t w e l f t h

8.5K 1.4K 152
                                    

Kwon Yoora.

Pasti gadis itu menyesal bukan, sudah menolak dua kurcaci yang gantengnya melebihi Tukul Arwana.

Oke, enggak.

Soobin bangkit, mengusap bokongnya yang jatuh mengecup lantai, kemudian menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Yeonjun merangkul bahu Soobin, membawa lelaki Lima Desember itu berdiri sejajar dengan dirinya.

Mereka berdua hanya menyaksikan gadis most wanted itu merapihkan bukunya yang berjatuhan, mengikat kembali tali sepatunya yang terlepas dan mengusap rok sekolahnya yang ikut kotor karena Soobin tabrak tadi.

Soobin menatap Yeonjun-Yoora bergantian, Yeonjun yang merasa dirinya ditatap hanya mengangkat kedua bahunya.

"Tolongin goblok," bisik Soobin kepada Yeonjun.

Yang dibisikan menggeleng cepat, "lo aja setan,"

"Yaudah ini tangan lepas, jangan nyangkut mulu, gue patahin ya tangan lo kalo pegang-pegang,"

Yeonjun refleks melepaskan rangkulannya di bahu Soobin, bukannya membantu mantan Soobin malah diam di tempat.

Yoora bangkit, membungkuk sopan pada keduanya, "kalian udah akur?"

Soobin mengangguk cepat, "lah sejak kapan kita musuhan?" tukas Soobin sembari menatap Yeonjun kemudian menyodorkan tangan kanannya ke hadapan si musuh untuk mengajak tos.

Drama lagi.

Yeonjun merespon tos yang lebih muda, "oh jelas, kita kan damai kayak Ehsan Fizi," sembari tertawa kecil yang disambung anggukan oleh Soobin.

Si gadis menatap keduanya curiga, "kelas sembilan apaan dong? waktu kalian berantem di lapangan cuma gara-gara ngerebutin gue,"

"DIH JIJIK BANGET ANJIR, PEN BANGET DIREBUTIN LO,"

Soobin ngegas, Yeonjun cuma bisa nepuk-nepuk punggung Soobin—pakai tenaga maksimal—terus nyeletuk, "eh gak gitu Ra, nih bocah emang ember banget mulutnya, maaf ya Ra tadi Soobin udah nabrak lo,"

Yoora mengangguk, "santai aja, emang bener kok kalian nge—"

"APAAN SIH BER—"

"Udah Ra, gue duluan ya, daaah!"

Yeonjun narik tangan Soobin balik lagi ke atap, ninggalin Yoora yang masih diam tak berkutik di lorong sekolah. Sambil nge-bekap mulut Soobin yang gak bisa diam juga, Yeonjun pukul-pukul kepala Soobin kayak gendang. Gak keras sih, tapi cukup bikin Soobin lupa rumus fisika lah.

"Heh setan!" pekik Soobin pas mulutnya udah bebas dari tangan Yeonjun.

Mereka berdua duduk di tempat biasanya, seberang-seberangan.

"Sumpah ya! lo gila apa, pengen gue bacotin tuh cewek!" lanjut Soobin.

Yang lebih tua tidak merespon, sibuk menjadi pendengar.

"Nyesel banget anjir pernah suka sama dia," tukas Soobin sembari memutarkan kedua bola matanya.

Yeonjun mengangguk, "sama sih, tapi gitu-gitu dia cinta pertama kita,"

Soobin mengangkat sebelah alisnya, "hah gimana gimana? jangan ambigu dong,"

"Maksudnya dia cinta pertama lo sama gue, puas?"

Soobin mengangguk, "iya puas sat,"

"Menang muka doang kok bisa terkenal sih," gumam Soobin.

Yeonjun tertawa kecil, "kalo menang otak, kelamaan nunggu olimpiade, kalo menang duit kelamaan nyarinya,"

"Tapi dia cepet kalo cari muka,"

Yeonjun mengangguk saja, tetapi tiba-tiba dirinya mendapat lemparan sepatu dari seberang sana, "EH MONYET UDAH GUE BAIKIN MALAH DILEMPAR SEPATU,"

"YA LAGIAN LO NYA NGANGGUK-NGANGGUK DOANG KAYAK PATUNG HOKBEN," tukas Soobin.

"Sumpah tapi gue masih kesel, untung tadi gak kita bantu ya,"

Lagi-lagi Yeonjun hanya mengangguk.

"Oke stop, gue enggak ngangguk lagi," tukas Yeonjun pas dirinya ngeliat Soobin udah ancang-ancang untuk ngelempar sepatu kedua.

Soobin menggaruk kepalanya yang tidak gatal, "nih mungkin nih ya, buat kali ini doang, atau hari ini doang nih, mungkin tuh cewek di peringkat pertama orang yang gue benci kali, lo kegusur lah jadi dua, paling nih ya, paling besok naik lagi jadi paling atas,"

Yeonjun mendongak, menatap langit pagi yang bisa dibilang cerah untuk hari ini, "kalo di list gue, lo orang ketiga yang paling gue benci, Bin."

"Yang perta—"

Ting!

Ponsel Yeonjun berbunyi, Soobin di seberang hanya memperhatikan yang lebih tua mengetikan sesuatu di layar handphonenya. Melihat raut wajah Yeonjun yang tiba-tiba berubah membuat Soobin sedikit bingung.

"Emang yang pertama sia—"

Yeonjun mendongak, menatap Soobin telak di bola matanya, "bolos bareng, mau?"

***

***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Gemes :3

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Gemes :3

Enemy [✓]Where stories live. Discover now