t w e n t y s e c o n d

7.4K 1.3K 314
                                    

Bugh!

Soobin meninju pipi sebelah kiri Yeonjun saat yang lebih tua duduk di bawah pohon. Setelahnya, Soobin menarik kerah seragam pemuda Tiga Belas September itu, membuatnya berdiri, "MAKSUD YANG KEMARIN APAAN BANGSAT?!"

Yeonjun bingung. Serius.

Mencoba menghiraukan beberapa pasang mata yang semakin lama semakin banyak, Yeonjun menarik kerah seragam pemuda yang lebih tinggi, "Heh, lo yang apaan bangsat?"

"UDAH KEEMPAT KALINYA GUE BILANG, KAKAK LO ITU BRENGSEK. CHOI YEONJUN, SIALAN."

Soobin murka, meninju pipi Yeonjun tidak membuat dirinya puas. Merasa kurang, ia meninju perut Yeonjun, membuat sang empu sedikit meringis.

"A-akh, S-Soobin, serius. Gue gak mau berantem."

Yeonjun melepaskan eratannya pada kerah seragam Soobin. Tapi yang lebih muda malah mengeratkannya semakin kuat, membuat Yeonjun sedikit terangkat dari aspal sekolah.

"S-soobin, lepas."

Soobin menatap Yeonjun telak di bola matanya, "Choi Taehyung, brengsek." lalu kembali meninju wajah Yeonjun, hingga hidungnya mengeluarkan cairan kental berwarna merah.

Ah, darah.

"Uhuk, a-anjir stop please. Gu-gue mohon."

Cengkraman Soobin terlepas di kerah seragam Yeonjun, membuat pemuda yang lebih pendek terduduk lemas di halaman sekolah karena kesulitan bernapas saat diangkat.

"Salam buat Choi Taehyung, si breng—"

Bugh!

Soobin terjatuh di aspal. Meringis mendapati tinjuan di punggungnya tiba-tiba.

Bukan, bukan Yeonjun pelakunya.

"MAKSUD LO NGEDATE SAMA CEWEK GUE APAAN?!"

Hyunjin menarik kerah seragam Soobin, membawa Soobin ke hadapannya, "Abis lo ditangan gue." lalu menendang perut Soobin penuh tenaga, membuat sang empu terhempas di jalan.

"Ini apaan lagi maksudnya, anjing."

Soobin bangkit, sedikit terbatuk-batuk, masih merasakan nyeri di perutnya, "Yoora? si bacot itu? gak guna. Jijik serius."

Hyunjin mendekat ke hadapan Soobin, menarik kerah seragamnya, "Mati lo." lalu siap melayangkan tinjuan berikutnya di wajah Soobin—

Bugh!

—tapi gagal.

Hyunjin terhempas, telak mendapat pukulan di wajahnya oleh Yeonjun. Si pelaku mendekat ke hadapan Hyunjin, sedikit jongkok untuk menyamakan tinggi, lalu menarik kerah seragamnya, "Wah ada anjing yang baru nih." kemudian meninju wajah Hyunjin lagi sebagai penutup.

Yeonjun bangkit, menarik tangan Soobin menuju UKS, meninggalkan Hyunjin yang terkulai lemas di lapangan, masih dengan hidungnya yang tak henti-hentinya mengeluarkan darah, membuat lengan seragamnya ternodai warna merah akibat ia lap, setiap kali cairan itu turun dari hidungnya.

"Ah, darah sialan." umpat Yeonjun masih menarik Soobin yang sedari tadi terdiam, menurut.

Mereka sampai di UKS, Yeonjun cepat-cepat meraih kotak P3K—mencoba mandiri karena petugas kesehatan tidak kunjung ia lihat juga batang hidungnya.

Meraih tangan Soobin, mengisyaratkannya untuk duduk di kasur UKS. Lagi-lagi pemuda yang lebih muda hanya iya-iya saja.

Yeonjun meraih bangku kecil, lalu diletakan di sebelah kasur, dan duduk di atasnya, "Kasih gue lima menit. Nanti lo boleh puas pukulin gue lagi." lalu membuka kotak P3K, mengeluarkan obat-obatan yang diperlukan, "Punggung sama perut ka—aish darah bangsat."

Enemy [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang