t h i r t h y f o u r t h

6.9K 1.1K 452
                                    

mulmednya lucu, hehe.

***

Hari ini keesokan harinya setelah kejadian bacotan Yoora di kamar Yeonjun.

Atap sekolah jadi latar, Yeonjun meraih batang rokok kedua untuk pagi ini, lalu menyelipkannya di antara dua belah bibir setelah menyalakannya dengan korek api. Poninya yang basah karena keringat—dijemur matahari dari setengah jam lalu—disisir ke atas, hari ini jam kosong.

Ponselnya dibuka, masih dengan asap yang mendominasi lingkungan sekitar.

Soobin🐰
|apaan
|mager ah

Yeonjun
gue mau ngomong.|
janji lo jam sembilan.|

Soobin🐰
|yaudah iya, bentar.
|gausah pake titik gitu napa, serius banget.

Jawaban dari di seberang hanya dibaca, ponselnya kembali dimasukan ke dalam saku, fokusnya sempurna ada pada batang rokok dan asap.

Selang beberapa menit kemudian, Soobin datang, matanya menyipit melihat keberadaan Yeonjun yang samar-samar ditutupi asap, kemudian duduk di sebelah Yeonjun dengan hidung yang ditekan—tidak mau menghirup asap rokok.

"Sejak kapan?" buka Soobin. Sebenarnya, Soobin bingung hari ini Yeonjun itu kenapa. Kemarin Yeonjun yang bingung, sekarang Soobin. Emang dua-duanya bikin bingung.

"Apanya?" tanya Yeonjun tanpa menoleh, matanya menatap ke depan, kosong.

"Nyebat." hidungnya tidak lagi ditekan, tapi bernafas menggunakan mulut, untuk meminimalisir asap rokok yang masuk, "Kok gue enggak tahu, ya?"

"Udah lama," jeda sebentar, batang rokoknya dipegang dengan tangan, "kalo lagi stress aja."

"Jadi kesimpulannya sekarang lo lagi stress, ya?" sedari tadi Soobin menoleh saat berbicara, tapi yang lebih tua abai, "Kenapa?"

"Lo."

"Gue kenapa?"

"Iya, stress mikirin lo."

Soobin mendecih, sepasang matanya diputar ke segala arah, "Gombal?"

"Enggak."

"Apaan? Itu gombal."

Yeonjun memutar badannya, buat mereka saling berhadapan, "Gue bilang enggak ya enggak." rokoknya dihisap kembali, lalu dihembuskan di depan Soobin begitu saja, buat yang lebih muda sedikit terbatuk-batuk, "Soobin."

"Rokoknya dibuang dulu, gue enggak suka."

"Gak mau, nanti aja."

"Yeonjun." raut wajahnya dibuat marah, matanya menatap sepasang mata Yeonjun di hadapan.

"Gak."

"Choi Yeonjun."

"Nanti."

"Kak Yeonjun." bola matanya diputar, kontak matanya diputuskan dengan Yeonjun, lalu kepalanya didongakan menatap langit-langit, "Yaudah, gue gak mau ngomong."

"Sialan," rokoknya dimatikan, lalu dibuang sembarangan, "udah."

Soobin mengangguk-angguk, "Yaudah, mau ngomong apa?"

Enemy [✓]Where stories live. Discover now