t w e n t y e i g h t h

7.3K 1.2K 557
                                    

Hari ini hari ketiga sejak kejadian sogok menyogok kemarin.

Yeonjun tidak berhenti juga melakukan panggilan, spam chat, direct message, apapun itu, selama tiga hari terakhir, tapi gak dibalas juga sama Soobin. Hanya dibaca.

Soobin meletakan ponselnya di atas meja, lalu menoleh ke arah Jungkook yang pagi ini—setiap hari sebenarnya—diapelin sama Taehyung. Lalu mengarahkan matanya untuk menonton layar televisi kembali. Bukan, bukan Upin Ipin, serius. Hari ini Boboiboy.

"Oh iya, Bin." Soobin menoleh, mendapati Taehyung yang sedang merogoh tas di sebelahnya, lalu mengeluarkan kaos berwarna putih milik Soobin—yang beberapa hari lalu dipinjam Yeonjun, "Nih, Yeonjun bilang makasih."

Soobin meraih kaos tersebut, lalu diletakan sembarangan di sofa, "Hm."

Bentar, kok—

"—Kak Taehyung kok kaos gue kayak bau bapak-bapak mau kondangan si? bau banget bangsat."

Taehyung tertawa kecil, lalu mengangkat bahunya, "Gak tau, tanya aja sama Yeonjun, gue sih cuma ngasih doang ya."

Jungkook yang sedari tadi terdiam, membuka suara, "Kak Tae, lo tau gak sih, dari kemaren tuh ya, ada yang misuh-misuh, marah-marah gak jelas di dalem kamar, bacooooot—banget. Ada hasrat pengen parut mulutnya tau gak."

Soobin menutup wajahnya dengan bantal sofa, lalu sempurna berbaring di sofa seberang Taehyung Jungkook.

"Eh iya terus ya Jung. Dari kemaren tuh ya, kalo gue mau ke rumah lo, pasti ada yang bacooot—banget, minta diajak kesini juga, tapi gue tinggalin aja." tukas Taehyung menyindir adiknya, buat Jungkook di sebelah tertawa keras sambil tepuk tangan.

"Soobin."

Soobin berdeham, tidak menoleh, masih menutup wajahnya dengan bantal sofa.

"Besok lo ikut kan?" Soobin melempar bantal sofanya sembarangan, lalu menoleh ke arah Taehyung yang mengajaknya berbicara, "Kemana?"

"Acara itu, papa gue sama Yeonjun."

"Gatau males."

"Ikut dong, temenin Yeonjun." ujar Jungkook gabung percakapan.

"Emang dianya mau ditemenin sama gue? kan bukan siapa-siapa."

Taehyung memukul punggung Jungkook pelan, buat yang lebih muda memukul balik, "Jung. Ada yang lagi ngode nih."

Pemuda Satu September itu tersenyum meledek ke arah Soobin, "Duh kerad, kak. Aduh."

Pemuda yang dibicarakan menyambar bantal sofa di kakinya, lalu melempar benda itu ke arah Jungkook dan Taehyung, membuat kedua pemuda di seberang sedikit meringis.

"Ikut yuk, Bin. Nanti gue beliin susu almond." pinta Taehyung, buat Soobin mendecih, "Satu keluarga sama aja, demennya nyogok pake makanan," lalu bergumam pelan, "kan gue lemah, sialan."

"Itu minuman, omong-omong."

"Sama-sama ditelen."

Taehyung mengelak, mode jahilnya sedang aktif, "Tapi jadinya urine, bukan feses."

Soobin meraih remot televisi, benar-benar kesal, lalu melemparkannya pada Taehyung, dan telak mengenai kepalanya, "Satu keluarga sama-sama berisik, diem gak."

Jungkook menengahi, "Udah-udah. Bin, ikut aja, kenapa sih."

"Bareng aja sama Jihoon. Ribet."

"Oh!" Taehyung menjentikan jarinya, menemukan akar dari masalah antara Yeonjun dan Soobin, "Jihoon kemarin beneran kecelakaan, gue telat dapet info. Yeonjun gak boong kok. Gue jamin. Kalo lo ragu sama omongannya dia, pegang aja dadanya, jantungnya bakal detak lebih cepet."

Enemy [✓]Onde histórias criam vida. Descubra agora