t h i r t h y n i n t h

6.3K 1K 275
                                    

"Ah, maaf, Tante." tukas Yeonjun sambil senyum canggung karena tiba-tiba suasana hening begitu saja, lalu acak-acak rambut Soobin lagi di sebelah tapi kali ini yang lebih muda gak membalas, "Sorry kelepasan, kalo gitu saya pulang dulu ya, Tante."

Cium tangan untuk kedua kalinya, kemudian senyum tipis dan pukul pelan bahu Jungkook, "Yuk kak Jung, sekarang."

"Kak, lo ikut?" tanya Soobin penasaran.

Yang ditanya mengangguk pelan, "Iya, gue ada perlu. Mama juga izinin kok." menoleh sebentar tatap wajah sang Mama, setelahnya dihadiahi anggukan dari Mama Choi, "Lo mah gak usah, gak penting juga."

"Ma, Soobin gak boleh?"

Mama Choi menggeleng, buat Soobin mendengus pelan, "Please."

"Mama bilang gak boleh ya gak boleh, Choi Soobin."

"Ayolah, Ma."

"Enggak, Soobin."

"Mama."

Yeonjun gabung percakapan, tangannya merangkul bahu Soobin di sebelah, "Kalo gak boleh, gak usah, Bin. Besok kan masih ada, jang—"

"Gak ada." Soobin maju selangkah, tatap wajah mama Choi sembari pasang wajah memelas, matanya sendu, ingin permintaannya dikabulkan,

"Last day, Ma. Soobin mohon, boleh ya?"

***

Rasanya, aneh.

Yeonjun tatap wajah Soobin di sebelah yang lagi fokus sama ponselnya, ragu-ragu ingin bertanya, tapi takut yang lebih muda tersinggung, akhirnya diurungkan juga.

Rumah Yeonjun jadi latar, keputusan terakhir Mama Choi, akhirnya Soobin ikut bareng Yeonjun dan Jungkook ke rumah Yeonjun. Tapi, Choi Yeonjun ini sukses dibuat bingung sama sang pujaan hati.

Bohong kalo Yeonjun gak bingung sama tingkah Soobin hari ini, si susu almond enthusiast itu cuma diam sejak sampai di rumah Yeonjun beberapa menit yang lalu, walau sesekali ngomong, tapi singkat.

"Soobin." panggil Yeonjun, "Last day tadi maksudnya apa?" kata-kata yang dikeluarkan sukses buat hatinya lega, bodo amatlah, Yeonjun sudah total penasaran sama jawabannya.

Soobin menoleh sebentar dari ponselnya, "Hah? Oh, enggak. Manusia kan gak tahu kapan meninggalnya, kali aja lo atau gue wafat hari ini, gitu." terkekeh pelan setelah tatap wajah datar Yeonjun di sebelah, Soobin tepuk-tepuk bahu yang lebih tua, "Bercanda, Jun."

"Gak lucu bangsat. Serius."

"Lo tau gak sih? Tadi lo keren banget, tahu." tawa Soobin pecah, buat matanya menyipit, kemudian tepuk tangan pelan, "Pas lo ngomong sama nyokap gue itu loh, wah gue bangga."

Yeonjun mendecih, "Jawab gue Soobin."

Kali ini Soobin mengernyitkan dahinya, "Hah apaan sih? Kan udah gue jawab tadi."  pandangannya kembali jatuh pada ponsel, sempurna mengabaikan Yeonjun lagi di sebelah, "Kak Jung dimana ya?"

"Kan tadi sama kak Tae, keluar." tukas Yeonjun lalu menyalakan televisi, menekan tombol saluran asal, "Masa lupa? Dasar aneh."

Fokusnya masih jatuh pada ponsel, "Hm, iya, aneh ya."

Hening selama beberapa menit, rumah Yeonjun hari ini hanya diisi mereka berdua, ruang tamu didominasi celotehan karakter di dalam televisi dan sesekali musik yang keluar dari ponsel Soobin.

Enemy [✓]Onde histórias criam vida. Descubra agora