Bagian 5

6 1 0
                                    

Di waktu yang sama. El Vigia Hill, Portugues Urbano.

Carolyne sudah bersiap pergi, bergegas turun dari lantai dua. Dia bertemu pelayan wanita bernama Mauricia, sedang membersihkan debu di area ruang tamu.

"Nona muda akan pergi?" tanya Mauricia dengan sopan, menghentikan tugasnya sejenak.

"Ya, aku akan makan siang bersama kawan-kawanku. Dimana Hilario?" balas Carolyne.

"Akan saya panggilkan, Nona," jawab Mauricia bergegas, saat Carolyne keluar pintu utama dan berdiri sejenak di teras rumah. Sesaat kemudian Mauricia kembali dan berdiri di sampingnya, saat mobil Mercedes Benz C-Class putih keluar dari ruang garasi dan berhenti di depan rumah.

"Aku pergi dulu," kata Carolyne berpamitan, masuk ke kabin belakang yang dibukakan oleh Mauricia, membalas, "Baik, Nona. Selamat bersenang-senang."

"Ya. Terima kasih, Mauricia," balas Carolyne tersenyum.

"Kita akan ke mana, Nona?" tanya Hilario, sang supir pribadi dari kabin kemudi. Segera dibalas Carolyne berkata, "La Guancha. Kau mengetahuinya?"

"Oh, kawasan dermaga yang indah. Nona muda pasti menyukainya," balas Hilario tersenyum sopan melajukan mobilnya pergi.

"Ya, kata kawan-kawanku seperti itu," balas Carolyne masih tidak paham.

Hilario hanya tersenyum, terus melaju menuju kompleks taman rekreasi tepi pantai, bernama La Guancha. Sebuah dermaga dikemas sedemikian rupa dengan kafe dan restoran berjajar di tepi dermaga, hingga wisatawan dapat bersantap sembari menikmati pemandangan laut. Terdapat mercusuar di ujung timur, juga dapat dikunjungi para wisatawan.

Carolyne segera bergabung dengan Diaz dan kawan-kawan satu geng-nya. Juga bersama kawan-kawan tim basket, dan Sebastian yang hadir paling akhir. Ini pertama kalinya Carolyne melihat penampilan Sebastian di luar jam sekolah. Dia cukup kagum, pemuda itu nampak tampan dengan setelan casual. Dan kali ini mengendarai mobil sport BMW Z-4 berwarna biru metallic. Karena di sekolah, para siswa tidak boleh membawa mobil sendiri.

Mereka makan siang di salah satu restoran dengan suasana ceria, berbincang akrab dan tertawa-tawa. Keceriaan itu terus berlanjut, sembari berfoto-foto di tepi dermaga, di antara keramaian wisatawan, burung-burung camar dan burung pelikan yang bebas berkeliaran di antara mereka semua.

Hingga saat Sebastian mendapat kesempatan untuk berdua bersama Carolyne. Bersantai menatap laut, saat kawan-kawan lain masih bersenang-senang mengabadikan momen.

"Kau menyukai suasana di sini?" tanya Sebastian membuka percakapan.

"Ya, tempat yang menyenangkan," jawab Carolyne tersenyum.

Sebastian juga tersenyum meliriknya, dan bertanya, "Ini pertama kali kau datang kemari?"

Carolyne mengangguk, berkata "Sesungguhnya, sejak dulu aku selalu menyukai suasana pantai. Saat di L.A., aku sering kali bersantai di tepi pantai."

"Tempat yang indah. Aku ingat Long Beach," balas Sebastian paham suasana kota itu, membuat Carolyne tiba-tiba terkejut girang, "Kau pernah ke sana?"

Sebastian tersenyum senang akan reaksinya, kemudian berkata, "Sepupuku tinggal di sana. Aku sempat berkunjung beberapa kali. Tapi itu dulu sekali."

Dia menatap laut lepas, menghayati ingatan masa kecilnya. "California, L.A., Long Beach. Aku selalu menyukai suasana saat matahari terbenam. Ujung langit yang berwarna keemasan, tiupan angin laut dan ombak. Sesuatu yang selalu membuatku merasa tenang."

Carolyne tersenyum ikut menghayati ucapan Sebastian, hingga mereka terdiam beberapa saat menatap lautan. Kemudian, Sebastian membuka percakapan baru, "Mengapa kau pindah kemari?"

This Garden, Little Heaven 1Where stories live. Discover now