Dating Before Leaving

115K 9.2K 496
                                    

Rozzie mengusap wajahnya. Entah kenapa senyumnya mengembang seketika. Selintas wajah seorang lelaki terbayang di kepalanya. Sudah lebih dari 3 minggu ini ia merasa ada yang berubah dengan hidupnya. Sejak kehadiran Keanu dengan perasaan yang berbeda lebih tepatnya.

Ia tidak tau kalau hatinya akhirnya akan menyerah dan menerima takdir alam yang seakan selalu mempertemukannya pada lelaki itu. Lama - kelamaan pun Rozzie merasa memang ia harus menerima takdir bahwa Keanu adalah lelaki yang ditakdirkan untuknya. Takdir yang indah kata banyak orang. Seharusnya ia merasa beruntung dicintai oleh seorang Keanu Danishwara Gustoraharjo. Disaat semua perempuan berusaha mendapatkan hati Keanu, Rozzie justru tanpa perlu melakukan apapun telah memenangkan hati Keanu lebuh dulu sejak bertahun - tahun yang lalu.

Rozzie beranjak turun dari kasurnya. Ia segera menyambar handuk dan melangkah ke kamar mandi. Hari ini, seperti hari - hari sebelumnya, ia akan pergi ke kampus diantar Keanu. Setelah itu ia berencana bermain sebentar ke kantor Keanu untuk menemani lelaki itu makan siang, lalu setelahnya ia harus pergi ke tempat kursus bahasa asing seperti yang sudah dijadwalkan seminggu 3 kali.

Hampir satu jam Rozzie berkutat di kamarnya hanya demi tampil cantik di hadapan Keanu. entah sejak kapan ide itu bercokol di kepalanya. Ia perlu menampilkan bagian terbaik dirinya sebelum lelaki itu bertolak ke Jerman.

Rozzie pun bergegas turun ke bawah. Sudah jam 7 lewat 5 menit. Seharusnya Keanu sudah datang sejak setengah jam yang lalu. Seperti hari - hari sebelumnya, sambil menunggu Rozzie biasanya Keanu memilih berbincang pagi membahas topik hangat di koran bersama Radith.

Rozzie mengintip ke bawah dan melihat sosok Keanu yang sudah rapi dengan pakaian kerja formalnya. Lelaki itu terlihat tampan. Kenapa aku baru sadar sekarang? pikir Rozzie

Rozzie pun kembali melangkah sambil berusaha meredakan debar jantungnya. Sudah 3 minggu lebih selalu seperti ini apabila ia berada di dekat Keanu. Ia pun bingung kenapa reaksinya bisa seperti itu. Padahal selama bertahun sebelum ini ia justru selalu cuek bila Keanu menyapanya.

Keanu menatap Rozzie yang tampil begitu cantikhari ini hanya dengan sebuah rok pensil selutut berwarna magenta dan sebuah kemeja kotak - kotak berwarna merah muda berbahan shiffon. Pandangan melekat pada tubuh Rozzie bahkan hingga gadis itu kini berdiri tak jauh dari tempat duduknya.

"Mas Kean udah lama? maaf Rozzie tadi telat bangun," kilahnya. Padahal ia terlambat karena terlalu sibuk memilih pakaian apa yang harus dikenakannya di hadapan Keanu hari ini.

Keanu pun mengangguk. "Kamu sarapan aja dulu," ujarnya yang disambut anggukan patuh Rozzie.

Rozzie beranjak menuju meja makan lalu meraih dua batang pisang di meja dan meminum susu yang sudah disiapkan Bik Inah di meja. Bukannya ia diet, begitulah sarapan kilat Rozzie kalau sedang terburu - buru. Ia takut Keanu terlambat datang ke kantornya dan terkena cipratan kemarahan ayahnya, sang bos maha agung.

Rozzie pun berbalik kembali ke ruang tamu menghampiri Radith dan Keanu.

"Udah. Daddy. Zie pergi dulu ya," pemitnya pada ayahnya seraya mengecup kedua pipi dan kening ayahnya.

Radith mengangguk. "Hati - hati. Jangan pulang malam, sayang."

"Iya daddy. Ayo mas Kean," ajak Rozzie pada lelaki jangkung itu.

Kean pun bangkit dari tempat duduknya lalu berpamitan pada Radith. Setelah itu ia bergegas keluar membawa masuk Rozzie ke dalam SUV hitam gagah kebanggannya.

Suasana perjalanan terasa panjang akibat macet ibukota yang tak tertolong lagi. Di saat seperti ini Rozzie justru merasa iri karena sebentar lagi Keanu tidak akan merasakan hal semacam ini di Jerman.

MASQUERADE PRINCEWhere stories live. Discover now