t w e n t y f i f t h

7.2K 1.2K 245
                                    

"Hah?"

Soobin menangkis tangan Yeonjun dari dagunya, lalu mundur perlahan, buat yang lebih tua juga maju untuk mengikis jarak.

Yeonjun serem, Soobin jadi merinding.

"Iya, lo kan kayak kambing, harus dijagain."

"Gak denger gue pake headset." tukas Soobin lalu mendorong badan Yeonjun ke samping—untuk membuat jalan—lalu keluar dari toilet.

"Woi lo mau kemana?"

Soobin terhenti di ambang pintu, menoleh, "Mau pulang. Mampus bersihin sendiri tuh toilet. Shawn Mendes mau balik duluan! dah!"

Yeonjun menarik tangan Soobin, buat yang lebih muda terhenti lagi, "Hari ini lo pulang bareng gue." lalu kembali lagi pada kegiatan sebelumnya—membersihkan lantai.

"Lah? males banget."

"Harus."

"Maksa." tukas Soobin sembari memperhatikan Yeonjun membersihkan lantai.

Yeonjun mengelap dahinya yang basah oleh keringat, "Bukan gue yang mau."

Soobin menggaruk kepalanya yang tidak gatal, total dibuat bingung lagi, "Lah terus?"

Pemuda Tiga Belas September itu memutarkan kedua bola matanya, "Buka grup kinder joy mahal bangsat, kak Jung bilang hari ini kita berempat harus ketemuan, di rumah lo."

"Buat?"

"Tanya abang lo lah, emang gue tau."

Soobin mendecak, berpikir sebentar, "Y-yaudah gue tunggu di kantin. Males banget bantuin lo bersihin toilet, capek." lalu berlari kecil keluar toilet, entah kemana.

Yeonjun kembali fokus mengerjakan tugasnya karena kira-kira sepuluh bilik toilet masih menunggu untuk dibersihkan. Lebih cepat menyelesaikan hukumannya daripada sebelumnya karena tidak mau buat yang lebih muda menunggu terlalu lama.

Pemuda itu tertawa kecil, mengingat kejadian beberapa menit yang lalu, Soobin tidak tahu saja kalau yang lebih tua memiliki hobi baru saat ini ; membuat pipi Soobin memerah.

***

"Kok cepet?"

Yeonjun mengangkat kedua bahunya, "Emang ya?" lalu meraih ranselnya di atas meja kantin, "Makasih udah dibawain tas gue."

Soobin mengangguk, "Hooo, lo gak bersihin semua toiletnya ya?" lalu menyambar ranselnya juga di atas meja kantin, dan bangkit dari duduk.

"Semuanya ah, tapi cuma gue siram air doang." tukas Yeonjun di depan Soobin, sudah berjalan terlebih dahulu.

Soobin menyentil kepala belakang Yeonjun, "Wah parah lo. Lagian ngapain buru-buru dah?" ujar Soobin kemudian menyejajarkan jalannya dengan yang lebih tua.

"Not father. Nanti lo nunggu kelamaan."

"Untung udah kebal diginiin."

Yeonjun menoleh ke samping, "Diginiin apaan? emang fakta. Gue gak suka kalo ada orang yang nungguin gue lama-lama, gak enakan gue orangnya. Bukan cuma lo doang sih."

"Hm." Soobin memainkan kerikil sembari jalan, "Naik apa kita?"

"Naik bus."

"Anjing, kalo naik bus mah tadi gue duluan aja." tukas Soobin lalu menendang kerikil.

"Maunya naik apa? becak? bajaj? pesawat? bemo? motor ninja?" ujar Yeonjun lalu menoleh ke Soobin, "Gue gak pernah bawa motor ke sekolah, apalagi cuma buat gaya-gayaan."

Enemy [✓]Where stories live. Discover now