SPECIAL STORY - Perjalanan Radith Pt.1

21.4K 2K 118
                                    

"Hati-hati. Jangan lupa kasih kabar. Jangan sampai ponsel kamu mati, oke?"

Ares berpesan kepada Renata sambil menunggu Radith, Rozzie, serta Aya sampai di bandara. Lelaki itu merapatkan jaket yang dikenakan Rena kemudian merangkul tubuh Rena erat. Renata sendiri hanya bisa pasrah dengan sikap lembut namun tidak overprotektif Ares. Ia hanya mengangguk-angguk dan membiarkan Ares merangkul tubuhnya erat di depan banyak orang.

"Siap, Bapak Ares."

Ares mengernyit tak setuju dengan panggilan Rena yang dibalas Rena dengan kecupan singkat di pipi Ares.

"Jangan lupa ajak di kembar ke pameran buku setelah pekan ujian, oke?"

Ares mengangguk.

"Kamu tahu, kan, sesibuk apapun aku, kamu tetap bisa nelpon aku kapan aja?"

"Mana mungkin aku nggak tahu?" balas Rena setengah menyindir.

"Kamu ngangenin, sih," goda Ares yang herannya masih membuat Rena tersipu-sipu setelah sekian tahun pernikahan mereka.

"Aku akan sering nelpon kamu, Res. Kamu juga tahu kalau aku nggak bisa terlalu lama jauh dari kamu, kan?"

"Ehm...."

Sebuah suara menginterupsi percakapan Rena dan Ares, suara Arsen. Rena dan Ares sama-sama tertawa melihat wajah mesem Arsen yang tampakya mulai overdosis melihat kemesraan Rena dan Ares.

Setelah memberikan wejangan kepada Rena, kini giliran Ares memberikan wejangan kepada putra sulungnya, Arsen.

"Kamu juga harus jaga diri di sana. Bantu Ayah jaga Bunda selama di sana, oke?"

"Will do, Ayah," jawab Arsen layaknya prajurit yang patuh.

"That's my boy."

Ares melakukan high-five dengan Arsen sebelum menghirup dalam-dalam rambut Rena dari puncak kepalanya. Dia pasti akan merindukan Rena di rumah, seharian. Jangan salahkan Ares kalau ia akan sering menelepon Rena dan Arsen hingga mereka jengah sendiri. Diam-diam, Ares tersenyum.

Kini pandangan Rena tertuju pada si kembar Alex dan Alfa yang sedang serius bermain PSP.

"Hei, kalian nggak mau meluk Bunda? Buda perginya lama, lho. Nanti kalian kangen."

Alex dan Alfa kompak menggeleng.

"Tidak, Bunda. Kata Ayah, kalau gentleman nggak boleh cengeng," sahut Alfa yang diamini oleh Alex.

"We are gentlemen," tegas Alex mendukung opini Alfa.

Rena Cuma bisa geleng-geleng kepala.

"Alex, Alfa, setelah ini PSP kalian Ayah sita karena minggu depan kalian akan masuk pekan ujian."

Alex dan Alfa sama-sama mengangguk patuh, tak merengek sama sekali. Rena sendiri terkejut sekaligus bersyukur bagaimana para putranya bisa tumbuh menjadi anak-anak yang begitu patuh.

Petang hampir tiba. Ares melepaskan kaca mata yang ia kenakan kala Range Rover sport hitam milik Keanu berhenti tak jauh dari mereka. Keanu, selaku pengemudi mobil muncul lebuh dulu untuk membukakan pintu depan penumpang untuk Radith. Menyusul Radith, di bagian penumpang belakang Rozzie keluar bersama Aya. Keduanya mengenakan jaket supertebal yang semestinya baru akan dipakai di tempat tujuan mereka, London.

Rena hanya bisa tertawa dalam hati. Sudah pasti Keanu yang memaksa mereka. Lelaki itu memang terlalu protektif terhadap keluarganya. Bahkan sekarang, Radith pun turut menjadi korban Keanu. Lihat saja bagaimana Keanu begitu hati-hati membantu Radith turun dari mobil layaknya ia seorang lansia yang menderita reumatik. Padahal, Radith masih tampak sangat bugar. Ia bahkan mampu turun dari mobil tanpa bantuan Keanu kalau saja Keanu tak berkeras membantu Radith.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 30, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

MASQUERADE PRINCEWhere stories live. Discover now