44 - i'm here to ruin your day

Mulai dari awal
                                    

"Dengan menjadi teroris dan kriminal ternama."

"Maaf, Valor," cetus Ray tanpa disertai nada bersahabat, yang sesungguhnya jarang sekali ia gunakan, "kalau kau mau bilang menyesal atas semua perbuatan kita—"

"Aku tidak bilang begitu," buru-buru Valor menyela, sepintas terdengar panik. Kemudian dia membuang muka guna menghindari tatapan tajam yang dihujamkan Ray.

"Aku juga tidak," timpal Andromeda. "Aku hanya menunjukkan perspektif bos mengenai pembentukan kita—Venom, dan aku ingin kalian coba melihat melalui perspektif Valor, Atlas, dan aku sebagai anggota yang tidak terikat balas budi."

Atlas mengangguk seraya bersedekap. "Apa yang kita lakukan demi Connor sejauh ini telah melampaui harapan serta rencananya," ia menuturkan. "Pengeboman Hydra adalah akhir yang tidak sengaja kita lewati."

Alpha masih bungkam, duduk tidak nyaman di atas bangkunya. Barangkali hanya dia yang betul-betul menyukai tugas mereka, tidak ambil pusing soal siapa yang mesti membayar siapa, cukup berdiri untuk aksi dan aksi saja.

"Ya sudah," Lucille akhirnya kembali buka suara, kedengaran lebih rileks walau agak enggan. "Kau ingin kita berbuat apa kalau bukan menyelamatkan Bos? Bukan berarti aku bakal setuju, ya. Aku tetap berniat menyelamatkannya."

Andromeda melirik Atlas; Atlas menoleh ke arah Valor; Valor memelototi mereka berdua. Pilihan agar mereka berdiam dan tidak menyelamatkan Bos sudah diutarakan Andromeda beberapa saat lalu, dan dia tidak menerima dukungan barang satu orang pun. Kini, tampaknya Valor dan Atlas sedang mempertimbangkan ulang opsi tersebut.

Ketukan jemari Andromeda di permukaan meja menjalin sebuah nada. Segenap pilihan berkonsekuensi berenang-renang di benaknya, menunggu diambil dan diterapkan. Membiarkan Venom beraksi dalam jumlah enam orang niscaya menghancurkan solidaritas mereka, pun dia masih punya akal untuk merasa bersalah apabila skenario terburuk menimpa Connor.

"Bagaimana jika kita selamatkan Connor lalu akhiri semuanya?"

Atlas mempertahankan raut kalemnya selagi ide yang ia gagas memantul-mantul di seputar meja makan, melompat dari satu kepala ke kepala lain, keluar-masuk telinga orang-orang.

Andromeda langsung setuju. "Menyelamatkan kemudian diselamatkan. Terdengar cukup imbang buatku," sahutnya puas. "Lagi pula, Bos punya banyak kenalan yang bisa membantunya bersembunyi. Kita tinggal melangkah ke samping, pergi dan lupakan."

"Eh, tidak segampang itu," Max menanggapi ragu-ragu. "Wajah kita pasti sudah terpampang di mana-mana."

"Mayoritas penjahat di Aliansi Brengsek juga begitu, kok," dengus Valor. Ia mengernyit tatkala menerima beragam pandangan yang menyiratkan ketidakpercayaan. "Apa lihat-lihat?!"

Andromeda mengibaskan tangan. "Perkara bergabung atau tidaknya kita bersama Aliansi Penjahat mending dibahas belakangan saja. Sekarang, ada pertanyaan yang lebih mendesak dan aku penasaran apa jawaban kalian."

Timbul jeda selama sepersekian menit sampai mereka bersembilan berakhir mengutarakan kesepakatan. Menyelamatkan kemudian melepaskan sang bos—anak-anak ayam harus mulai belajar hidup mandiri.

Malam selepas diskusi panas itu, Jasper dan Lucille segera mengumpulkan informasi. Alpha merancang seragam baru dibantu mafia-mafia bawahan Lady Emely. Yang lain memanfaatkan istirahat serta latihan mereka sebaik mungkin.

Lima hari lantas berlalu. Tibalah Venom di masa kini, pada suatu sore nan berawan, sedang dalam perjalanan menuju Arterierrn menggunakan pesawat jet yang lagi-lagi merupakan pinjaman Lady Emely.

"Kau namakan apa seragam ini?" tanya Bellezza sembari menarik-narik fabrik seragam barunya yang berwarna hitam keunguan. "Kenapa tidak ada yang mengenakan Bunglon Berjoget?"

heart of terrorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang