b o n c h a p

11K 1K 354
                                    

apaga book ini masih setia di library kalian?

***

"Soobin! Kangeeen!"

Pekik Yeji lumayan keras, kemudian  memeluk pemuda kelahiran 2000 itu cepat, buat yang lebih tinggi sedikit terkejut, "Ah, iya, gue juga." lantas merespon pelukan Yeji.

Hari ini reuni angkatan sukses diadakan di salah satu tempat makan. Baru beberapa detik yang lalu datang, Soobin langsung disambut teman-teman disana, auto peluk, cium pipi, ngacak rambut, buat si empu kesel juga, tapi ya mau gimana.

"Soobin! Gue juga kangen!" timpal Somi sambil melambaikan tangan di ujung kursi tempat makan. Soobin melepas pelukan Yeji, kemudian membalas lambaian tangan pada si gadis blasteran itu sambil senyum tipis.

Yeonjun selaku pemiliknya berdeham keras, sedari tadi hanya memperhatikan dari belakang, kali ini ia merangkul Soobin cepat, "Guys, gue gak dikangenin juga?" tanyanya sambil menjelajahi tatapan teman-temannya yang sudah duduk di kursi.

"Monmaap, anda siapa?"

"Habis-habis abangnya mau pulang."

"Bin, pasiennya dianter pulang dulu, gih."

Yeonjun menatap datar mereka bergantian, buat Soobin di sebelah terkekeh pelan, kemudian menepuk pelan punggung Yeonjun, "Ayo, duduk."

Mereka duduk di bangku tersisa, sebelahan, di hadapan Beomgyu dan Yeji, di antara Hyunjin dan Somi.

"Eh eh kalian tahu gak sih?!" Yeji buka suara, bibit-bibit gibah mulai beraksi.

"Gak."

Balas Beomgyu, buat Yeji di sebelah cuma bisa natap datar si pemuda akselerasi itu.

"Beomgyu kan udah sold out. HAHAHA."

"Loh, beneran?" tanya Soobin, matanya menatap lurus pada Beomgyu di hadapan, "Kok lo gak ngasih tahu gue sih jing?"

"Lo jadian sama Yeonjun aja gak ngasih tahu gue?" balas Beomgyu, Soobin cuma bisa natap datar mantan teman sebangkunya, "Lagian bacot banget nih si nenek lampir."

Yeji menoyor kepala Beomgyu keras, buat si empu merintih pelan karenanya, "Mending lo off aja dari kehidupan, gimana?"

"Bacot lo nenek lampiiir!"

"Beris—"

"Kalian official, ya?"

Itu Yeonjun, setelahnya dapat gelengan dan lemparan tusuk gigi dari Yeji dan Beomgyu, kemudian si pemuda akselerasi buka suara, "No. Mending gue off beneran dari kehidupan."

"Aminin, guys. Sekarang."

"Ji, lo kalo suka sama gue bilang napadah."

"Dih, gila lo. Sinting, gila, miri—"

Kring!

Hening, Beomgyu meraih ponselnya diatas meja, kemudian menekan tombol hijau dan ditempelkan ke telinga, "Halo?"

"Nanti kalo udah bilang ya kak."

"Ya."

"Nanti saya jemput kak."

"Ya."

"Oke, kak."

"Ya. Makasih, Hyun."

Beomgyu tutup teleponnya, kemudian diletakan diatas meja lagi. Natap muka teman sekeliling yang natap dia sedari tadi, buat si pemuda 2001 itu menggaruk kepalanya canggung, "E-eh, ke loudspeaker, ya?"

Enemy [✓]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt