjauh."

"Atau dia punya niat terselebung?"

"Udah, jangan dipikirin Kirana!"

Kirana menasihati dirinya sendiri. Bahkan gara-gara semalam kepikiran tidak jelas tentang Arkana, dia menjadi tidak sadar mengirimi cowok itu pesan singkat. Kirana tidak tahu harus beralasan apa jika Arkana tiba-tiba saja bertanya langsung.

***

"Gini nih resiko menjadi murid di sekolah yang terkenal karena kebersihan sekolahnya!"

"Heeh bener banget Dis, kita jadi korbannya!"

"Iya, kita jadi babu!"

Kirana hanya tertawa. Setelah selesai upacara bendera, murid-murid SMA Adhitama diperintahkan untuk membersihkan ruang kelas masing-masing sekaligus bagian depan dan belakang ruang kelas mereka.

"Udah dong keselnya. Nanti nggak selesai-selesai lho bersihinnya." Kirana menasihati.

Gadis dan Fara masih menggerutu. Padahal mereka seharusnya sudah terbiasa. Tetapi tetap saja, jika disuruh bersih-bersih ada perasaan berat hati.

"Ra, lo ajah deh yang bersiin bagian atasnya! Gue mau istirahat dulu ya, hehe." Gadis menyerahkan kain yang semula dia pakai untuk membersihkan jendela ruang kelas.

"Gue juga mau istirahat bentar deh. Mendadak sesak napas nih. Butuh oksigen lebih." Fara ikut undur diri. Kirana hanya tertawa. Membiarkan Gadis dan Fara istirahat. Kirana tetap melanjutkan bersih-bersih. Kirana menaiki meja dan bergerak untuk membersihkan bagian atas jendela ruang kelasnya.

Tubuhnya yang mungil membuatnya harus berjinjit untuk membersihkan bagian atas jendela ruang kelas. Kirana bergerak semangat. Seakan ini adalah hal yang menyenangkan untuknya.

Di saat sedang asyik membersihkan jendela ruang kelasnya, meja yang kini Kirana naiki satu kakinya bergoyang. Kirana hilang keseimbangan. Namun, seseorang bergerak cepat. Tubuh Kirana berhasil dia tangkap sebelum gadis itu terjatuh bebas.

After With You (Complete)Where stories live. Discover now