f o r t y f i r s t, end

8.9K 1K 411
                                    

Maaf chapter ini bakal panjang. Hehe.

***

Tangannya sibuk mengetik di keyboard laptopnya, dengan kafe bandara jadi latar tempat. Sekarang, bukan lagi Choi Yeonjun yang bodo amat sama tugas matematika, bukan lagi Choi Yeonjun yang direndahkan guru, dan bukan lagi Choi Yeonjun yang terlalu fokus sama urusan hati. Tapi Yeonjun yang fokus sama tugas kuliah, yang sekarang duduk di semester dua.

"Kak, frappuccino lo."

"Hah?" Yeonjun menoleh, mendapati Yoora menyodorkan segelas minuman yang dipesan Yeonjun beberapa menit lalu, lalu diraih dan ditaruh di sebelah layar laptopnya, "Makasih, Ra."

Si gadis duduk di hadapan Yeonjun, wajah bulatnya disangga dengan tangan yang menempel pada meja kafe, "Tumben amat pagi-pagi pesen kopi. Kenapa lo?"

"Nggak papa."

"Ye, blegug. Boong lo, kak."

Yeonjun mengalihkan pandangannya dari layar laptop ke wajah Yoora yang lagi senyum ala Pepsodent, lalu menyesap kopinya, "Lo pernah gak sih kangen seseorang, terus lo minum atau makan apa yang jadi kesukaannya?"

"Gak. Kesukaan gue kan lo, kak. Masa gue mau makan lo—"

"Sekali lagi lo ngomong, ini minuman mendarat di baju baru lo ya, Ra." sinis Yeonjun, buat Yoora di hadapan lagi-lagi terkekeh pelan.

"Kangen siapa sih? Yang di seberang kan sukanya susu almond, kak." tukas Yoora serius, sambil perhatiin Yeonjun di hadapan yang sesekali minum frappuccino miliknya, "HEH JANGAN-JANGAN LO SELINGKUH YA?! PERASAAN DARI KEMARIN GUE DIEM-DIEM AJA, KOK LO JADI GOY—"

"Anjing, Ra. Sumpah, lo anjing banget." ujar Yeonjun makin kesel, terus mandang ke sekeliling, mendapati orang-orang noleh ke arah mereka berdua, buat Yoora lagi-lagi nahan tawa, "Nyesel dih gue pernah suka sama lo dulu."

"Halah dulu sama si doi sampe berantem cuma karena rebutin gue?"

"Halah bacot."

Yoora buka suara, "Jadi, kangen siapa?"

"Jadi dulu pernah ada yang suka banget bacotin gue lewat chat cuma karena minta frappuccino rasa apapun di Starbucks." ujar Yeonjun, pandangannya fokus cuma ke layar laptop, "Tapi sering ngatain gue miskin. Kan goblok, ya?"

"Fakta terakhir bener sih... dan pasti itu Soobin. Siapa lagi, ck?" melirik sebentar jam tangannya, dan sekarang udah pukul sepuluh pagi, "Kangen mantan, hm?"

"Mantan darima—"

Yoora nyengir, sambil bersiap menjauh kalau-kalau Yeonjun bakal sembur minumannya ke kemeja putih barunya, "Mantan musuh, kak. Hii baper."

"Ya lagian LDR dua tahun dan sama sekali gak pernah ketemu. Gak ada skinship, cuddling, kangenannya lewat chat sama video call doang HAHAHAHA." ejek Yoora masih tertawa lumayan kencang, setelahnya dapat tatapan tajam dari Yeonjun di hadapan, "Lo... gak pernah oleng gitu kak? Gue yakin temen kampus lo pasti pada mulus-mulus, glowing, apalagi ceweknya tuh, mantul banget kan—"

"Bacot ya lo, Yooranjing."

Selama dua tahun ini, hobi Yoora sempurna berubah, jadi jahilin sang kakak, "Kenapa lo gak beli susu almond aja, kak?"

"Tolong ya, tolong banget. Di kafe ini itu gak ada yang namanya susu almond, susu pisang, susu sapi, dan susu-susu lainnya." ujar Yeonjun, masih sibuk mengetik, "Lo itu gak normal ya, Ra?"

"Iya emang nggak."

"Lah, ngaku?"

"Kata Mama, gue lahirnya sesar, bukan normal." lanjut Yoora, buat Yeonjun terkekeh pelan tatap wajah si adik yang pasang raut wajah serius.

Enemy [✓]Where stories live. Discover now