t h i r d

14.3K 2.1K 295
                                    

"Gimana kabar kak Jungkook?"

Soobin menoleh. Mendengar suara orang yang sedang ia rutuki dalam hati, sekaligus orang yang akun instagramnya sedang ia stalking di detik ini. Cepat-cepat ponselnya ia masukan ke dalam saku.

"Mau apa lagi sih, si anjing ini?"

Choi Yeonjun santai. Tidak merasa diejek, lalu ia duduk di tempat Beomgyu yang kini sang empunya sedang pergi ke kantin. Kelas sepi, hanya mereka berdua-Soobin dan Yeonjun.

"Si anjing ini mau nanya doang, babi,"

"Pergi, jangan disini," ujar Soobin lalu memunggungi Yeonjun yang semakin lama mendekat ke tubuhnya.

"Duh, eum, pho?"

"Gausah mancing sialan,"

"Pho atau pelakor? hm,"

"Gue bilang gausah mancing, brengsek,"

"Pho aja kali ya?" pancing Yeonjun untuk ketiga kalinya.

Soobin darah tinggi, jelas. Kakaknya telah diinjak-injak oleh bocah ingusan seperti si anjing atau sialan atau bisa juga si brengsek ini. Siapa juga yang tidak kesal kakaknya dipermalukan bocah bau kencur?

Spontan, Soobin menarik kerah seragam Yeonjun, menatap kedua mata tanpa eyelids itu tajam, "sekali lagi lo ngomong, gue banting diri lo beneran,"

Yeonjun menangkis tangan Soobin di kerahnya, "hah banting? sejak kapan?"

Yeonjun salah besar, Soobin pernah mengikuti taekwondo, walau tidak lama. Tetapi lebih dari cukup untuk membuat Yeonjun tidak sadarkan diri selama beberapa jam.

Segera saja, mendengar penuturan Yeonjun yang meremehkan dirinya, Soobin membanting tubuh Yeonjun-sangat keras hingga menimbulkan suara brak sekaligus membuat kursi dan meja di belakang pria yang lebih pendek itu terbalik.

"Oh, lo ngajak gue nih?" tukas Yeonjun lekas bangun dari jatuhnya, dan sedikit mengusap belakang kepalanya yang terpelatuk kaki meja.

Yeonjun mengeluarkan satu pukulan di pipi sebelah kanan Soobin, dan rasanya tidak cukup satu, Yeonjun menambahkan tendangan pada perut Soobin.

Soobin tidak diam saja, ia membalas pukulan beruntun ke perut Yeonjun dan memelintirkan tangan kanan Yeonjun-dengan tenaga maksimal.

"Uhuk! Akh,"

Setelah itu, Soobin kembali menarik kerah seragam Yeonjun, mendekat ke wajah Yeonjun, hingga hidung mereka hampir bersentuhan, "kalo mau bawa-bawa nama kakak gue, mending lo bawa pisau dapur emak lo ya, buat pertahanan,"

Lalu Soobin untuk terakhir kalinya memukul wajah Yeonjun, tepat di pipi sebelah kiri.

"Jawab bang--"

"EH EH JANGAN BERANTEM, GUE LAPOR GURU BK NIH!"

Astaga, telat Beomgyu.

---

"Gyu, sakit,"

Soobin meringis, mendapati Beomgyu di depannya kini sedang mengobati pipi sebelah kanannya.

"Sok sokan, diobatinnya aja masih cengeng," tukas Beomgyu, kesal.

Pasalnya mereka bolos di jam pelajaran biologi, dan Beomgyu jelas suka biologi, tetapi apa daya kata guru biologinya, 'Beomgyu tolong bantu Soobin dulu obatin mukanya,'

Soobin itu disayang guru-banget. Anak emas guru, guru apapun itu. Kalo bukan Soobin, mungkin itu anak harus hormat bendera merah putih ditambah ke ruang BK, tapi Soobin pengecualian.

"Bin,"

Soobin yang sedari tadi menunduk sembari merenung sesuatu, menoleh ke arah Beomgyu, "hah?"

"Lo pernah gak sih merasa diri lo itu udah hampir-sempurna?"

Soobin cepat menggeleng, "sempurna apanya? dari ujung sedotan kali,"

Beomgyu tertawa kecil, "serius ah,"

"Ya enggaklah. Gausah merasa kalo gue itu emang sesempurna yang lo pikir, nyatanya semua orang mau kelebihannya diliatin, keburukannya ditutupin, jadi ya jangan pandang gue kayak gitu lah,"

Beomgyu menaikan kedua alisnya, "maksudnya lo pake topeng gitu?"

"Hah topeng? gausah kebahasa indonesiaan deh lo, ngomong aja pake diibaratin, ngomong daun jatuh aja pake dibilang angin menyapa setiap helai daun yang menghijau, helai demi helai daun pun pasrah mengecup halaman sekolah," Soobin malah balas bertanya sembari mengeluarkan sedikit gurauan.

"Apasih, Bin. Ya maksud gue kayak lo itu maunya diliat bagus doang?"

Soobin mengangguk, "oh jelas. itu buat bertahan hidup, Gyu. Biar lo gak diinjek-injek dan gak diremehin sama orang-orang,"

"Ah, paham-paham, pengalaman?" tanya Beomgyu, lalu menutup kotak P3K yang sudah selesai ia gunakan untuk mengobati luka Soobin.

"Lo taulah pasti,"

"Lah gue gak tau apa-apa anjir," Beomgyu mengelak.

Sebenarnya mereka itu baru pertama kali sekelas dan hanya pada kelas sebelas. Karena gedung sekolah menengah pertama dan akhir mereka adalah gedung yang sama, saat sekolah menengah mereka sering bertemu, tidak kenal dekat, hanya sebatas rekan olimpiade, kalau ketemu juga hanya temu kantin, sapa, lupakan.

"Apasih, Bin?" tanya Beomgyu, lagi.

Soobin mendecih, "Biasa, Gyu. Sama si anjing Choi itu,"

***

Jangan lupa vote & comment yaaa, tanpa itu aku hanya serbuk marimas yang mengambang di Samudra Hindia. Hehe.

Iya, Bin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Iya, Bin. Yeonjun lucu banget kok, sumpah.

Enemy [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang