t h i r t i e t h

6.7K 1.1K 255
                                    

Soobin terdiam. Yeonjun juga tidak membalas uluran tangan Yoora, justru dibuat semakin bingung dengan kehadiran gadis di hadapan.

"Bentar," Soobin mengerutkan keningnya, menatap Yoora tanpa kedip, "lo gak habis pake narkoba jenis LSD yang sifatnya halusinogen dan bikin lo halusinasi anggep Yeonjun kakak lo kan?"

"Gak lucu."

"Gak lagi ngelawak juga, Nyonya Yoora."

Yoora mengabaikan Soobin, menarik tubuh Yeonjun ke sebelah, "Hari ini gue resmi jadi adik lo." tukasnya lalu menautkan lengannya pada lengan Yeonjun.

Yeonjun berontak, mencoba melepaskan tangannya dari gadis di sebelah, tapi gadis yang bersangkutan justru membuatnya semakin erat, "Anterin gue pulang."

"Lo apaan-apaan si?" ujar Yeonjun semi berteriak, lalu menoleh ke arah Soobin meminta pertolongan, dan menoleh lagi kepada Yoora, "Gue mau anter Soobin. Kelamaan nunggu Kak Tae sama Kak Jung."

"Kakak yang baik ikut kata adiknya, bukan?"

"Apaansih! Gue bukan kak—"

Yoora melepaskan tautannya pada lengan Yeonjun, "Mama gue dan Papa lo udah resmi. Sekarang lo mau elak apalagi, Kak Yeonjun?"

Lengang beberapa detik, Yeonjun kembali membuka suara, "Ya terus? Gue mau anter Soobin pulang, lo pulang sen—"

"Papa lo yang suruh, Choi."

"Terserah, pokoknya gue ma—"

"Gak enak ya, liat Papa marah terus di rumah, banting gelas, vas, pajangan, bikin Mama lo juga stress di rumah cuma gara-gara ada masalah di perusahaan? Lo cuma bisa liatin dari jauh, doa supaya Papa lo gak marah-marah ter—"

Yeonjun mendecih, "Bangsat." lalu menarik tangan Yoora, "Gue anter lo pulang, tapi mulutnya tolong ditutup."

Yoora membiarkan lengannya ditarik oleh Yeonjun, menoleh sebentar membiarkan sepasang matanya menatap Soobin yang berdiri mematung di sebelah kursi taman, lalu tersenyum miring.

Soobin bergumam, "Dasar Yooranjing."

***

Jam menunjukan pukul sembilan malam disaat Soobin masih berkutat pada tugas-tugasnya, ia hanya sendiri di dalam rumah sebab Jungkook belum pulang juga sedari tadi.

Tangannya sibuk mencatat, matanya sibuk membaca, dan mulutnya sibuk berkomat-kamit pada layar handphone yang sedang terbuka aplikasi google. Biasa, brainly.

Kring~

Soobin mengangkat ponselnya, terpampang nama Bekantan disana, lalu ditempelkan di telinga kanan.

". . . . ."

Yang diseberang terdiam, sambungan lengang selama lima belas detik, Soobin nyeletuk, "Halo?"

"Eh jing."

"Iya nyet?"

"Gue gak penting banget ya." Soobin mendengar helaan napas Yeonjun di seberang, "Kayaknya gak guna banget gue hidup."

"Lha lo ngapa?"

"Yoora. Lo sendiri bingung gak sih? Masa gue sendiri aja gak tau kalo gue bakal saudaraan sama dia." lengang sebentar, Yeonjun membuka suaranya lagi, "Ya kirain gue kan Kak Tae juga gak tau ya. Tapi apaan, nyatanya Kak Tae malah udah pernah ketemu Yoora, tapi dia gak tau kalo Yoora itu Yoora yang pernah disukain gue, Bin."

Enemy [✓]Where stories live. Discover now